Analisis Pengamat Politik Peluang Sandiaga Uno vs Anies Baswedan di Pilpres 2024, Ini Hasilnya
Bahkan, Hendri Satrio menilai bahwa Anies dan Sandiaga berada dalam kubu yang berbeda, terutama jika nantinya Anies didukung Partai Nasdem.
Pengamat Politik Menakar Sandiaga Uno vs Anies Baswedan di Pilpres 2024, Ini Analisisnya
TRIBUNJAMBI.COM - Nama Sandiaga Uno belakangan ini menjadi populer, pasca dirinya disebut akan bertarung di Pilpres 2024.
Isu majunya mantan Wagub DKI Jakarta ini, muncul setelah Presiden Jokowi memberikan signal menang Pilpres 2024.
• Gibran dan Bobby Nyalon Pilkada Aji Mumpung?, Sandiaga Uno Singgung Warisan Jokowi
• ILC Malam Ini 21 Januari 2020, Judul Siapa di Balik Raja-raja Baru? Jadwal dan Live Streaming TV One
• Danki Brimob Dikeroyok hingga Bonyok di Lokasi Permandian Salupajaan, Akhirnya Dievakuasi
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai isyarat Presiden Joko Widodo kepada Sandiaga Uno sebagai kandidat kuat presiden pada 2024 tidak bisa diartikan sebagai bentuk dukungan.
Akan tetapi, menurut Hendri Satrio, Sandiaga Uno yang merupakan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra memang punya peluang besar untuk menang dalam Pilpres 2024.
Bahkan, Hendri menilai peluang Sandiaga lebih besar jika dibanding nama lain, misalnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Lebih berpeluang Sandi, karena Sandi punya kendaraan politiknya, Anies tuh enggak punya sandaran politik dia," kata Hendri kepada Kompas.com, Senin (20/1/2020).
Hendri memahami bahwa saat ini Anies Baswedan juga didekati sejumlah partai politik. Salah satunya adalah Partai Nasdem.
Namun, tidak ada jaminan Partai Nasdem akan mengusung Anies dalam Pilpres 2024.
"(Anies) dia mesti melobi-lobi lagi, kan belum tentu juga Nasdem ikut Anies sampai 2024 kan," tutur Hendri.
Lalu, apakah ada kemungkinan Jokowi menyebut nama Sandiaga Uno untuk menghadapkannya dengan Anies Baswedan dalam Pilpres 2024?
Hendri Satrio meragukan ada niat Jokowi untuk mengadu peluang Sandiaga dan berhadapan dengan Anies Baswedan. Apalagi, Pilpres 2024 dapat dibilang masih terlalu jauh.
"Enggak (ada upaya agar Anies-Sandi saling berhadapan), enggak bisa secara langsung dibenturkan saat ini," tutur Hendri.
Bahkan, Hendri Satrio menilai bahwa Anies dan Sandiaga berada dalam kubu yang berbeda, terutama jika nantinya Anies didukung Partai Nasdem.
"Karena Anies saja yang sekarang mau usung Nasdem, kok. Nasdem sama Sandiaga Uno kan beda pos, beda kubu juga," ujar Hendri.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi memberikan isyarat kepada mantan rivalnya pada Pilpres 2019, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno.
Isyarat itu diberikan Jokowi saat meresmikan pelantikan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Mulanya, Jokowi berseloroh bahwa ada kader Hipmi yang hadir dalam acara tersebut akan menjadi kandidat capres pada Pilpres 2024.
Namun, Jokowi tak menyebutkan nama. Mantan Gubernur DKI itu hanya memberikan isyarat bahwa calon kuat penggantinya sebagai presiden ialah yang barusan berdiri.
Diketahui, hanya Sandiaga yang baru saja berdiri saat Jokowi berpidato.

Saat itu Jokowi mengaku hanya mengenal satu mantan Ketua Umum Hipmi, yaitu Sandiaga Uno yang menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.
Prabowo Subianto: Masih Lama Itu
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menanggapi soal kode Presiden Joko Widodo soal kesempatan Sandiaga Uno menang di Pilpres 2024.
Prabowo pun menjawab bahwa itu bukan hal yang mustahil.
"Bisa saja," kata Prabowo di DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/1/2020).
Namun, Prabowo enggan menanggapi lebih jauh soal pencapresan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra itu.
Dia menyebut perjalanan menuju Pilpres 2024 masih jauh.
"Masih lama, masih lama itu," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi memberikan isyarat bahwa Sandiaga akan memenangkan Pilpres 2024.
Isyarat itu disampaikan Jokowi saat meresmikan pelantikan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Mulanya, Jokowi berseloroh bahwa ada kader Hipmi yang hadir dalam acara tersebut akan menjadi kandidat capres pada Pilpres 2024.
