Diduga Sindir Presiden Jokowi Hingga Sebut Nama Jan Ethes, Seorang Dosen Dinonaktifkan Pihak Kampus

Sucipto Hadi Purnomo, dosen di Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini dinonaktifkan sebagai dosen oleh pihak kampus pada Rabu (12/2/2019). Sucipto di

Editor: rida
Twitter @jokowi
Presiden Jokowi dan Jan Ethes 

TRIBUNJAMBI.COM- Sucipto Hadi Purnomo, dosen di Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini dinonaktifkan sebagai dosen oleh pihak kampus pada Rabu (12/2/2019).

Sucipto diduga melakukan ujaran kebencian terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui akun Facebook miliknya.

Meski meragukan tuduhan itu, Sucipto tetap mengikuti proses tersebut.

Dikenal Sebagai Psikolog, Dedy Susanto Dituding Sebagai Penjahat Kelamin Pasiennya Jadi Korban

Batik Air Sambut 18 Awak Penerbangan Misi Kemanusiaan Rute Soekarno- Hatta, Tangerang - Wuhan- Batam

Ingat Istri Antar Suami Untuk Nikah Lagi? Istri Keduanya Ogah Serumah Istri Pertama, Ini Alasannya

Postingan SHP yang diduga sebagai ujaran kebencian kepada Presiden Jokowi.(KOMPAS.com/facebook pribadi)
Postingan SHP yang diduga sebagai ujaran kebencian kepada Presiden Jokowi.(KOMPAS.com/facebook pribadi) ()

Selama dinonaktifkan, Dosen Fakultas Bahasa dan Seni ini akan lebih banyak menulis.

Menurutnya, dengan menulis dapat merekam jejak pemikiran yang tak pernah lekang dimakan oleh waktu.

"Tak pernah ada yang berbekas, kecuali yang dituliskan," kata Sucipto kepada Kompas.com, Minggu (16/2/2020).

Dosen yang mengajar di jurusan Bahasa dan Sastra Jawa sejak 2005 ini memang aktif menulis berbagai artikel tentang pendidikan dan kebudayaan.

Salah satunya tentang cerita bersambung sepanjang 868 seri berjudul Saridin Mokong yang bercerita tentang sosok yang dianggap melakukan perlawanan.

Hampr semua karya tulisannya pernah dimuat di media massa.

Sementara saat ini, dia mengaku berencana merampungkan penulisan buku terbarunya yang ia beri judul "Menjerat Plagiat".

"Sekarang masih proses editing. Sumber saya dapatkan dari hasil pemeriksaan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, terutama terkait dengan kasus plagiasi," ujar Sucipto.

Pembangunan Box Culvert di Desa Danau Sarang Elang, Muarojambi, Disoroti Dewan, Ini Masalahnya

Luluhnya Hati Jenderal Andika Perkasa, Jenguk Prajuritnya yang Alami Kebutaan Sebelum ke Lebanon

VIDEO Viral Detik-detik Pengantin Pria Dihajar Keluarga Pengantin Wanita hingga Masuk Kolong Bus

Pria yang pernah memprakarsai penerbitan sejumlah buku sastra Jawa ini bercerita, inspirasi buku tersebut dia dapatkan dari perjumpaan langsung dengan kasus-kasus plagiarisme di berbagai perguruan tinggi.

Selain buku yang sedang ditulism dia juga mengaku telah menelurkan dua buah buku berjudul "Belajar Dusta di Sekolah Kita" di tahun 2008 dan buku "Wong Jowo Kok (Ora) Ngapusi" pada tahun yang sama.

Buku tersebut merupakan kumpulan esai dan opini yang berbicara mengenai dunia pendidikan dengan pendekatan kritis.

Sementara buku satunya, ditulis menggunakan bahasa Jawa yang menyoal tentang hal-hal kontekstual, tapi dengan perspektif kultural dalam bingkai tradisi Jawa.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved