Bolu Sawit Bu Iin Asal Bungo, Rasa Manisnya Terkenal hingga Luar Jambi
Iin ingat ketika pertama kali dia mencari buah sawit untuk bahan dasar kue bolu.
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Teguh Suprayitno
Bolu Sawit Bu Iin Asal Bungo, Rasa Manisnya Terkenal hingga Luar Jambi
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BUNGO - Rasa manis menjalar di lidah ketika mengecap kue lembut itu. Ada empat varian rasa yang dapat Anda rasakan ketika mencicip produk andalan sebuah outlet yang terletak di Jalan Rangkayo Hitam nomor 101, Kelurahan Cadika, Kecamatan Pasar Muara Bungo itu.
Ternyata, kue itu berbahan dasar dari buah sawit. Bolu sawit namanya. Tribunjambi.com menyambangi outlet milik Iin Arlina, owner Angel Bolu Sawit. Dia mulai menceritakan proses perjalanannya merintis usaha bolu sawit ini.
Dia mulai membuka outlet kue pada 2014 lalu. Waktu itu dia hanya menjual aneka kue basah dan beberapa jenis kue lainnya.
Iin mulai mengembangkan inovasinya sejak tiga tahun lalu. Dia didorong untuk berinovasi oleh Pemerintah Kabupaten Bungo.
• KULINER JAMBI Kupat Tahu Santapan Sarapan di Es Teler Citra 99
• WIKIJAMBI Rahasia Mi Rebus Bawang Legendaris Warung Amuk, Ada Kompor yang Tak Pernah Mati
"Waktu itu saya ingat, pelaku usaha diminta untuk berinovasi, bagaimana menciptakan produk yang bisa diterima banyak kalangan. Produk itu, kata Bupati, harus bisa jadi ikon Kabupaten Bungo," kenangnya, ketika disambangi, Rabu (29/1/2020).
Dari sanalah dia mulai berusaha keras. Iin ingat ketika pertama kali dia mencari buah sawit untuk bahan dasar kue bolu. Dia bersama suaminya mencari buah sawit tenera dengan spesifikasi usia di atas lima tahun. Hal itu bertujuan untuk mengambil saripati terbaik. Namun, tidak ada perusahaan yang mau menjualnya dengan partai kecil.
Buah sawit yang dibeli dengan partai besar itu mulai diolahnya. Dia bilang, saat awal membuat bolu sawit, perlu banyak percobaan.
"Kendalanya di awal memang proses pembuatannya, karena kami perlu banyak percobaan juga untuk dapat rasa yang pas," jelasnya.
Dalam pengolahan buah sawitnya, kata Iin, membutuhkan waktu sekitar 12 jam. Perlu proses panjang untuk mengambil saripati buah sawit yang dapat digunakan untuk bahan dasar bolu sawit ini. Mulai dari ambil dari TBS, dibrondol, dicuci, sampai diolah. Apa lagi, buah sawit juga memiliki duri-duri.
"Semua diolah. Sampai yang terakhir, diproses dan diambil saripatinya," ujarnya.
Menurutnya, perlu keterampilan khusus untuk menyaring saripati sehingga layak dicampurkan dalam adonan bolu sawit. Apa lagi, dalam bolu sawit, sekitar sepertiganya merupakan kandungan saripati sawit.
Saat awal-awal memproduksi bolu sawit, dia mengaku punya beberapa kendala. Di antaranya proses pengolahan sawit untuk layak menjadi bahan kue yang tidak sebentar dan proses memasarkan ke masyarakat. Hal itu karena bolu yang berbahan sawit masih tabu terdengar di masyarakat.
"Masyarakat kan, tahunya selama ini sawit tidak diolah jadi makanan. Tapi setelah dicicipi, masyarakat akhirnya berkenan menerima," ungkapnya.
• Empat Pelajar Merangin Hilang di Jakarta, Ketua DPRD Merangin Keliling Pasar hingga Terminal
• Tren Fesyen Tahun 2020, Tunic dan Dress Masih Jadi Favorit Konsumen di Jambi
Saat ini, sekitar 30-40 loyang bolu sawit terjual setiap harinya. Dalam sebulan, dia bisa menjual sekitar 1.000 loyang. Untuk bahan bakunya, dia menghabiskan sekitar 1 ton tandan buah segar (TBS).