Namun, Jokowi tak menyebutkan nama.
Mantan Gubernur DKI itu hanya memberikan isyarat bahwa calon kuat penggantinya sebagai presiden ialah yang baru saja berdiri.
Pantauan Kompas.com, hanya Sandiaga yang berdiri saat Jokowi berpidato.
"Bahwa yang hadir di sini adalah kandidat yang kemungkinan besar akan menggantikan saya dan saya meyakini itu. Tapi, saya tidak menyebutkan orangnya siapa. Hanya tadi yang baru saja berdiri tadi (Sandiaga) kira-kira," ujar Jokowi lantas disambut tepuk tangan kader Hipmi.
Sandiaga pun menilai pernyataan Presiden Jokowi yang mengisyaratkan dirinya bakal menang pada Pilpres 2024 hanya candaan.
"Ya mungkin Pak Presiden guyon (bercanda) ya tadi. Atau mungkin Pak Presiden ingin membesarkan hati saya. Pak Presiden orangnya baik," ujar Sandiaga yang juga hadir dalam acara tersebut.
Sandiaga pun mengatakan, Pemilu 2024 masih jauh. Ia menilai yang terpenting saat ini mereka yang berkeinginan maju pada Pilpres 2024 harus menunjukkan kerja nyata terlebih dahulu
PDIP Balas Singgungan Jokowi Dukung Sandiaga
Politikus PDI Perjuangan Deddy Sitorus mengaku masih memiliki kader unggulan untuk menjadi calon Presiden (capres) dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Kader unggulan yang dimaksud, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Ketua DPR Puan Maharani dan beberapa tokoh lainnya.
Hal tersebut disampaikan Deddy menanggapi mencuatnya nama Sandiaga Uno pasca-disebut oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres dalam Pilpres 2024, baru-baru ini.
"Ya siapapun berpeluang menjadi capres, tidak hanya Sandi," ujar Deddy usai acara diskusi bertajuk 'Cross Check bertajuk Kasus Jiwasraya, Pansus vs Panja' di kawasan Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (19/1/2020).
"Kami ( PDI-P) punya Ganjar, ada Mbak Puan, Bu Risma. Ada banyak sekali kader kalau untuk ke sana (Pilpres)," lanjut dia.
Meski demikian, anggota Komisi VI DPR ini juga mengatakan, Pilpres 2024 masih jauh pelaksanaannya.
Presiden Jokowi saja, kata dia, dalam periode kedua ini baru tiga bulan menjabat.
Ia pun enggan menanggapi soal Sandiaga yang sempat diberi isyarat sebagai capres oleh Jokowi.
"Terlalu jauh," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi memberikan isyarat kepada mantan rivalnya pada Pilpres 2019, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno.
Isyarat itu diberikan Jokowi saat meresmikan pelantikan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Mulanya, Jokowi berseloroh bahwa ada kader Hipmi yang hadir dalam acara tersebut akan menjadi kandidat capres pada Pilpres 2024.
Namun, Jokowi tak menyebutkan nama.
Mantan Gubernur DKI itu hanya memberikan isyarat bahwa calon kuat penggantinya sebagai presiden ialah yang barusan berdiri.
Diketahui, hanya Sandiaga yang baru saja berdiri saat Jokowi berpidato.
Saat itu Jokowi mengaku hanya mengenal satu mantan Ketua Umum Hipmi, yaitu Sandiaga Uno yang menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.
"Bahwa yang hadir di sini adalah kandidat yang kemungkinan besar akan menggantikan saya dan saya meyakini itu."
"Tapi, saya tidak menyebutkan orangnya siapa."
"Hanya tadi yang baru saja berdiri tadi (Sandiaga) kira-kira," ujar Jokowi lantas disambut tepuk tangan kader Hipmi.
Sandiaga pun menilai pernyataan Presiden Jokowi yang mengisyaratkan dirinya bakal menang pada Pilpres 2024 hanya candaan.
"Ya mungkin Pak Presiden guyon (bercanda) ya tadi. Atau mungkin Pak Presiden ingin membesarkan hati saya. Pak Presiden orangnya baik," ujar Sandiaga yang juga hadir dalam acara tersebut.
Sandiaga pun mengatakan, Pemilu 2024 masih jauh.
Ia menilai yang terpenting saat ini mereka yang berkeinginan maju pada Pilpres 2024 harus menunjukkan kerja nyata terlebih dahulu. (Tribunnews)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengamat Politik Sebut Peluang Sandiaga Uno Maju Pilpres 2024 Lebih Besar Dibanding Anies Baswedan
• Kopassus Ditembaki saat Parasut Masih Mengembang, Beberapa Prajurit Gugur
• Kisah 7 Kopassus di Hutan Papua 1969, sebelumnya Potongan Kaki Michael Rockfeller Ditemukan