Heboh Virus Corona Rugikan Nelayan Sabak, Kab Tanjab Timur Karena Tak Bisa Ekspor Udang Ketak
Dia mengatakan, sudah 10 hari mereka tidak bisa mengekspor udang tersebut akibat maraknya virus corona.
Heboh Virus Corona Rugikan Nelayan Sabak, Kab Tanjab Timur Karena Tak Bisa Ekspor Udang Ketak
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Hebohnya penyebaran virus corona turut memukul aktivitas perekenomian. Tak terkecuali bagi para nelayan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Para nelayan udang ketak atau udang nenek tak dapat mengekspor udang mereka.
Untuk diketahui, China menjadi salah satu tujuan ekspor komoditas laut dari Tanjab Timur tersebut.
Sejumlah tauke udang ketak atau udang nenek di Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
"Lihat sendirilah bang, dak ado lagi udang nenek yang ditampung untuk kami ekspor," beber Atta, pengelola usaha udang nenek di Parit Tiga, Kelurahan Tanjung Solok, Kecamatan Kuala Jambi, Rabu (5/2).

Dia mengatakan, sudah 10 hari mereka tidak bisa mengekspor udang tersebut akibat maraknya virus corona.
Imbas lanjutannya, para nelayan yang biasanya mencari udang tersebut juga memilih tak melaut.
Padahal saat ini menurut dia, waktu yang tepat untuk mendapatkan udang ketak lebih banyak karena cuaca mendukung.
"Kalau cuaca saat ini ngisi (sedang banyak-banyaknya, red) nian udang nenek di laut. Akibat virus corona dan para nelayan tak lagi melaut mencari udang nenek," bebernya.
Kata dia, selama ini permintaan pasar terhadap udang tersebut sangat tinggi.
Dan itu, kata diam membuat para pengusaha dan pengepul kewalahan memenuhi permintaan.
• Dihukum 30 Tahun penjara, Ini Sel yang Ditempati Reynhard Sinaga hingga 2 Gelar Magister Dicabut
• Dibandingi Suaranya dengan Mulan Jameela, Maia Estianty Langsung Beri Pesan Menohok: Maaf Ya, Haha
"Apalagi saat memasuki hari besar seperti tahun baru Imlek, biasanya permintaan hasil laut cukup tinggi, dan harga jual juga ikut naik. Namun dengan adanya virus corona, membuat harga jual turun drastis dan bahkan tidak laku," katanya kecewa.
Ia berharap persoalan virus corana yang menjadi masalah global bisa segera tertangani.
“Ya paling tidak ada solusi dari pemerintah agar udang nenek ini bisa laku di pasaran hingga sampai pengeksporan ke luar negeri," harapnya.
Penelusuran Tribun Jambi lumpuhnya ekspor udang ketak ke luar negeri tidak hanya terjadi di Kecamatan Kuala Jambi.
Persoalan sama dialami para nelayan udang ketak di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Nelayan udang ketak di Lambur Luar, Samsu (45) mengaku sudah sepekan ini ia tidak lagi memburu udang tersebut.
Alasannya, kata dia, tidak lagi ada penampung yang mau mengambil udang tersebut.

Menurut dia, mereka adalah bagian dari rantai ekspor udang ketak. Dari nelayan, komoditas tersebut ditampung oleh tauke untuk dikirim ke Jakarta. Para tauke di Jakarta inilah yang tak bisa mengekspornya.
"Alasanya selain dampak wabah virus corona, tauke besar di Jakarta tidak dapat mengekspor udang ke luar sehingga barang mubazir," ujarnya.
Mereka tak melaut karena, alat tangkap yang dimiliki alat tangkap khusus udang ketak.
Sementara itu Hasan tauke udang di Desa Lambur Luar, kepada Tribun Jambi menuturkan, udang diekspor melalui jalur udara.
Diperketatnya pintu masuk dan ke luar China turut menganggu aktivitas ekonomi tersebut.
Berbeda dengan nelayan lainnya, kondisi ini menurut dia justru sudahn terjadi sejak Imlek lalu.
“Perkiraan awal kami mengira karena tauke sedang libur Imlek namun setelah itu hingga saat ini tidak menerima lagi,” sebutnya. Terakhir kali ia mengirim udang pada 29 Januari lalu.
Pada hari biasa ia bisa memutar uang sekitar Rp14 juta utnuk mengekspor udang ini. Satu boks udang dihargai sekitar Rp3,5 juta.
Sehari-hari Hasan menampung udang dari sekitar 40 orang nelayan.
• Foto Viral Pernikahan Mewah Putri Calon Bupati Jember Bernuansa Film Aladdin, Ivan Gunawan Merancang
• Hampir Serupa dengan SARS, Benarkah Musim Panas Bisa Bunuh Virus Corona di China?
"Jadi terpaksa nelayan udang ketak harus beralih profesi, karena nelayan udang tidak bisa nyambi sebagai nelayan ikan karena perbedaan jaring," sebutnya.
Kepala Dinas Perikanan Tanjung Jabung Timur, Ibnu Hayat dikonfirmasi via telepon kemarin mengakui adanya penghentian ekspor tersebut.
Menurutnya, kondisi ini hukum dalam dunia perdagangan. Jadi, kata dia, pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa, karena itu terjadi di seluruh dunia.
Dia bilang saat ini aktitas ekspor dan impor China-Indonesia ditutup guna mengantisipasi masuknya virus Corona di Indonesia.
"Ya, kita tidak bisa membuat kebijakan terkait ekspor udang nenek ini. Karena ini bukan terjadi di Tanjabtim saja, tapi nasional. Pemerintah daerah tidak bisa berbuat banyak," tegasnya. (Tribunjambi.com)