Kejadian Pasca WF Ditembak Mati

Siapa Sebenarnya Wahyu Firmansyah? Diduga Anggota Jamaah Ansharut Daulah

Peristiwa terjadi di Jalan Lintas Tebo- Bungo KM 5 Dusun Bogo Rejo, Kelurahan Tebing Tinggi, Kecamatan Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi

Editor: Duanto AS
Istimewa
ILUSTRASI - Tim Densus 88 mengamankan terduga Teroris di Rupat, pada Jumat (18/5/2018). 

Siapa Sebenarnya Wahyu Firmansyah? Diduga Anggota Jamaah Ansharut Daulah

TRIBUNJAMBI.COM - WF (29) , terduga teroris di asal Jambi yang tewas ditembak Densus 88 di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau pada Kamis (6/2/2020) sore diduga anggota Jamaah Ansharut Daulah.

Sebelum penangkapan yang berakhir tewasnya WF, pada Desember 2019, Wahyu Firmansyah melakukan penusukan ke Bripda Saud, anggota Densus 88 saat berada di Jambi.

Peristiwa terjadi di Jalan Lintas Tebo- Bungo KM 5 Dusun Bogo Rejo, Kelurahan Tebing Tinggi, Kecamatan Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi, pada Rabu (18/12/2019) siang, tahun lalu.

Apakah organisasi Jamaah Ansharut Daulah itu?

Air Liur Anak dan Istri WF Diambil untuk Sampel DNA, Terduga Teroris Asal Jambi Tewas Ditembak

WF (29) Terduga Teroris Asal Jambi yang Tewas Meninggalkan 1 Istri dan 1 Anak Berusia 7 Bulan

Jamaah Ansharut Daulah ( JAD ) merupakan sebuah kelompok militan Indonesia yang dilaporkan memiliki kaitan dengan pengeboman Surabaya pada 2018.

Negara Islam Irak dan Suriah telah mengklaim bahwa mereka bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.

Pada 2017, kelompok ini telah diakui sebagai organisasi teroris oleh Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat.

Pada 31 Juli 2018 , pengadilan di Jakarta Selatan membuat putusan yang melarang organisasi tersebut, yang memungkinkan penangkapan semua anggota dan organisasinya.

Melansir artikel kompas.com yang tayang pada Mei 2029, Polri terus melakukan melakukan upaya penangkapan atau preventive strike terhadap terduga pelaku terorisme.

Sepanjang 2019, tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri telah menangkap 68 terduga pelaku terorisme jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

"Kami melakukan upaya paksa penangkapan terhadap 68 tersangka," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal M Iqbal saat konferensi pers di Gedung Humas Polri, Jakarta Selatan, Jumat (17/5/2019).

Korban Terus Berjatuhan, Rumah Kremasi Ini Sebut Bakar 100 Korban Virus Corona Per Hari

Berikut fakta-fakta terkait penangkapan terduga teroris sepanjang 2019 yang dirangkum Kompas.com:

1. Penangkapan paling banyak pada bulan Mei

Iqbal merinci, ada empat terduga teroris yang ditangkap pada Januari 2019. Kemudian pada Februari 2019 terdapat satu tersangka yang ditangkap.
Sementara pada Maret 2019, sebanyak 20 tersangka dan 14 terduga teroris ditangkap selama pada April 2019.

Pada Mei ini ditangkap sebanyak 29 terduga teroris. Angka ini menjadi angka paling tinggi bagi Polri dalam menangkap anggota jaringan teroris.

2. Beberapa terduga teroris pernah ke Suriah

Dari 29 tersangka yang ditangkap selama Mei 2019, sebanyak 18 tersangka ditangkap di Jakarta, Bekasi, Karawang, Tegal, Nganjuk, dan Bitung.
Sementara itu, 11 tersangka lain ditangkap di Jakarta, Grobogan, Sukoharjo, Sragen, Kudus, Jepara, Semarang, dan Madiun.

Dari 11 tersangka, 9 terduga teroris merupakan anggota aktif JAD.

Mereka telah mengikuti pelatihan di dalam negeri dan selanjutnya berangkat ke Suriah sebagai foreign terrorist fighter (FTF).

Adapun dua orang lainnya merupakan deportan.

"Keterlibatan dua tersangka yaitu deportan. Mereka ini deportan, hijrah ke Suriah dan mereka belajar membuat bom asap di Camp Aleppo," kata Iqbal.
3. Diduga berencana serang kerumunan massa saat 22 Mei 2019

Menurut keterangan polisi, salah satu peran terduga teroris tersebut ialah berencana memanfaatkan momen hasil pengumuman rekapitulasi resmi Pemilu 2019 oleh KPU pada 22 Mei 2019.

"Keterlibatan tersangka kelompok JAD, yaitu menyembunyikan DPO JAD di Lampung, merencanakan aksi amaliyah atau teror dengan menyerang kerumunan massa pada 22 Mei mendatang dengan menggunakan bom," ujar Iqbal.

Ditilang Makin Nekat, Pria Ini Langsung Cekik Polantas Saat Bertugas, Begini Nasib Pelaku Sekarang

4. Pengakuan seorang terduga teroris

Polri menayangkan sebuah video yang memperlihatkan seorang terduga teroris yang mengaku akan melakukan aksi dengan memanfaatkan momentum pengumuman penetapan pemenang Pemilu 2019 pada 22 Mei 2019.

Dalam video tersebut, seorang terduga teroris yang mengaku berinisial DY alias Jundi alias Bondan mengungkapkan rencana penyerangannya pada 22 Mei 2019.

Ia juga mengaku telah merangkai bom untuk melancarkan aksinya tersebut.

DY alias Jundi menilai momentum tersebut tepat untuk melakukan serangan.

Alasannya, proses demokrasi dikatakan tidak sesuai dengan keyakinannya.

"Yang mana pada tanggal tersebut sudah kita ketahui bahwa di situ akan ada kerumunan massa yang merupakan event yang bagus untuk saya untuk melakukan amaliyah, karena di situ memang merupakan pesta demokrasi yang menurut keyakinan saya adalah sirik akbar yang membatalkan ke-Islaman. Yang termasuk barokah melepas diri saya dari kesyirikan tesebut," tutur dia.

Jokowi Wacana Pulangkan WNI Mantan ISIS, Gus Nadir: Presiden Tidak Boleh Berwacana Pribadi

Masyarakat Tolak Wacana Pemulangan WNI Eks ISIS Demi Keutuhan dan Kemashlahatan Bangsa

Pengakuan Wanita Eks ISIS - Terbujuk Janji Manis hingga Anggota Perempuan Hanya Jadi Pabrik Anak

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved