Pilu, Anak Berkebutuhan Khusus Meninggal karena Ayahnya Dikarantina Akibat Virus Corona
Ayah Cheng dan adik laki-lakinya 11 tahun yang penderita autis, dikarantina pada 24 Januari 2020 setelah mengeluh demam.
"Saya punya dua putra cacat. Putra sulungku Yan Cheng menderita celebral palsy.
Dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya, dia tidak bisa berbicara atau menjaga dirinya sendiri.
Dia sudah berada di rumah sendirian selama enam hari, tanpa seorangpun memandikannya atau mengganti pakaiannya.
Dan dia tidak makan atau minum," tulis Xiaowen yang kemudian dihapusnya.
Sebelum mengeluh demam, Xiaowen dan keluarganya melakukan perjalanan dari Wuhan menuju desa leluhur mereka pada 17 Januari 2020 untuk merayakan Tahun Baru Imlek.
Tiga hari kemudian, Xiaowen merasa tidak enak badan.
Di sisi lain, Damihexiaomi (komunitas untuk keluarga anak autis dan kondisi lainnya di WeChat), melaporkan seorang bibi telah memberi makan Cheng tiga kali dalam sehari.
Namun, bibi tersebut mengubah jadwal dan hanya memberi makan Cheng sebanyak dua kali.
• BREAKING NEWS: Teroris Asal Jambi Ditembak Mati di Riau, Lebih 100 Polisi Mengepung
• Artis Seksi Ini Nangis Dikirim Santet, Paranorman Ini Ungkap Siapa Pelakunya: Dia Pengusaha!
Hal ini dikarenakan kondisi kesehatan si bibi semakin memburuk.
Sehari sebelum Cheng meninggal, si bibi sempat melihat keponakannya tersebut.
Berita kematian Cheng membuat warganet geram.
"Anak seseorang meninggal. Mengapa mereka hanya dipecat dari pekerjaannya?"
"Kader desa, kamu tahu berapa banyak makananan yang harus kamu makan dalam sehari. Bagaimana anda bisa lupa berapa banyak makanan yang harus diberikan pada orang lain?"

Sementara itu, seorang pejabat di Kementerian Urusan Sipul, Chen Yueliang, mengatakan orang-orang berkebutuhan khusus dan keluarga kurang mampu harus menjadi target utama perawatan.
"Mereka adalah target penting perawatan organisasi sosial masyarakat."