Kantor Disdik Muarojambi Dijaga Ketat
Kronologis Bullying yang Dilakukan Kelas Kelas kepada Yuniornya di SDN 52 Pijoan, Muarojambi
Kronologis Bullying yang Dilakukan Kelas Kelas kepada Yuniornya di SDN 52 Pijoan, Muarojambi
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Deni Satria Budi
Kronologis Bullying yang Dilakukan Kelas Kelas kepada Yuniornya di SDN 52 Pijoan, Muarojambi
TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI- Aksi bullying terjadi di SDN 52/IX Leban Karas, Muara Pijoan, Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muarojambi.
Aksi bullying perkelahian siswa kelas 6 dengan juniornya kelas 5 di lingkungan sekolah.
Dua orang kakak beradik yang duduk dibangku kelas 5 yakni V dan N, harus mendapat perlakukaan kekerasan dari tujuh orang kakak kelasnya.
Informasi yang diterima dari Kepala Sekolah, Yeni Fitrisia saat dikonfirmasi menyebutkan, kejadian tersebut terjadi pada saat jam istirahat sekolah pada Selasa (17/12/2019) lalu.
Yeni menyebutkan bahwa pada saat itu juga kegiatan guru dalam proses pengisian rapor siswa.
• BREAKING NEWS Disdik Muarojambi Mendadak Dijaga Polisi, Kasus Kekerasan Anak Sekolah
• Sekelompok Orang Desak Disdik Muarojambi Tuntaskan Kasus Kekerasan Siswa di Muara Pijoan
• Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Maro Sebo, Muarojambi, Polisi Tunggu Hasil Autopsi
"Jadi, itu waktu istirahat sekolah sekitar jam 9 pagi. Sebelumnya ada kegiatan belajar, ya mengulang pelajaran. Guru-guru wali kelas itu di ruang kelas, karena memang masih dalam proses pengisian nilai rapor," ujarnya.
Menurutnya, terkait hal tersebut pada saat kejadian dan setelah mengetahui hal tersebut, pihak guru langsung membawa kedua anak tersebut ke ruang UKS.
"Anak itu tidak pingsan, masih bisa berkomunikasi kita bawa ke ruang UKS dia duduk, dan itu pelaku kita pangil. Terus ibu kasih bimbingan pengarahan kenapa ini bisa terjadi, sekolah tidak pernah mengajarkan seperti ini. Kalau masalahnya itu, dari ejek-ejekan anak-anak," ujarnya, saat di konfirmasi melalui telepon seluler (13/1/2020).
"Jadi korban tidak pingsan, itu sama ibu-ibu guru di pijit, kemudian dia duduk, pelaku mengaku salah. Minta maaf dan masuk ke kelas masing-masing," jelasnya.
Lebih lanjut kata Yeni, dirinya langsung pergi ke ruang operator untuk membuat surat panggilan terhadap orangtua atau wali murid untuk dilakukan mediasi.
Lanjut Kepsek, keesokannya Rabu (18/12/2019), selesai membuat surat panggilan tersebut, kata Yeni dirinya langsung kembali ke ruang UKS.
"Sebelumnya kami sudah sampaikan ke dinas kalau kami mau adakan mediasi itu. Selesai ibu buat surat di operator, ibu langsung ke UKS. Jadi UKS nya itu satu tempat dengan ruang guru. Anak itu sudah tidak ada di UKS. Ibu tanya ke guru yang diruangan tadi bilang anaknya sudah keluar sudah permisi main," ungkapnya.
"Kondisinya baik, itu main bola lagi, waktu itu baru jam 10 pagi kemudian bunyi lonceng pulang, anak itu pulang dengan jalan kaki, berlari-lari malah. Itu beriringan dengan gurunya," tambahnya
Lebih lanjut diceritakannya, keesokan harinya sekira pukul 9 pagi, semua orangtua pelaku datang untuk menghadiri mediasi tersebut.
• Viral! Kabar Siswi SMP Dikeluarkan Dari Sekolah Gara-gara Kirim Ucapan ke Cowok, Begini Faktanya!
• Pedagang di Kuala Tungkal Mengeluh, Anggap Operasi Pasar yang Digelar Bulog Buat Omzet Menurun
Sementara untuk korban diwakilkan paman korban. Dalam kesempatan ini, paman korban memberitahu bahwa keponakannya atas nama P dirawat di rumah sakit.
"Yang P kata pamannya masuk rumah sakit, sementara yang N tidak masuk sekolah," katanya.
Sementara itu, terhadap informasi tersebut pihak sekolah langsung menyampaikan kepada orangtua pelaku, untuk bagaimana mengenai persoalan biaya.
Menurut Yeni, orangtua pelaku bersedia untuk membantu pembiayaan rumah sakit.
• HEBOH! 4 Santriwati Kesurupan Meliuk Bagai Ular Setelah 17 Anakan Ular Kobra Ditemukan
• Tergiur Upah Rp 500 Ribu, Pedagang Es Ketahuan Antar Sabu ke Lapas Disimpan di Celana Dalam
"Kita sampaikan ini kan teman anak kita masuk rumah sakit dan ada biayanya. Bapak ibu bersedia tidak untuk membantu biaya pengobatan, langsung keluarga pelaku bilang bersedia. Tapi memang dari paman korban belum menerima," ujar Yeni.
Lebih lanjut disebutkannya bahwa setelah mediasi, pihak sekolah bersama dengan pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muarojambi menjenguk korban di rumah sakit.
Yeni menyebutkan bahwa secara fisik ketika melihat kondisi P di RS, P dalam kondisi baik-baik saja.
"Jadi, alhamdulilah kita lihat itu baik-baik saja, komunikasinya bagus. Tapi pas saya pegang kakinya memang panas, dia bisa jalan ke kamar mandi tapi infusnya di pegang ibunya," jelas Kepsek.
Setelah pulang, Yeni langsung menelpon wali murid pelaku untuk memberi tahu kepada wali murid lainnya untuk dapat menjenguk P di rumah sakit dan bertemu dengan keluarga untuk dapat kembali meminta maaf terhadap kejadian yang telah terjadi.
"Malam itu juga mereka (keluarga pelaku) ke sana," bilang Kepsek.
Sementara itu kata Yeni, Selasa (24/12/2019) pihaknya kembali menjenguk P di rumah sakit. Namun pihaknya tidak bertemu dengan P lantaran berdasarkan informasi dari pihak RS, P sudah keluar pada Selasa malam (23/12/2019) sekira pukul 20.00 WIB.
Sementara soal telah dilaporkannya ke pihak kepolisian pihak sekolah sebelumnya tidak mengetahui.
Mereka mengetahui jika persoalan tersebut dibawa ke rana hukum ketika ada sejumlah kepolisian datang ke sekolah.
Kronologis Bullying yang Dilakukan Kelas Kelas kepada Yuniornya di SDN 52 Pijoan, Muarojambi (Tribunjambi.com/Sambul Bahri)