Kisah Militer

Kopassus Datang Cuma Pakai Blue Jins untuk 'Sapu' Musuh, Operasi Intelijen Tak Pakai 'Baret Merah'

Pasukan Kopassus waktu itu masuk ke wilayah Timor Timur tanpa menggunakan seragam dan baret merah kebanggaan.

Editor: Duanto AS
(KOMPAS.com/Kristian Erdianto)
Kopassus saat parade pasukan dan alat utama sistem pertahanan (alutsista) di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten. 

Kopassus Datang Cuma Pakai Blue Jins untuk 'Menyapu' Musuh, Operasi Intelijen Tak Pakai 'Baret Merah'

TRIBUNJAMBI.COM - Selain bertempur para prajurit Kopassus juga dibekali kemampuan infiltrasi ke wilayah lawan tanpa terdeteksi.

Satu di antaranya misi rahasia Komando Pasukan Khusus yang satu ini.

Kopassus dikirim untuk memasuki wilayah Timor Timur atau sekarang bernama Timor Leste.

Pasukan Kopassus waktu itu masuk ke wilayah Timor Timur tanpa menggunakan seragam dan baret merah kebanggaan.

Misi Rahasia Kopassus, Tahu-tahu Suami Pamitan saat sudah Ada di Pesawat Terbang

2 Jenderal TNI Kopassus dan Denjaka Karier Meroket, setelah Pembebasan Sandera Bajak Laut Somalia

Ketika militer Indonesia (ABRI) berencana akan melakukan operasi militer ke Timor Timur (sekarang Timor Leste) demi mendukung rakyat yang mau berintegrasi dengan RI, langkah awal yang ditempuh adalah melancarkan operasi intelijen terlebih dahulu.

Demi melancarkan operasi intelijen itu, Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) mendirikan semacam markas (safe house) di Motaain, Belu, NTT yang berfungsi untuk membentuk jaringan dengan kelompok-kelompok pro integrasi yang ada di Tim-Tim.

Petinggi Bakin yang mengendalikan operasi intelijen di Motaain adalah Ketua G-1/Intelijen Hankam, Mayjen Benny Moerdani.

Sebagai tokoh intelijen yang dikenal agresif, meskipun belum ada kepastian kapan operasi militer terbuka oleh ABRI dilaksanakan, Mayjen Benny diam-diam telah menyusupkan personel intelijennya.

Para personel Kopassus yang tergabung dalam tim kecil intelejen tersebut dinamakan tim Nanggala.

Sebagai tim kecil intelijen Kopassus, personel Nanggala berada di bawah organisasi (military order) Pasukan Sandiyudha (Kopassandha).

Sejak itulah, seluruh operasi Sandiyudha (intelijen tempur) dalam bentuk tim-tim kecil diberi nama sandi Nanggala.

Tim Nanggala tersebut menggunakan senjata non organik TNI yaitu AK 47.

Dalam berbagai pertempuran sepanjang tugas operasi di Timor Portugis selain AK 47 anggota Nanggola 2 juga menggunakan RL atau Rocket Launcher.

Para awak pesawat militer dan awak pesawat sipil yang mendukung operasi ini juga berstatus sebagai sukarelawan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved