VIDEO: Pemprov DKI Anggarkan Rp4 Miliar untuk Toa, PSI: Berarti Ada Kegagalan

VIDEO: Pemprov DKI Anggarkan Rp4 Miliar untuk Toa, PSI: Berarti Ada Kegagalan

Editor: Deni Satria Budi

VIDEO: Pemprov DKI Anggarkan Rp4 Miliar untuk Toa, PSI: Berarti Ada Kegagalan

TRIBUNJAMBI.COM - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menganggarkan Rp 4,07 miliar untuk pembelian 6 set alat sistem peringatan dini berupa toa sesuai dengan perintah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Anthony Winza menilai adanya kesalahan prioritas Anies Baswedan yang mana seharusnya mengutamakan pencegahan, baru peringatan dini.

Menurut Anthony, kesalahan prioritas ini menunjukkan adanya kegagalan Anies Baswedan untuk mencegah akar masalah, yakni bencana banjir itu sendiri.

Dilansir Tribunnews.com, hal ini diungkapkan Anthony dalam tayangan KOMPAS PETANG unggahan YouTube KOMPASTV, Kamis (16/1/2020).

Anthony merasa heran dengan rencana Anies Baswedan dalam pengadaan toa demi peringatan dini bencana di Jakarta itu.

Jika Anies Baswedan lebih mengutamakan peringatan dibanding pencegahan, Anthony menilai seolah-olah bencana banjir tidak bisa dicegah.

"Jadi kalau kita mempermasalahkan sekarang kok jadi isunya peringatan dini, berarti seakan-akan, ini sesuatu yang tidak bisa dicegah jadi perlu diperingatkan," ujar Anthony.

"Ini kita enggak masuk sumber akar masalahnya," sambungnya.

Anthony menyebut yang diutamakan harusnya pencegahan lantaran banjir masih bisa diusahakan untuk tidak terjadi.

"Masalahnya adalah kita harus adanya pencegahan, bukan cuma peringatan," kata Anthony.

Mati-matian Fahira Idris Bela Anies Baswedan Soal Banjir, Fahira Idris: Saat Jokowi dan Ahok . . .

Beda Dengan Anies Baswedan, Ini Rahasia Bu Risma dan Banjir Surabaya yang Bisa Surut dalam 3 Jam

Dengan demikian, rencana Anies Baswedan ini sama saja menunjukkan adanya kegagalan dalam mencegah banjir lantaran langsung fokus pada peringatan.

Lain halnya dengan bencana alam yang sifatnya tiba-tiba dan sulit diprediksi seperti gempa bumi, maka peringatan harus diprioritaskan.

"Peringatan itu menunjukkan adanya kegagalan pencegahan, ini beda. Kecuali misalnya untuk bencana-bencana alam yang mungkin tidak bisa dimitigasi," terang Anthony.

"Kayak misalnya enggak bisa di-forecast atau enggak bisa diramal seperti misalnya gempa bumi, itu cukup sulit," sambungnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved