Human Interes Story
Cerita Anas, Penambang Perahu yang Mencari Rezeki di Kawasan Wisata Danau Sipin, Kota Jambi
Cerita Anas, Penambang Perahu yang Mencari Rezeki di Kawasan Wisata Danau Sipin, Kota Jambi
Penulis: Miftahul Jannah | Editor: Deni Satria Budi

Cerita Anas, Penambang Perahu yang Mencari Rezeki di Kawasan Wisata Danau Sipin, Kota Jambi
Laporan Wartawan Tribunjambi.com, Miftahul Jannah
TRIBUNJAMBI.COM.JAMBI - Matahari tidak tampak memanasi bantaran Danau Sipin sore itu, Senin (17/2/2020). Cuaca mendung sepertinya akan menandakan turun hujan.
Tak terkecuali di tepi bantaran yang menghubungkan antara wisata Danau Sipin dan Danau Sipin Seberang, berjarak sekira 50 meter dari bawah jembatan menuju tepian penyeberangan Danau Sipin seberang.
Penyeberang perahu tambang terlihat lalu lalang beraktivitas, para penumpang perahu tambang ini terlihat bergiliran menaiki perahu saat jam sibuk seperti pulang kerja dan pulang sekolah.
Jasa perahu tambang diminati karena, selain bisa memangkas waktu perjalanan biasanya juga bisa murah.
Seorang laki-laki terlihat mengayuh dayung dan membantu penumpang menaiki perahu. Ia seperti tak menghiraukan cuaca yang mendung.
• Belum Lama Diresmikan Wisata Danau Sipin Terendam Banjir, Beberapa Bangunan Retak
• Cagar Budaya Rumah Batu Menanti Sentuhan, Rencana Pemkot Lakukan Pemugaran Terkendala Status Lahan
• Viral, Wanita Ini Minta Tolong Carikan Orangtuanya di Indonesia, Warga Twitter Gotong Royong Bantu
Anas. Itulah nama laki-laki berusia 35 tahun tersebut merupakan penambang perahu tradisional tanpa menggunakan mesin, hanya menggunakan tenaga untuk mengayuh dayung.
Sudah 22 tahun Anas bekerja sebagai penambang perahu, dan di atas perahu berdiameter 4 x 1/2 meter inilah Anas mengais rezeki.
Meski akses penyeberangan di sana bukan hanya perahu, Anas tetap setia menunggu penumpang, satu penumpang pun dilayani untuk diantar menyebrang.
"Kalau nunggu ramai dulu, perahu tambang bisa di tinggal penumpang. Karena di sini bukan hanya perahu yang digunakan orang untuk menyebarang, ketek juga ada," ujarnya, Senin (17/2/2020).
Menurut Anas, jasa perahu tambang masih diminati meski telah ada transportasi lain. Namun sebagian penumpang tetap memilih transportasi perahu, karena lebih irit biaya.

"Sejak ada transportasi ketek, jumlah penumpang turun, kalau dulu kita ramai, sekarang sudah sepi. Karena dulu cuma perahu yang ada untuk menyebrang, kalau sekarang sudah ada ketek. Sejak ada wisata Danau Sipin ini, jadi banyak ketek yang biasa untuk nelayan, sekarang digunakan untuk penyeberangan," sebut Anas.
Pada Senin hingga Kamis kata Anas, penumpang yang menggunakan jasa perahunya sekira 15 hingga 20 orang. Sedangkan Jumat hingga Minggu, bisa sekira 30 hingga 35 orang.
"Kalau hari Senin sampai Kamis itu lebih sepi karena biasanya yang menggunakan jasa kita cuma anak sekolah dan pegawai kantor. Sedangkan hari Jumat sampai hari Minggu, itu biasanya ramai karena banyak wisata-wisatawan yang berkunjung di Danau Sipin," ungkap bapak satu anak ini.