Human Interes Story

Cerita Anas, Penambang Perahu yang Mencari Rezeki di Kawasan Wisata Danau Sipin, Kota Jambi

Cerita Anas, Penambang Perahu yang Mencari Rezeki di Kawasan Wisata Danau Sipin, Kota Jambi

Penulis: Miftahul Jannah | Editor: Deni Satria Budi
zoom-inlihat foto Cerita Anas, Penambang Perahu yang Mencari Rezeki di Kawasan Wisata Danau Sipin, Kota Jambi
Tribunjambi.com/Miftahul Jannah
Cerita Anas, Penambang Perahu yang Mencari Rezeki di Kawasan Wisata Danau Sipin, Kota Jambi

Saat ini kata Anas, penambang perahu di kawasan tersebut berjumlah 8 orang, di antaranya 5 orang laki-laki dan 3 orang perempuan, yang sudah mulai menua.

Penghuni Danau Sipin, Mengenal Masyarakat Legok dan Mengenal Kearifan Lokalnya
Penghuni Danau Sipin, Mengenal Masyarakat Legok dan Mengenal Kearifan Lokalnya (Tribunjambi/Dedy Nurdin)

"Kalau kita yang laki-lakinya ada 5 orang, sedangkan yang perempuannya ada 3 orang, itu pun ibu-ibu yang sudah tua. Kita panggil nenek karena sudah mulai lanjut usia," kata dia.

Sedangkan tarif penumpang menyeberang Rp 2 ribu untuk anak sekolah, dan Rp 3 ribu untuk orang dewasa. Wisatawan yang ingin mengelilingi wisata Danau Sipin melalui akses danau, di kenai tarif Rp. 30 ribu untuk 5 hingga 8 orang penumpang.

"Iya, harganya memang beda-beda dikondisikan dengan kebutuhan penumpang," sebutnya.

Dilanjutkan Anas, selama menjadi penambang perahu kendala yang ia hadapi adalah ketika air banjir, meski saat banjir lebih banyak penumpang yang menggunakan transportasi perahu, namun arus banjir menjadi kendala karena air danau lebih deras dari biasanya, membuat penambang perahu harus lebih kuat untuk menahan kayuh.

Penambang perahu di kawasan Wisata Danau Sipin
Penambang perahu di kawasan Wisata Danau Sipin (Tribunjambi.com/Miftahul Jannah)

"Kalau lagi banjir itu kita harus lebih ekstra hati-hati karena arusnya lebih kuat dari biasanya," ungkapnya.

Selain itu juga saat cuaca panas dan pada saat hujan, menjadi kendala, karena perahu yang ia gunakan untuk menambang tidak memiliki atap untuk berteduh.

"Perahunya ya begini, tidak ada atap jadi kalau hari hujan dan panas kasihan sama penumpang, kalau saya udah biasa," lanjutnya.

Sementara itu, dirinya juga mengatakan penurunan penumpang di karenakan, penambang ketek sering kali menawari penumpang dengan harga yang murah dari biasa. Sehingga penambang perahu yang terkena dampaknya.

"Kadang mereka bisa tawari harga lebih murah dari biasa, terkadang harganya hampir sama dengan harga perahu, jadi penumpang lebih pilih naik ketek," sebutnya.

Anas berharap agar pemerintah Kota Jambi memberikan tempat khusus antara penambang ketek dan perahu, yang ada di kawasan wisata Danau Sipin, agar terhindar dari persaingan.

"Saya harap Pemerintah Kota juga lebih memperhatikan, para penambang yang ada di kawasan wisata Danau Sipin, kalau bisa di kasih tempat terpisah antara penambang ketek dan perahu supaya tidak ada perselisihan, karena di sini kita sama-sama cari rezeki, " tutupnya.

Cerita Anas, Penambang Perahu yang Mencari Rezeki di Kawasan Wisata Danau Sipin, Kota Jambi (Tribunjambi.com/Miftahul Jannah)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved