Mengenal Kanker Endometrium yang Diderita Ria Irawan, Faktor Risiko dan Pentingnya Deteksi Dini
Selain kanker kelenjar getah bening, artis peran Ria Irawan sempat juga mengidap penyakit kanker endometrium sebelum meninggal dunia. Pada pertengahan
TRIBUNJAMBI.COM- Selain kanker kelenjar getah bening, artis peran Ria Irawan sempat juga mengidap penyakit kanker endometrium sebelum meninggal dunia. Pada pertengahan 2019 lalu, kondisi Ria bahkan semakin memburuk akibat penyakitnya itu.
Sel kanker yang dia derita ternyata telah menyebar ke beberapa organ tubuh Ria, seperti kepala dan paru-paru.
Massa tumor di bagian kepala bahkan sampai menekan saraf Ria hingga membuat dirinya kesulitan bicara dan kehilangan keseimbangan.
• Bikin Merinding! Permintaan Terakhir Ria Irawan Buat Sang Kakak Sampai Seperti Ini, Doanya Didengar
• Catat Ini Jadwal Tes SKD CPNS Diperkirakan Akhir Januari 2020 Ini
• VIDEO : Update Petisi Copot Anies Baswedan Sudah Ditandatangani Lebih Dari 222 Ribu
Melansir dari American Cancer Society, kanker endometrium pada dasarnya adalah jenis kanker yang menyerang sel-sel lapisan dalam rahim (endometrium).
Kanker yang bisa juga disebut karsinoma endometrium ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan pada bagaimana sel-sel terlihat di bawah mikroskop.
Jenis-jenisnya, antara lain:
- Adenokarsinoma (sebagian besar kanker endometrium adalah jenis adenokarsinoma yang disebut kanker endometrioid)
- Rahim carcinosarcoma atau CS Karsinoma sel skuamosa
- Karsinoma sel kecil
- Karsinoma transisi
- Karsinoma serosa
- Karsinoma sel jernih
- Adenokarsinoma lendir
- Karsinoma yang tidak berdiferensiasi
- Karsinoma terdiferensiasi
- Adenokarsinoma serosa
• Foto Sungai Batanghari pada 1910 s/d Boom Batu Jadi Favorit, Pameran Foto Jambi Tempo Doeloe
• Gubernur Cup 2020, Tim Sepakbola Sarolangun Bawa 23 Pemain dan 7 Official
• Jatah Replanting Karet Kabupaten Batanghari 400 Hektare Lebih, Dapat Dana dari 2 Sumber
Dari banyak jenis kanker endometrium itu, memang ada jenis kanker endometrium yang tergolong kurang umum karena bisa tumbuh dan menyebar lebih cepat daripada jenis lainnya.
Mereka yang termasuk jenis kanker endometrium itu, antara lain karsinoma sel jernih, adenokarsinoma lendir, karsinoma yang tidak berdiferensiasi, karsinoma terdiferensiasi, dan adenokarsinoma serosa.
Mereka bahkan diketahui sering menyebar di luar rahim.
Hal ini diketahui setelah dilakukan diagnosis.
• Korban Meninggal Benurun, Jumlah Angka Kecelakaan di Bungo 2019 Meningkat
• Kronologi 78 Jemaah Umrah Merangin Terlantar 2 Kali, di Jakarta dan Arab Saudi karena Tiket
• Ukuran Bayi Yosafat Berat 3,66 Kg dan Panjang 51 Cm, Begini Kondisi Puput Setelah Bedah Sesar
• Ingat Perannya Mengabdi di Masyarakat, Pemkab Tanjab Barat Beri Penghargaan Buat Alm KH Abdul Halim
Faktor risiko
American Cancer Society menyebut ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi risiko seorang wanita terkena kanker endometrium.
Berikut ini daftarnya:
- Kegemukan
- Hal-hal yang memengaruhi kadar hormon, seperti mengonsumsi estrogen setelah menopause maupun konsumsi pil KB
- Tamoxifen atau kondisi terkait jumlah siklus menstruasi, kehamilan, tumor ovarium tertentu, dan sindrom ovarium polikistik (PCOS)
- Penggunaan alat kontrasepsi (IUD)
- Usia
- Diet dan olahraga
- Diabetes tipe 2
- Riwayat keluarga (memiliki kerabat dekat dengan kanker endometrium atau kolorektal)
- Pernah menderita kanker payudara atau ovarium di masa lalu
- Pernah mengalami hiperplasia endometrium di masa lalu
- Pengobatan dengan terapi radiasi ke panggul untuk mengobati kanker lain
Beberapa faktor risiko tersebut diketahui dapat dihindarkan.
Oleh sebab itu, para wanita yang tak ingin mengidap kanker endometrium disarankan untuk menjaga pola hidup sehat.
Deteksi dini
Cara terbaik untuk menemukan kanker endometrium pada tahap awal, yakni dengan menemui dokter apabila Anda mengalami sejumlah gejala berikut:
Pendarahan pervagina
Keputihan vagina abnormal
Deteksi dini dapat meningkatkan kemungkinan kanker akan berhasil diobati.
Kebanyakan wanita dengan kanker endometrium mengalami perdarahan vagina yang tidak normal.
Namun dalam beberapa kasus, gejala tersebut tak muncul dan diketahui kanker sudah mencapai stadium lanjut.
Ini berarti kankernya telah membesar dan mungkin telah menyebar tanpa menimbulkan tanda-tanda.
American Cancer Society mendorong semua wanita khususnya yang telah menopause, memahami gejala kanker endometrium.
Para wanita ini sangat dianjurkan untuk segera memeriksakan diri apabila mengalami perdarahan, keputihan, atau bercak apapun pada vagina.
Beberapa tindakan yang mungkin akan dilakukan dokter, antara lain:
1. Pemeriksaan panggul Pemeriksaan panggul diyakini dapat menemukan beberapa kanker, termasuk beberapa kanker rahim lanjut.
2. Pemeriksaan USG Dokter bisa menggunakan ultrasonografi (USG) transvaginal untuk melihat ketebalan dan tekstur endometrium. Tes ini dapat membantu dokter mencari kelainan pada lapisan uterus.
3. Biopsi Tindakan ini dilakukan dokter dengan mengambil sampel jaringan yang berada di dinding rahim kemudian diperiksa di laboratorium untuk menentukan apakah terdapat sel kanker atau tidak.
4. Pemeriksaan Radiologi Setelah hasil biopsi menunjukan adanya sel kanker pada jaringan endometrium, dokter dapat merekomendasikan serangkaian pemeriksanan radiologi seperti X-ray, CT-scan, atau MRI.
Pemeriksaan tersebut bertujuan juga untuk melihat apakah ada penyebaran kanker ke organ lain atau tidak.
Selain itu pemeriksaan radiologi bisa membantu dalam penentuan stadium kanker endometrium.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Belajar dari Ria Irawan, Ini Cara Deteksi Dini Kanker Endometrium"