Kisah Militer

9 Tahun Lalu Ikut Pembebasan Sandera Bajak Laut Somalia, Sekarang 2 Orang Ini Sudah Jadi Jenderal

Tapi tak banyak yang tahu, Suhartono ternyata satu di antara perwira TNI yang dikirimkan untuk operasi pembebasan sandera kapal MV Sinar Kudus

Editor: Duanto AS
Kolase/TribunJambi.com
Letjen TNI Doni Monardo dan Mayjen TNI Suhartono 

Operasi pembebasan sandera kapal MV Sinar Kudus adalah sebuah operasi untuk membebaskan awak kapal MV Sinar Kudus yang disandera di Somalia.

Dalam pembebasan ini dibentuklah Satgas Merah Putih, Satuan tugas militer ini dibentuk untuk menyelamatkan awak kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak secara milter.

Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono, M. Tr (Han) Komandan Korps Marinir dan Mayjen TNI (Mar) Bambang Suswantono, S.H., M.H., M.Tr (Han)
Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono, M. Tr (Han) Komandan Korps Marinir dan Mayjen TNI (Mar) Bambang Suswantono, S.H., M.H., M.Tr (Han) (IST/Dinas Penerangan Korps Marinir)

Satgas melibatkan dua kapal fregat yakni KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dan KRI Yos Sudarso-353, satu kapal LPD KRI Banjarmasin-592 dan satu helikopter, “sea riders” dan LCVP.

Personel yang dikerahkan terdiri atas pasukan khusus dari Kopassus (Satuan 81/Penanggulangan Teror), Korps Marinir (Denjaka) dan Kopaska.

Tugas pokok dari satgas merah putih adalah Menyelamatkan 20 WNI membawa kembali atau membebaskan kapal Sinar Kudus, bebas ke Indonesia atau melanjutkan pelayaran ke Eropa seperti rencana sebelum dibajak dengan pengawalan TNI.

Operasi penyelamatan pun dimulai, pada 23 Maret 2011 melalui surat perintah Panglima TNI saat itu Laksamana Mar Agus Suhartono.

Mayjen TNI Suhartono, Dankomar TNI AL.
Mayjen TNI Suhartono, Dankomar TNI AL. (instagram/suhartono323)

Strategi pun diatur, helikopter bolkow yang berpangkalan di KRI Yos Sudarso melakukan pengintaian pada 4 April 2011.

Sempat tercetus untuk melakukan operasi pada malam hari dengan memanfaatkan kegelapan malam.

Namun keberhasilan fifty fifty karena lokasi para ABK belum diketahui.

Satgas Muhibah yang melakukan pengintaian terus memberi laporan perkembangan.

Selain penyiapan operasi militer, pihak PT Samudera Indonesia juga melakukan negosiasi dengan para perompak, mengingat keselamatan ABK harus diutamakan.

Akhirnya pada 30 April pembayaran dilakukan PT Samudera Indonesia kepada para perompak.

Namun di tengah para perompak terjadi perselisihan, pembebasan kapal dan ABK menjadi kian tak pasti.

Ada kemungkinan setelah dibebaskan, akan ada kelompok lain yang menyandera.

Saat itu, pasukan Denjaka segera mengejar para perompak yang turun dari MV Sinar Kudus, sekaligus mencegah pembajakan ulang.

Sejumlah perahu milik perompak dikejar dan ditenggelamkan.

Para perompak juga dihabisi.

Doni Monardo yang Pernah jadi Wakil Komando Operasi Pembebasan Sandera Perompak Somalia
Doni Monardo yang Pernah jadi Wakil Komando Operasi Pembebasan Sandera Perompak Somalia (Tribunnews)

Satgas Merah Putih Melakukan operasi militer dan juga melakukan pengejaran hingga ke garis pantai Somalia setelah para sandera dibebaskan

Atas keberhasilannya membebaskan seluruh ABK, Kolonel Laut (Pelaut) Achmad Taufiqoerrochman diberikan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi menjadi Laksamana Pertama TNI.

Presiden juga memberikan tanda jasa Santi Dharma masing-masing kepada Letkol (Infanteri) Sabri (Danton Ban Sat-81/Gultor), Kolonel (Marinir) Suhartono, (Dandenjaka) dan Letkol (Penerbang) Ronald Lucas Siregar (Pilot Boeing 474-400) yang bertugas dalam misi pembebasan itu.

Kronologi Operasi Pembebasan Kapal MV Sinar Kudus
Setelah ditawan selama 45 hari, akhirnya Kapal MV Sinar Kudus beserta 20 anak buah kapal asal Indonesia berhasil diselamatkan pada 1 Mei 2011.

Berikut ini adalah kronologinya seperti Tribunjambi.com lansir dari Kompas.com:

- 16 Maret 2011 MV Kapal Sinar Kudus beserta 20 anak buah kapal (ABK) asal Indonesia disandera perompak Somalia di Perairan Teluk Aden.

- 17 Maret 2011 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Presiden SBY) menerima laporan mengenai pembajakan tersebut.

18 Maret 2011 Presiden SBY memberikan pengarahan terhadap operasi militer penyelamatan MV Sinar Kudus dan 20 ABK kepada Menko Polhukam Djoko Suyanto. Saat itu, Menko Polhukam menggelar rapat khusus bidang politik, hukum, dan keamanan.

Rapat tersebut membahas alternatif upaya penyelamatan Kapal MV Sinar Kudus.

Hasil rapat tersebut adalah melakukan pembebasan kapal dengan operasi militer khusus.

Diputuskan pula, pemerintah akan mengirim satu helikopter, dua kapal fregat, KRI Abdul Halim Perdanakusumah dan KRI Yos Sudarso, serta pasukan khusus.

- 19 Maret 2011 Presiden menyetujui pengiriman satu helikopter, pasukan penyelamat yang terdiri dari Marinir, Kopassus, Kopaska, dan Kostrad.

- 20 Maret 2011 TNI melakukan persiapan pasukan 21 Maret 2011 Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono melakukan pemaparan operasi.

Setelah itu, Presiden memutuskan bahwa tim penyelamat diberangkatkan dari Jakarta menuju Kolombo.

- 23 Maret 2011 2 KRI dan helikopter bertolak dari Jakarta

- 29 Maret 2011 Tim penyelamat tiba di Kolombo. Pasukan melakukan pengisian bekal ulang.

- 30 Maret 2011 Tim penyelamat berangkat dari Kolombo menuju Perairan Somalia. Pada saat itu, Kapal MV Sinar Kudus dilaporkan telah menurunkan jangkar. Namun, tim penyelamat mendapatkan informasi bahwa Kapal MV Sinar Kudus mungkin masih digunakan sebagai mothership.

- 4 April 2011 Gugus Tugas telah tiba di perairan Somalia. Selanjutnya, anggota Gugus Tugas melakukan pengumpulan data untuk menyusun rencana cadangan.

Ada beberapa catatan yang menjadi bahan pertimbangan saat ini.

Pertama, hasil deteksi dari helikopter, kapal MV Sinar Kudus telah melakukan lego jangkar.

Kedua, belum ada negara lain yang melakukan operasi penyelamatan pada saat kapal melakukan lego jangkar.

Ketiga, ABK MV Sinar Kudus sering dipindah sehingga jumlahnya tak pernah lengkap.

Keempat, setiap kapal yang disandera dijaga pasukan khusus.

Saat ini, ada 15-20 kelompok perompak. Tiap-tiap kelompok perompak terorganisasi dan beranggotakan sekitar 30 orang.

- 6 April 2011 Satuan tugas menuju ke Salalah Oman (pangkalan AJU) untuk melakukan pengisian perbekalan.

Pengisian perbekalan berlangsung selama 7 hari.

- 12 April 2011 Satuan tugas kembali menuju perairan Somalia.

- 13 April 2011 Proses negosiasi dengan perompak menemui titik terang.

Maka dari itu, rencana penindakan disesuaikan.

Pertama, pelaksanaan tebusan harus dipastikan dapat menjamin keselamatan ABK MV Sinar Kudus.

Kedua, pada saat pelepasan, akan dilaksanakan tindakan militer terhadap pembajak.

- 18 April 2011 Dalam rapat terbatas di Istana Bogor yang dipimpin Presiden diputuskan dua hal.

Pertama, selamatkan sandera terlebih dahulu.

Setelah itu, satuan tugas baru melakukan pengejaran terhadap pembajak.

Kedua, aksi pembebasan serentak terhadap sandera dilakukan dengan menguatkan pasukan yang terdiri dari 1 LPD, 1 helikopter, dan penambahan pasukan khusus dari Marinir, Kopassus, Kostrad, serta melibatkan Sandi Yudha.

- 21 April 2011 Pasukan tambahan diberangkatkan dari Jakarta menuju Somalia.

- 27 April 2011 Presiden kembali menggelar rapat khusus yang membahas upaya pembebasan Kapal MV Sinar Kudus beserta 20 ABK.

Dalam rapat tersebut kembali ditegaskan bahwa tim harus mengutamakan keselamatan ABK dalam melakukan penyelamatan.

Kedua, pelaksanaan penindakan militer terhadap pembajak Somalia.

Ketiga, setelah upaya pembebasan berhasil, Kapal MV Sinar Kudus akan dikawal menuju Oman.

- 28 April 2011 Rencana dropping uang tebusan dibatalkan. Pasalnya, pembajak Somalia menaikkan jumlah uang tebusan.

- 30 April 2011 Dropping uang tebusan dilakukan di atas Kapal MV Sinar Kudus.
Dropping dilakukan melalui helikopter. Setelah itu, para pembajak menghitung ulang jumlah tebusan yang tak disebutkan besarnya. Penghitungan uang berlangsung selama sekitar 20 jam.

- 1 Mei 2011 Setelah dipastikan bahwa tak ada lagi pembajak di Kapal MV Sinar Kudus, maka satuan tugas melakukan pengejaran terhadap pembajak.

Saat pengejaran, terjadi baku tembak antara satuan tugas dan pembajak.

Akibat aksi tersebut, 4 pembajak tertembak dan jatuh ke laut.

Satuan tugas pun menyita kapal cepat yang digunakan pembajak. Selain itu, satuan tugas juga melakukan sterilisasi kapal.

Satuan tugas memastikan tak ada bahan peledak di dalam Kapal MV Sinar Kudus.

Dua Maling Panik Ketahuan Mencuri, Tak Sadar Lari Masuk Markas Kopassus, Nasibnya Berakhir

Sandi-sandi yang Digunakan Kopassus Terdengar Remeh Temeh, Tapi saat Dengar Langsung Siap

Kopassus Datang Cuma Pakai Blue Jins untuk Sapu Musuh, Operasi Intelijen Tak Pakai Baret Merah

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved