Heboh Virus Corona Rugikan Nelayan Sabak, Kab Tanjab Timur Karena Tak Bisa Ekspor Udang Ketak
Dia mengatakan, sudah 10 hari mereka tidak bisa mengekspor udang tersebut akibat maraknya virus corona.
Penelusuran Tribun Jambi lumpuhnya ekspor udang ketak ke luar negeri tidak hanya terjadi di Kecamatan Kuala Jambi.
Persoalan sama dialami para nelayan udang ketak di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Nelayan udang ketak di Lambur Luar, Samsu (45) mengaku sudah sepekan ini ia tidak lagi memburu udang tersebut.
Alasannya, kata dia, tidak lagi ada penampung yang mau mengambil udang tersebut.

Menurut dia, mereka adalah bagian dari rantai ekspor udang ketak. Dari nelayan, komoditas tersebut ditampung oleh tauke untuk dikirim ke Jakarta. Para tauke di Jakarta inilah yang tak bisa mengekspornya.
"Alasanya selain dampak wabah virus corona, tauke besar di Jakarta tidak dapat mengekspor udang ke luar sehingga barang mubazir," ujarnya.
Mereka tak melaut karena, alat tangkap yang dimiliki alat tangkap khusus udang ketak.
Sementara itu Hasan tauke udang di Desa Lambur Luar, kepada Tribun Jambi menuturkan, udang diekspor melalui jalur udara.
Diperketatnya pintu masuk dan ke luar China turut menganggu aktivitas ekonomi tersebut.
Berbeda dengan nelayan lainnya, kondisi ini menurut dia justru sudahn terjadi sejak Imlek lalu.
“Perkiraan awal kami mengira karena tauke sedang libur Imlek namun setelah itu hingga saat ini tidak menerima lagi,” sebutnya. Terakhir kali ia mengirim udang pada 29 Januari lalu.
Pada hari biasa ia bisa memutar uang sekitar Rp14 juta utnuk mengekspor udang ini. Satu boks udang dihargai sekitar Rp3,5 juta.
Sehari-hari Hasan menampung udang dari sekitar 40 orang nelayan.
• Foto Viral Pernikahan Mewah Putri Calon Bupati Jember Bernuansa Film Aladdin, Ivan Gunawan Merancang
• Hampir Serupa dengan SARS, Benarkah Musim Panas Bisa Bunuh Virus Corona di China?
"Jadi terpaksa nelayan udang ketak harus beralih profesi, karena nelayan udang tidak bisa nyambi sebagai nelayan ikan karena perbedaan jaring," sebutnya.
Kepala Dinas Perikanan Tanjung Jabung Timur, Ibnu Hayat dikonfirmasi via telepon kemarin mengakui adanya penghentian ekspor tersebut.
Menurutnya, kondisi ini hukum dalam dunia perdagangan. Jadi, kata dia, pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa, karena itu terjadi di seluruh dunia.
Dia bilang saat ini aktitas ekspor dan impor China-Indonesia ditutup guna mengantisipasi masuknya virus Corona di Indonesia.
"Ya, kita tidak bisa membuat kebijakan terkait ekspor udang nenek ini. Karena ini bukan terjadi di Tanjabtim saja, tapi nasional. Pemerintah daerah tidak bisa berbuat banyak," tegasnya. (Tribunjambi.com)