Ekspor Udang Tanjabtim Kena Dampak

Tauke Udang Ketak di Jambi Ketar-ketir karena Virus Corona, Awalnya Kira karena Liburan Imlek

Awalnya, Hasan mengira karena tauke di Jakarta sedang merayakan Imlek. Namun ternyata sampai sekarang tidak menerima udang lagi.

Penulis: Abdullah Usman | Editor: Duanto AS
Tribun Jambi/Zulkifli
Udang ketak atau juga biasa dikenal dengan sebutan udang nenek, menjadi komoditas hasil laut primadona bagi nelayan di Kelurahan Mendahara, Kecamatan Mendahara Ilir, Tanjung Jabung Timur. 

Tauke Udang Ketak di Jambi Ketar-ketir karena Virus Corona, Awalnya Kira karena Liburan Imlek

TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Saat ini nelayan dan tauke udang ketak di Kabupaten Tanjab Timur ketar-ketir.

Apa sebabnya? Ternyata ekspor udang ketak Jambi ke luar negeri terhenti karena virus corona.

Hasan, tauke udang di Desa Lambur Luar, menuturkan untuk sementara ini memang ekspor udang disetop dulu karena pengiriman udang ke luar disetop.

Udang ketak atau juga biasa dikenal dengan sebutan udang nenek, menjadi komoditas hasil laut primadona bagi nelayan di Kelurahan Mendahara, Kecamatan Mendahara Ilir, Tanjung Jabung Timur.
Udang ketak atau juga biasa dikenal dengan sebutan udang nenek, menjadi komoditas hasil laut primadona bagi nelayan di Kelurahan Mendahara, Kecamatan Mendahara Ilir, Tanjung Jabung Timur. (Tribun Jambi/Zulkifli)

"Biasanya udang yang diekspor melalui jalur penerbangan, mungkin karena disetop tidak bisa lagi dilakukan, tapi tidak tahu pasti apa penyebabnya kita juga menunggu kabar dari Jakarta," tambahnya.

Penghentian beli udang ini terjadi sejak Imlek lalu.

Awalnya, Hasan mengira karena tauke di Jakarta sedang merayakan Imlek.

BREAKING NEWS: Dampak Virus Corona, Ekspor Udang Ketak Tanjabtim Lumpuh Total

Mengapa Ekspor Udang Ketak Jambi ke Luar Negeri Putus karena Virus Corona? Terungkap Kondisinya

Ibnu Hayat Akui Pemerintah Tak Bisa Apa-apa saat Ekspor Udang Ketak Kena Dampak Virus Corona

Namun ternyata sampai sekarang tidak menerima udang lagi.

Di hari biasanya, Hasan mengatakan per hari bisa 300-400 ekor udang ketak diekspor.

Nilai itu mencapai Rp 3,5 juta dalam satu box pengiriman.

"Jika ditotal per hari bisa berputar uang sekitar Rp 14 jutaan," tuturnya.

"Sekarang sudah sepekan tidak ada ekspor impor, Hitung saja beberapa dampak kerugiannya. Yang lebih sedih lagi para nelayannya," tambah Hasan.

Keadaan tersebut memaksanya ikut menyetop penerimaan udang ketak dari nelayan.

Tercatat nelayan yang terdaftar di anggota nelayan kita saja ada 40 pompong, belum nelayan udang ketak lainnya yang jumlahnya mencapai ratusan nelayan.

Masuki Bulan Desember, Nelayan di Tanjab Timur Mulai Hadapi Ancaman Gelombang Tinggi Mulai
Nelayan di Tanjab Timur (tribunjambi/Abdullah Usman)

"Terpaksa nelayan udang ketak harus beralih profesi, karena nelayan udang tidak bisa nyambi sebagai nelayan ikan karena perbedaan jaring," sebutnya.

Sejak pengiriman terakhir 30 Januari lalu, hingga saat ini tidak ada lagi pengiriman udang keluar.

"Sekarang di bak penampungan hanya menyisakan satu ekor udang saja," pungkasnya.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tanjab Timur, Ibnu Hayat, saat dihubungi via telepon Rabu (5/2), membenarkan hal tersebut.

Kasus Penganiayaan Bayi di Tebo, Polisi Observasi Kejiwaan Pelaku

Dia mengungkapkan sampai sekarang pihaknya belum mendapatkan laporan terkait penjualan udang.

Namun, ia mengaku pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa, karena hal penghentian perdagangan udang terjadi di seluruh dunia.

Memang lanjutnya, saat ini untuk ekspor dan impor telah ditutup untuk di China, karena antisipasi masuknya virus corona di Indonesia.

"Ya, kita tidak bisa membuat kebijakan terkait ekspor udang nenek ini. Karena ini bukan terjadi di Tanjabtim saja, tapi nasional. Pemerintah daerah tidak bisa berbuat banyak," tegasnya.

100-an nelayan alih profesi

Imbas virus corona bukan hanya di kesehatan, melainkan sampai ke perekonomian.

Nelayan dan pengusaha udang ketak di Kabupaten Tanjab Timur, Provinsi Jambi, terkena imbasnya.

Beras 5 Ton Belum Disalurkan Pada Korban Banjir di Limun, Ini Alasan Dinsos Sarolangun

Saat ini, lebih dari 100 nelayan udang ketak di Lambur Luar terpaksa beralih profesi akibat dampak virus corona.

Pengepul mengatakan sudah sepekan ini ekspor udang lumpuh, Rabu (5/2).

Mengapa ekspor udang ketak dari Jambi ke luar negeri putus?

Permasalahan putusnya ekspor udang ketak keluar negeri diduga dampak dari heboh virus corona.

Dari penelusuran Tribunjambi.com lumpuhnya ekspor udang ketak ke luar negeri tidak hanya terjadi di Kecamatan Kuala Jambi, namun hampir merata di Tanjabtim.

Penuturan nelayan

Samsu (45) seorang nelayan udang ketak di Lambur Luar, menuturkan sudah sepekan ini tidak lagi memburu udang.

Penyebanya, tidak lagi ada lagi penampung yang mau mengambil udang ketak.

Secara pasti, Samsu tak mengetahui penyebabnya.

"Yang jelas, informasi yang beredar disebabkan karena wabah virus corona. Selain itu tauke besar yang ada di Jakarta tidak tahu harus ekspor ke mana karena pelanggannya tidak lagi menerima," lanjutnya.

"Alasannya selain dampak wabah virus corona. Selain itu tauke besar di Jakarta tidak dapat mengekspor udang keluar sehingga barang mubazir," ujarnya.

Keadaan itu membuat para nelayan udang ketak kebingungan.

Pasalnya menangkap udang ketak sudah menjadi mata pencaharian mereka.

"Kalau sekarang dak tahulah kito mau apo lagi. Mau melaut peralatan kita hanya ada untuk udang meskipun tangkapan melimpah tauke tidak ngambil," keluhnya.

Para nelayan berharap semoga permasalahan ini dapat segera selesai.

Jika terus berlanjut tentu akan berdampak buruk bagi perekonomian para nelayan.

Kakak Ipar Nella Kharisma Muncul, Mengapa Wajahnya Beda dengan Cak Malik? Status Gimana

Ukuran Milik Via Vallen dan Nella Kharisma Selisih Dikit, Cuma Beda 3 Cm

Digosipkan dengan Dory Harsa Ini Penampilan Terbaru Nella Kharisma dengan Poni, Mempesona & Fresh Ya

Sah, Nella Kharisma Pacaran dengan Penabuh Gendang Grup Didi Kempot? Bagaimana Nasib Cak Malik

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved