Cerita WNI di Wuhan Rio Alfi: Kondisi Kota Seolah Mati Usai Wabah Virus Corona, Dingin. . Sepi . .
Mahasiswa Indonesia di Wuhan, China, Rio Alfi, menceritakan kondisi WNI dan kondisi kota yang seolah telah mati setelah menyebarnya virus corona di ko
TRIBUNJAMBI.COM- Mahasiswa Indonesia di Wuhan, China, Rio Alfi, menceritakan kondisi WNI dan kondisi kota yang seolah telah mati setelah menyebarnya virus corona di kota itu.
Hal itu diungkapkan Rio melalui tayangan video yang diunggap di akun Youtube Kompas TV, Minggu (26/1/2020).
Rio mengatakan, seluruh transportasi umum seperti kereta listrik dan bus sudah berhenti beroperasi.
Otoritas setempat juga meminta penduduk tak keluar rumah jika tidak ada urusan mendesak.
"Sudah tiga hari Wuhan di-knocked down. Transportasi umum sudah ditutup. Baik kereta, bus, dan subway dihentikan untuk sementara waktu. Kabar terakhir yang saya terima di Wuhan mulai besok tidak bisa menggunakan kereta listrik lagi," kata Rio.
• 31 Tanda-tanda Akhir Zaman Menurut Al-quran, Muncul Fitnah hingga Nabi Palsu
• Virus Corona Menyebar Luas, Wuhan Berubah Bagaikan Kota Mati
• (VIDEO) Kondisi Helikopter Kobe Bryant yang Hangus Terbakar, Ini Pengakuan Saksi Mata
Ia menambahkan, saat ini musim dingin sedang berlangsung di Wuhan.
Masyarakat setempat baru saja selesai merayakan tahun baru China (imlek).
Melalui tayangan video Rio, kondisi kota Wuhan sangat sepi.
Hampir tak ada orang lalu lalang di jalan-jalan besar kota.
Pusat perbelanjaan pun sunyi dan hanya dikunjungi satu atau dua orang.
Rio menambahkan, otoritas setempat juga meminta para penduduk dan mahasiswa di Wuhan tak keluar rumah serta asrama dan berdiam diri di kamar.
Mereka diminta menjauhi tempat yang ramai dikunjungi orang agar tak terjangkit virus corona.
"Jadi aktivitas mungkin dilakukan dengan jalan kaki. Sampai saat ini belum ada kepastian sampai kapan Wuhan ditutup. Belum ada info terbaru baik dari KBRI maupun pemerintah China sendiri," lanjut dia.
• Jangan Asal! Begini Cara yang Benar Pakai Masker Untuk Mencegah Penularan Virus Corona
• Masa Inkubasi Virus Corona Telah Lewat, Alasan Dinkes Jambi Kirim Sampel Cairan Pasien ke Kemenkes
• Kondisi Kota Wuhan Terbaru Dikosongkan setelah Serangan Virus Corona, Lihat Foto-fotonya
Virus corona Wuhan atau corona virus baru n-CoV 2019 meluas dengan begitu cepat.
Tak lama setelah kasus tersebut terkonfirmasi ditemukan di Wuhan, China, beberapa negara lain melaporkan kejadian serupa.
Virus yang masih satu keluarga dengan virus penyebab flu hingga MERS dan SARS ini bisa menyebabkan kematian.
Melalui unggahan @safetravel.kemlu, salah satu akun resmi milik Kementerian Luar Negeri RI, tanggal 25 Januari 2020, imbauan disampaikan untuk meningkatkan kewaspadaan bagi WNI yang berada atau berencana mengunjungi Hong Kong dan negara-negara yang telah terdampak.
• Kedubes AS di Baghdad, Irak Dihantam 3 Roket, Siapa Bertanggungjawab?
• Siapa Sebenarnya Kobe Bryant, Antar Lakers Juara NBA Lima Kali Namanya Sejajar Dengan Michael Jordan
• Kumpulan Video 40 Slam Dunk Kobe Bryant Selama di NBA, Lawan Sampai Terpelanting
• Sampel Dikirim ke Kemenkes, Hasil Lab Pasien Diduga Terinfeksi Corona di Jambi Keluar 2 Minggu Lagi
Selain itu, diimbau juga untuk mengikuti perkembangan virus ini, menghindari tempat dan kota asal virus, tidak melakukan kontak fisik dengan orang yang sedang dalam kondisi batuk, demam, atau sesak napas
Hingga Senin pagi, Pemerintah China menyatakan, korban meninggal akibat wabah virus corona mencapai 80 orang dengan lebih dari 2.300 orang terinfeksi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Mahasiswa Indonesia di Wuhan yang Seperti Kota Mati"

Pemerintah Dinilai Perlu Evakuasi WNI dari Wuhan dan Larang WN China Masuk
Pemerintah dinilai perlu segera mengevakuasi warga negara Indonesia yang ada di Kota Wuhan, China.
Hal itu menyusul penyebaran virus corona yang demikian cepat dan masif.
Bahkan, dalam perkembangan terakhir, virus yang telah mengakibatkan 56 orang meninggal dan 2.022 orang lainnya terinfeksi itu telah menyebar di 13 negara.
"Saya pikir langkah itu (evakuasi) harus dilakukan segera, karena di China penyebarannya sudah ribuan. Itu artinya penyebarannya sudah sangat tinggi kan," ucap pengamat hubungan internasional dari Universitas Pelita Harapan Alex Jemadu kepada Kompas.com, Senin (27/1/2020).
Ia menuturkan, pemerintah perlu menyusun rencana kontijensi yang matang guna mengantisipasi penyebaran virus yang lebih luas di dalam negeri.
Sejauh ini, pemerintah telah melakukan upaya antisipasi dengan memasang thermoscanner atau alat pendeteksi tubuh di 135 pintu masuk negara, baik melalui jalur darat, laut maupun udara.
Selain itu, Kementerian Kesehatan juga telah menyiapkan 100 rumah sakit yang menjadi rujukan bila menemukan ada warga yang tiba dari kunjungan luar negeri dengan suhu tubuh tinggi.
Namun, langkah tersebut dinilai perlu ditingkatkan.
Alex menambahkan, upaya kontijensi lain yang bisa dilakukan yakni dengan melarang untuk sementara waktu warga negara China yang ingin masuk ke Indonesia.
"Dengan melihat perkembangan, itu bisa dilakukan. Karena ini menyangkut jiwa banyak orang. Kita tidak boleh demi pariwisata, tapi meniadakan kesiagaan kita terhadap penyakit yang mematikan ini," ujar dia.
Ia pun meyakini bahwa Pemerintah China tidak akan tersinggung dengan langkah tersebut.
Sebab, apa yang dilakukan Pemerintah Indonesia merupakan bagian dari upaya melindungi warga negaranya dari ancaman virus yang mematikan ini.
Selain itu, ia menambahkan, hubungan bilateral dengan Pemerintah China masih dapat dinegosiasikan di kemudian hari dengan melihat perkembangan yang ada.
"Kita bukan memusuhi rakyat China, tapi kita ingin menyelamatkan rakyat kita yang begitu rentan dengan tingkat aktivitas dan tingkat kemampuan ekonomi yang tidak terlalu canggih dalam menangani masalah kesehatan seperti ini," ujarnya.
"Tindakan seperti ini bisa dilakukan, dan China tidak perlu merasa tersinggung dengan itu. Karena kita ingin melakukan tindakan penyelamatan terhadap ancaman eksistensial seperti ini," kata Alex.
Sebelumnya, Jepang, Amerika Serikat, Rusia dan Perancis, berencana mengevakuasi warga negara mereka yang berada di Kota Wuhan.
Hal itu menyusul masifnya perkembangan penyebaran virus corona tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerintah Dinilai Perlu Evakuasi WNI dari Wuhan dan Larang WN China Masuk"