Kejanggalan Kematian Pendaki Bungo

Isi Tulisan Lengkap Suci Anandita tentang Kejanggalan Kematian Suaminya di Gunung Dempo

Kini, kejanggalan kematian pendaki asal Jambi hilang di Gunung Dempo kembali menguak ke khalayak ramai.

Editor: Duanto AS
Tribun Sumsel
Jasad 2 pendaki Jambi yang hilang ditemukan di kawah Gunung Dempo, Pagaralam. 

TRIBUNJAMBI.COM, PAGARALAM - Cerita tentang dua pendaki asal Jambi hilang di Gunung Dempo, Pagaralam, masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Jumadi (26) dan Fikri (19) yang hilang saat mendaki di Gunung Dempo, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Hal itu sempat menghebohkan masyarakat Kota Pagaralam dan sekitarnya.

Kini, kejanggalan kematian pendaki asal Jambi hilang di Gunung Dempo kembali menguak ke khalayak ramai.

Curhatan ini banyak dibagikan oleh para nitizen baik asal Jambi maupun Kota Pagaralam.

Salah satu akun Facebook yang membagikan curhatan yaitu Akun Facebook Agus Eka Saputra yang membagikan curhatan tersebut dari akun Pendaki Sumatera. Ratusan komentar membanjiri curhatan tersebut.

Bahkan di beranda Facebook istri korban Jumadi, Suci Anandita, juga dibanjiri komentar.

"Anak saya sengaja menulis itu agar kejanggalan kematian anak dan menantu saya diusut. Karena banyak sekali kejanggalan yang kami dapati dari kematian keduanya," ujar Ibu korban Fikri Hj Hasna Hamid saat dihubungi sripoku.com, Kamis (16/1/2020) via handphone.

Tulisan istri korban tersebut viral lantaran banyak bercerita tentang kejanggalan yang keluarga temukan.

M Fikri Sahdila (17) dan Jumadi (26) dua pendaki asal Muaro Jambi yang hilang di Gunung Dempo, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan.(KOMPAS.com/AJI YK PUTRA)
M Fikri Sahdila (17) dan Jumadi (26) dua pendaki asal Muaro Jambi yang hilang di Gunung Dempo, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan.(KOMPAS.com/AJI YK PUTRA) (KOMPAS.COM)

Berikut ini isi cuitannya

"Jujur udah lama banget pengen ceritain ini smua..
Banyak pertimbangan yang ngebuat kami pihak keluarga bungkam ..
Mungkin memng ini jalannya..
Maaf jika nantinya ada pihak yang merasa terpojokan..

14 noveber 2019 adek sama suami berangkat dari rumah buat pendakian ke gunung dempo, pagar alam.

dari bungo mereka berangkat jam 11an mampir ke tempat kawan di kapahiyang. tanggal 15 mereka ngelanjutin perjalanan ke pagar alam,sekitar jam 3an suami kirim pesan di wa kalau mereka udah sampe disana dan lagi istirahat.

Selepas magrib suami nelpon lagi bilang kalau mau mulai pendakian. itu telepon terakhir yang aku terima.3 hari aku nunggu kabar dari mereka tapi belum juga ada yang nelpon,aku tau persis gimana kalo mereka ndaki gak pernah gk ngabarin lebih dari 2 hri.aku brusaha tetap brfikir positif mungkin mreka blom sempat gecas hp.aku brusaha cri kontak kwanya yg di kapahiyang buat nyari info.dr kwanny aku tau klo adik sm suami aku ndaki dempo via tugu rimau.

Di waktu yg bersamaan aku jga brusaha buat cari kontak orang pos pendakian gunung dempo.dr sini smuanya udah mulai sulit karna adik dan suami aku naik via jalur tugu rimau disana gak ada pos penjagaan, jadi setiap pendaki yang naik gak terpantau.penjaga pos gak bisa mastiin apa mereka emng melakukan pndakian disana apa mreka udah trun atau sebagainya.

orang pos cma bisa nanya2 sama pendaki yg trun dan beberapa pedagang di sekitar jlur pndakian via tugu rimau.gak ada 1 pun yg liat mreka, jadi orang pos jga gak ada yg brani ambil kesimpulan mreka bnar2 mendaki gunung dempo.sampai akhirnya tanggal 20 mlam kami pihak keluarga di hubungi lagi sama orang pos,mreka bilang mmang ada pendaki yang sempat ketemu sama adik dan suami aku d atas, mreka juga sempat ndaki bareng dan nenda berdekatan.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved