Iran Bertekat Balas Dendam Dengan Serangan Lebih Besar ke Amerika Serikat

Iran berencana balas dendam ke Amerika Serikat dengan serangan yang lebih besar.

Editor: Heri Prihartono
kompas.com
Empat peluru kendali mengudara di sebuah kawasan gurun yang tak disebutkan di Iran. Foto ini diperoleh dari divisi publikasi Garda Revolusi, Sepah News.(SEPAH NEWS/ AFP PHOTO) 

TRIBUNJAMBI.COM - Iran berencana balas dendam ke Amerika Serikat  dengan serangan yang lebih besar.

Bahkan rencana balas dendam itu lebih dari serangan balasan dengan rudal-rudal pada dua pangkalan militer AS di Irak pada 8 Januari 2020 dini hari.

Rencana balas dendam yang dilakukan Iran akan terwujud dalam waktu dekat!

Sudah 3 Kali, Ternyata Pemesan Sabu 15 Kg yang Diungkap Polda Jambi adalah Penghuni Lapas Cipinang

Dilansir dari kontan.co.id, Garda Revolusi mengatakan, Iran bakal melakukan "balas dendam yang lebih keras dalam waktu dekat", setelah Teheran melancarkan serangan rudal terhadap sasaran-sasaran AS di Irak.

Melansir Reuters, kantor berita Tasnim, Kamis (8/1/2020), melaporkan, Abdollah Araghi, petinggi senior Garda Revolusi, menyebutkan, Iran segera melakukan pembalasan yang lebih keras lagi.

Pernyataan Araghi itu keluar setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan pada Rabu (8/1/2020), Iran tampaknya "akan mundur", pasca serangan rudal yang tidak melukai satu pun tentara negeri uak Sam.

Spoiler Komik One Piece Chapter 968, Terungkap Sebab Roger Dieksekusi di Awal Cerita One Piece

Sementara Wakil Kepala Garda Revolusi Ali Fadavi mengatakan, serangan rudal Iran atas target AS adalah wujud dari kekuatan militer negeri Mullah, dan pasukan AS "tidak bisa berbuat apa-apa".

Sebelumnya, Trump mengatakan, serangan rudal Iran ke pangkalan-pangkalan militer di Irak tidak melukai pasukan AS.

Sebuah hasil yang dia katakan menunjukkan Teheran ingin mengurangi eskalasi konflik.

Hubungan AS-Iran Memanas, Begini Kondisi 400 WNI yang Berada di Iran!

“Tidak ada orang Amerika yang terluka dalam serangan semalam oleh rezim Iran. Kami tidak menderita korban. Semua prajurit kami aman dan hanya kerusakan minimal yang terjadi di pangkalan militer kami,” kata Trump dalam pidatonya kepada bangsa AS, Rabu (8/1/2020).

Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan keterangan pers di Gedung Putih, Washington, pada 8 Januari 2020. Trump memberikan pernyataan sikap setelah Iran menyerang dua markas pasukan AS di Irak. Iran mengklaim bertanggung jawab sebagai balasan setelah Komandan Pasukan Quds, Jenderal Qasem Soleimani, tewas diserang rudal AS.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan keterangan pers di Gedung Putih, Washington, pada 8 Januari 2020. Trump memberikan pernyataan sikap setelah Iran menyerang dua markas pasukan AS di Irak. Iran mengklaim bertanggung jawab sebagai balasan setelah Komandan Pasukan Quds, Jenderal Qasem Soleimani, tewas diserang rudal AS. (AFP/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/WIN MCNAMEE)

"Pasukan Amerika kita yang hebat siap untuk apa pun. Iran tampaknya akan mundur, yang merupakan hal yang baik untuk semua pihak terkait dan hal yang sangat baik bagi dunia," ujar Trump seperti dikutip Reuters.

Saat berpidato, ikut berdiri di samping Trump, Wakil Presiden AS Mike Pence, Menteri Pertahanan Mark Esper, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, dan petinggi militer negeri uak Sam.(*Kontan)

Berita Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Duh, Iran bakal lakukan balas dendam yang lebih keras ke AS dalam waktu dekat

Serangan balasan Iran kejutkan dunia

Serangan balasan Iran pada Amerika Serikat atas pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani, rupanya tak langsung ditanggapi dengan aksi pengumuman operasi militer ke Timur Tengah oleh Donald Trump.

Sebelumnya, Qassem Soleimani diserang hingga tewas saat tiba di Bandara Internasional Baghdad Iran pada 2 Januari 2020 lalu. 

Iran membalas kematian jenderal kharismatik Qassem Soleimani itu Rabu dini hari, 8 Januari 2020.

Dua lusin lebih peluru kendali balistik diluncurkan.

TES KEPRIBADIAN : Pria Ini Duduk di Luar atau Di Dalam Rumah?Jawabanmu Menentukan Sifat Sebenarnya

Video serangan balasan Iran ke pangkalan militer AS di Irak beredar di media sosial. Puluhan rudal jelajah diluncurkan
Video serangan balasan Iran ke pangkalan militer AS di Irak beredar di media sosial. Puluhan rudal jelajah diluncurkan (Twitter)

Sasaran utamanya pangkalan militer besar Ayn al-Asad di Provinsi Anbar, Irak bagian barat.

Gempuran rudal itu mengejutkan dunia, melihat kapabilitas militer Iran.

Presiden Trump merespon serangan asimetrikal Iran itu, Rabu pagi waktu Washington. Ia sama sekali tidak menyinggung rencana serangan balasan secara militer.

TES KEPRIBADIAN : Pria Ini Duduk di Luar atau Di Dalam Rumah?Jawabanmu Menentukan Sifat Sebenarnya

Pidatonya lebih banyak pembenaran atas keputusannya mengeksekusi Soleimani, serta ancaman sanksi ekonomi lebih keras terhadap Iran.

Apa rahasianya sehingga Iran punya kapabilitas militer yang luar biasa?

Bagaimana taktik strateginya di tengah tekanan dan embargo kuat oleh AS dan sekutunya?

Laman berita Israel, Haaretz.com, Kamis (9/1/2020), melansir laporan Reuters, menyebut Iran sudah sangat lama membangun kemampuan mandirinya di bidang militer.

Di tengah tekanan dari berbagai penjuru, Iran juga memperluas pengaruh, membangun jaringan di Timur Tengah.

Peran Qassem Soleimani

Qassem Soleimani memiliki andil besar karena ia memimpin pasukan khusus yang memang menjalankan tugas ekstrateritorial di luar Iran, baik militer maupun politik.

Daniel J Levy, kolumnis Haaretz mencatat, Amerika memiliki kekuatan militer luar biasa. Tapi Iran memiliki keahlian istimewa di peperangan inkonvensional.

Di Lebanon yang berhadapan langsung dengan Israel, Iran menancapkan pengaruhnya lewat Hezbollah.

Di Jalur Gaza, Qassem Soleimani menjalankan operasi rahasia membantu kelompok Hamas secara logistik maupun pengembangan senjata.

Hubungan Iran dengan Hamas ini unik, karena di satu pihak Hamas mewakili gerakan Ikhwanul Muslimin, di sisi lain kelompok ini berseberangan dengan Syiah yang identik dengan Iran.

Di Yaman, Iran memiliki hubungan sangat kuat dengan kelompok Houthi. Secara teknik dan logistik militer, Houthi banyak dibantu Iran guna melawan Saudi dan sekutu Arabnya.

Di Irak, jauh lebih mudah karena pengikut Syiah di negara ini sangat besar, dan mereka juga menguasai sektor militer dan pemerintahan.

Foto yang dirilis situs kantor Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada 4 Juni 2019 memperlihatkan Mayor Jenderal Qassem Soleimani (tengah), komandan Pasukan Quds, cabang Garda Revolusi Iran, ketika hadir dalam peringatan 30 tahun kematian pendiri negara itu, Ayatollah Rohullah Khomeini.
Foto yang dirilis situs kantor Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada 4 Juni 2019 memperlihatkan Mayor Jenderal Qassem Soleimani (tengah), komandan Pasukan Quds, cabang Garda Revolusi Iran, ketika hadir dalam peringatan 30 tahun kematian pendiri negara itu, Ayatollah Rohullah Khomeini. (AFP/IRANIAN SUPREME LEADERS WEBSITE/HO)

Qassem Soleimani membantu kelompok paramiliter Hasd al-Shaabi atau Popular Mobilization Unit dan Khataib Hezbollah.

Jumlahnya cukup besar dan kuat, dan paramiliter ini telah diintegrasikan ke pasukan Irak. Mereka jadi tulang punggung Irak dalam operasi memusnahkan ISIS dari Irak.

Di Suriah, Iran juga hadir membantu Presiden Bashar Assad, yang dirongrong kelompok ISIS, serta berbagai kelompok proksi Turki, Saudi, Emirat, Israel dan disokong koalisi AS.

Qassem beberapa kali muncul di Suriah, bersama paramiliter lokal Syiah, serta Hezbollah Lebanon yang datang membantu Damaskus.

Masih menurut Haaretz, Iran memiliki sekira 500.000 prajurit tempur dari semua satuan.

Dari jumlah itu, 125.000 di antaranya anggota Korps Garda Republik Iran.

Ini data terakhir yang dirilis Institut Internasional Studi Strategis (IISS). Secara kualitas, persenjataan pasukan ini mulai ketinggalan karena embargo.

Namun, Iran berusaha keras mengembangkan secara diam-diam, sejumlah persenjataan tempur yang bisa dipakai untuk peperangan asimetrikal.

Antara lain pengembangan peluru kendali dari jarak menengah hingga jelajah. Kemudian pengembangan drone atau pesawat nirawak untuk misi pengeboman.

"Secara sudut pandang kemampuan militer konvensional, mereka mudah sekali dipukul," kata seorang mantan perwira tempur Inggris yang enggan disebut namanya.

"Peralatan tempur mereka sangat ketinggalan. Karena itu anggaran terbesar digunakan untuk pengembangan kapabilitas serangan asimetrik," lanjutnya.

Kemampuan Iran itu ditunjukkan 8 Januari 2020, ketika puluhan rudal yang diluncurkan menghantam sasaran strategis pihak AS tanpa bisa dicegah.

Presisinya termasuk sangat baik, meskipun secara dampak dianggap minor. Namun pesan penting telah diketahui secara luas oleh masyarakat dunia.

Serangan itu oleh Iran dinyatakan baru permulaan. Mereka masih menyimpan begitu banyak rudal jarak dekat maupun jelajah.

Rudal berbahaya milik Iran antara lain Shahab 1 berjarak jangkau 300 km, Fateh 110 mampu m enjangkau 300 km.

Sedangkan Shahab 2 mampu menghantam sasaran hingga jarak 500 km, rudal Zolfaghar atau Zulfikar sampai 700 km.

Ada lagi rudal Qiam-1, meski masuk kategori jarak pendek namun mampu menjangkau 800 km.

Rudal jarak menengah Iran adalah Shahab-3 dan Sajil yang mampu mencapai 2.000 km.

Sedangkan rudal jelajah mereka adalah Soumar yang mampu melesat hingga 2.500 km dari Iran.

Semua negara di kawasan Teluk bisa dijangkaunya.

Arab Saudi beberapa bulan lalu merasakan dampak kapabilitas Iran ini ketika kilang terbesar Aramco dihantam serangan rudal balistik kelompok Houthi Yaman.

Kerusakan hebat di kilang minyak itu menyebabkan penurunan suplai minyak global hingga 5 persen. Iran menampik tuduhan Saudi, yang mengatakan Iran di balik serangan ini.

Reuters menambahkan, Iran memiliki cadangan terbesar rudal balistik di antara negara-negara di Timur Tengah.

Sebagian besar menggunakan stok lama, rudal Scud yang terkenal di Perang Teluk I dan II.

Rudal ini dimodifikasi, selain menggunakan model rudal No Dong dari Korea Utara yang diperbarui.

Badan Intelijen Pertahanan AS memperkirakan rudal modifikasi berbasis Scud dan No Dong itu kini mampu menjangkau sasaran 2.000 km dari lokasi peluncuran.

Artinya, wilayah Israel dan Eropa selatan bisa dijangkau Iran dengan mudah. Strategi militer Iran lainnya adalah membentuk satuan khusus perahu cepat bersenjata.

Militer AS pernah merasakan kecepatan dan kegesitan pasukan ini di Selat Hormuz.

Satuan ini pernah menangkap pasukan khusus AS yang diduga tersesat dan masuk ke perairan Iran di Teluk Persia.

"Jika melihat kapal perang, tank, jet tempur, Iran terlihat sangat lemah. Tapi jika melihat rudal antikapal, rudal balistik, drone, mereka sangat kapabel," kata Jeremy Binnie, editor Jane's Defence Weekly.

Pasukan drone Iran selain untuk tujuan pengintaian, mereka juga sudah dilengkapi bom dan rudal untuk penyerangan.

Iran pernah menyita drone canggih AS yang ditembak jatuh di wilayah Iran beberapa tahun lalu.

Drone itu dibedah dan diduga kuat sudah diadopsi desain dan sistemnya. Secara diam-diam Rusia dan China membantu Iran terkait pengembangan teknologinya.

"Iran di Teluk Persia tidak memerlukan kapal perang besar, begitu pula fregat atau perusak. Perahu cepat, kapal kecil bersenjata, kapal rudal mampu menggantikan pekerjaan mereka," kata Hossen Aryan, analisis militer yang pernah bekerja di Angkatan Laut Iran.

Pentagon menempatkan sekitar 5.000 prajuritnya di Irak, dan pemerintah serta parlemen Irak telah memutuskan untuk mengusir mereka termasuk pasukan asing lain sekutu AS.

Di Timur Tengah, ada ratusan ribu prajurit AS dari berbagai satuan dan angkatan. Mereka tersebar di Arab Saudi, Emirat, Kuwait, Bahrain, Oman, Suriah, Turki, dan Lebanon.

Basis terbesar militer AS ada di Pangkalan Al Udeid, Doha, Qatar, sekaligus Komando Pusat Militer AS di kawasan Timur Tengah. Bahrain merupakan pangkalan laut Armada V AS.

Scott Ritter, veteran militer AS yang pernah bertgas sebagai inspektur persenjataan PBB menegaskan, Iran sungguh-sungguh telah memberi peringatan keras kepada AS.

"Pembalasan atas pembunuhan Qassem Suleimani mengirim sinyal jelas kepada Donald Trump, Iran siap menanggapi setiap provokasi AS di masa depan," kata Scott Ritter dikutip Russia Today.(Tribunjogja.com/xna)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Ini Strategi Iran Hingga Mampu Serang Langsung Pasukan Amerika

 
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved