Dampak Penyebaran Virus Corona, Pemerintah RI Akhirnya Keluarkan Travel Warning ke Hubei, China
Pemerintah Indonesia telah resmi mengeluarkan peringatan kunjungan atau travel warning bagi masyarakat untuk bepergian ke Provinsi Hubei, China. Trave
TRIBUNJAMBI.COM- Pemerintah Indonesia telah resmi mengeluarkan peringatan kunjungan atau travel warning bagi masyarakat untuk bepergian ke Provinsi Hubei, China.
Travel warning dikeluarkan setelah merebaknya kasus virus corona di Kota Wuhan yang merupakan ibu kota Provinsi Hubei, China.
"Betul (pemerintah telah mengeluarkan travel warning ke Provinsi Hubei, China)," kata Pelaksana Tugas (Plt) Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/1/2020) siang.
• Hak-hak Pekerja Perempuan Jika Harus Bekerja Shift Malam, Wajib Ada Angkutan Antar Jemput!
• Kaget, Rocky Gerung Nilai 100 Hari Jokowi-Maruf Nilainya 9, Dengar Alasannya Said Didu Ngakak
• Kabar Buruk CPNS 2019, TWK Jadi Momok Gagalnya Tes SKD 2020, Simak Tips dan Trik Cara Mengerjakannya
Menurut Teuku, travel warning berlaku hingga ada keterangan resmi dari Pemerintah China atas keamanan di wilayahnya.
"Setidaknya sampai ada keterangan resmi dari pihak RRT (China) yang menghentikan isolasi di sana dan juga menyatakan wilayah tersebut telah aman untuk dikunjungi," ujar dia.
Di luar Kota Wuhan, bagi kota-kota lain yang ada di China, Pemerintah Indonesia hanya mengeluarkan travel advisory, yaitu warga Indonesia yang bepergian ke provinsi lain di China diminta tetap waspada.
Teuku menambahkan, berdasarkan pantauan KBRI di Wuhan, hingga saat ini WNI di wilayah tersebut dalam kondisi baik.
• Kumpulan Download Lagu DJ Tiktok Viral 2019 dan Terbaru 2020, Lengkap Full Nonstop, DJ Nanda
• Sempat Disebut-sebut Simpanan Oknum Pejabat, Cyndyana Lorens Akhirnya Pamit dari Garuda Indonesia
• Maia Estianty Ulang Tahun Ke-44, Ternyata Neneknya Bukan Orang Sembarangan di Indonesia
Virus corona
Setidaknya hingga Selasa (28/1/2020), sebanyak 106 orang dinyatakan meninggal dunia lantaran virus yang masih satu keluarga dengan MERS dan SARS ini.
Selain itu, 16 negara telah mengonfirmasi penemuan kasus yang disebabkan virus corona di wilayahnya.
Ke-16 negara tersebut yakni China, Thailand, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Vietnam, Singapura, Malaysia, Nepal, Perancis, Australia, Kanada, Jerman, Taiwan, Sri Lanka, dan Kamboja.
Sementara itu, lebih dari 4.515 orang lain terkonfirmasi positif terinfeksi virus ini.
Otoritas China pun telah memperketat dan melakukan pembatasan perjalanan untuk mencegah penyebaran virus lebih luas.
• Mantan Bupati Nias Selatan Dilempar Kotoran Babi, Awalnya Didesak Nyanyi di Acara Syukuran
• Istri Irwan Mussry Didatangi Orang Gila, Ayu Ting Ting Malah Tertawa Saat Momen Ultah Maia Estianty
• Jangan Ada Lagi Kasus Penistaan Agama, Syafruddin : Jadikan Ini Kasus Terakhir
• Tema ILC Malam Ini 28 Januari 2020, Judul Masiku, Lenyap Ditelan Angin, Kasus Suap Komisioner KPU
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet, gejala yang muncul saat orang terinfeksi virus corona atau 2019-nCoV mirip dengan yang disebabkan oleh SARS.
Meskipun beberapa gejala mirip dengan SARS, ada beberapa perbedaan penting, seperti tidak adanya gejala saluran pernapasan atas (pilek, bersin, dan sakit tenggorokan), serta gejala usus (diare) yang memengaruhi 20-25 persen dari pasien SARS.
Diberitakan sebelumnya, sejak pertama muncul di Wuhan, virus itu kemungkinan berasal dari hewan yang berpindah ke manusia.
Namun, dalam sebuah studi baru, para peneliti mengurutkan gen 2019-nCoV dan membandingkan dengan urutan genetik lebih dari 200 coronavirus yang menginfeksi berbagai hewan di seluruh dunia.
Dirinci dalam Journal of Medical Virology, 2019-nCoV kemungkinan berasal dari ular.
Adapun jenis ularnya, para ilmuwan mencatat ada dua ular yang umum di tempat wabah berasal, yaitu Bungarus multicinctus dan Naja atra.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Virus Corona, Pemerintah RI Resmi Keluarkan Travel Warning ke Provinsi Hubei China"

AS Terbitkan "Travel Warning" Terbaru ke China
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mendesak warganya yang bepergian ke China untuk meningkatkan kewaspadaan.
Peringatan ini dikeluarkan pada Kamis (3/1/2019) setelah otoritas China melakukan sejumlah penangkapan terhadap warga asing.
Sebelumnya, AS telah mengeluarkan Travel Advisory ke China pada Januari 2018.
Peringatan yang terkini merupakan perbaruan dari tinjauan rutin tahunan.
Diwartakan CNN, kebijakan itu juga menyertakan peringatan tentang penegakan hukum setempat yang sewenang-wenang dan adanya pembatasan khusus pada warga negara ganda AS-China.
Penduduk dengan kewarganegaraan ganda AS-China berisiko menghadapi larangan keluar dari negara pimpinan Xi Jinping itu.
"Otoritas China telah melarang warga negara AS meninggalkan China dengan memakai 'exit bans', yang terkadang membuat warga AS harus berada di China selama bertahun-tahun," demikian pernyataan Kemenlu AS.
Warga yang bepergian ke China disarankan menggunakan paspor AS dengan visa China yang valid.
Mereka juga diminta untuk segera memberi tahu kedutaan besar AS jika ditahan atau ditangkap.
BBC melaporkan, larangan keluar tersebut dimanfaatkan untuk memaksa warga AS untuk berpartisipasi dalam penyelidikan oleh pemerintah China.
Selain itu, juga untuk membantu pemerintah China dalam menyelesaikan sengketa sipil guna mendukung partai-partai China.
Seperti diketahui, tiga warga AS dituduh melakukan kejahatan ekonomi dan dilarang meninggalkan China pada November lalu.
Victor dan Cynthia Lu merupakan anak dari pengusaha buronan.
Bersama dengan ibu mereka, Sandra Han, mereka dilaporkan telah ditahan sejak Juli lalu.
Pengusaha yang menjadi buronan itu adalah Liu Changming.
Dia diburu terkait kasus penipuan senilai 1,4 miliar dollar AS di China.
Pada Kamis (3/1/2019), Global Affairs Canada mengungkapkan ada 13 warga Kanada yang telah ditahan China sejak 1 Desember 2018, meski 8 orang di antaranya telah dibebaskan.
Mereka yang masih ditahan termasuk mantan diplomat Michael Kovrig dan pengusaha Michael Spavor.
Otoritas China menyebut, penahanan kedua pria tersebut tidak terkait dengan penangkapan CFO Huawei Meng Wanzhou di Kanada.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "AS Terbitkan "Travel Warning" Terbaru ke China"