Rocky Gerung Soroti Erick Thohir dan Sri Mulyani yang Mendadak Lembut Saat Tangani Jiwasraya

Pengamat politik Rocky Gerung memberi pandangan terhadap kasus Jiwasraya yang kebocoran dananya mencapai angka triliunan rupiah.

Editor: Heri Prihartono
Tangkap Layar Youtube Indonesia Lawyers Club
Junimart Girsang dan Rocky Gerung 

TRIBUNJAMBI.COM - Pengamat politik Rocky Gerung memberi pandangan terhadap kasus  Jiwasraya yang kebocoran dananya mencapai angka triliunan rupiah.

Rocky Gerung menyayangkan Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menurutnya tidak segarang saat membahas kasus skandal mantan Direktur Utama Garuda Ari Askhara.

Dikutip TribunWow.com, mulanya Rocky Gerung membahas pernyataan Presiden RI Joko Widodo(Jokowi) soal kasus Jiwasraya yang menurutnya tergesa-gesa menyalahkan presiden terdahulu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

VIDEO: VIRAL Pesawat Buatan Montir Asal Sulawesi Selatan Berhasil Terbang

"Kedua, sifat dari isu itu, tiba-tiba dia dikomentari secara berlebih oleh presiden, sebelum ada kejelasan dari kejaksaan, dari analis perbankan."

"Presiden bilang itu soal yang, gampangnya itu problem SBY," tambahnya.

Menurut Rocky Gerung langkah Jokowi tersebut menimbulkan banyak pertanyaan di masyarakat.

 

8 Makanan yang Bisa Bantu Mengecilkan Perut, Mulai Cabai hingga Timun

"Itu yang bikin orang berpikir kenapa presiden secara lantang dan tergesa-gesa mengambil poin yang sekiranya sangat politis," jelasnya.

Rocky Gerung lanjut menyindir Erick Thohir dan Sri Mulyani yang reaksinya tidak sehebat saat menangani kasus skandal Garuda.

"Lalu orang hubungkan lagi setelah presiden ngomong begitu, Erick Thohir diam, Sri Mulyani diam," ujarnya.

"Ini ada nasabah yang dirugikan oleh praktek bisnis yang tidak sehat, yang adalah tanggung jawab pemerintah."

"Tapi menterinya diam," imbuh Rocky Gerung.

Naiknya isu Jiwasraya dan tanggapan dari Jokowi, menurut Rocky Gerung justru membuat orang mencurigai adanya usaha pengalihan isu terhadap politik dinasti dan kecurangan Pemilu.

"Jadi orang bikin kalkulasi berlipat-lipat, apa memang ada upaya untuk menaikkan isu ini, dicicil untuk menutupi isu lain, soal dinasti lah, soal fraud Pemilu," kata Rocky Gerung.

"Orang mau dapat kejelasan itu," lanjutnya.

Dipepet Badut saat Jalan-jalan di Italia, Raffi Ahmad & Nagita Slavina Nyaris Jadi Korban Copet

Rocky Gerung menilai pemerintah tidak becus dalam mengomunikasikan isu Jiwasraya ke masyarakat umum.

"Jadi poin saya hari ini betul-betul public relation (komunikasi publik) pemerintah itu buruk sekali dalam soal isu publik semacam ini," terangnya.

"Dikontrol kemudian diajukan, lalu ditinggalkan sebagai isu," tambah Rocky Gerung.

Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-5.05:

SBY Tanggapi Pernyataan Jokowi soal Jiwasraya

Staf pribadi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ossy Dermawan mengungkapkan tanggapan SBY tentang kasus Jiwasraya.

Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @OssyDermawan, Ossy menceritakan respons SBY ketika menerima seorang tamu.

Rupanya tamu tersebut menyinggung kasus Jiwasraya yang hendak ditarik mundur ke 2006.

"Kamis (26/12/2019), SBY menerima sejumlah tamu. Ada yang menyampaikan bahwa sepertinya kasus Jiwasraya mau ditarik mundur ke tahun 2006," cuit Ossy Dermawan.

Masih dalam unggahan yang sama, Ossy menyampaikan jawaban Presiden ke-6 RI tersebut.

SBY tidak keberatan apabila pemerintahan saat ini menyalahkan masa lalu dan enggan bertanggung jawab mengenai kasus Jiwasraya.

"Dengan tenang SBY menjawab: Kalau di negeri ini tak satupun yang mau bertanggung jawab tentang kasus Jiwasraya, ya.. salahkan saja masa lalu," lanjutnya.

Melalui cuitan Ossy, SBY menjelaskan krisis Jiwasraya yang menjadi besar pada dua tahun terakhir.

Ia mengatakan kembali bahwa tidak keberatan disalahkan dalam krisis tersebut.

Menurutnya, para pejabat dari 2006 masih ada, seperti Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN, dan lain-lain.

Meskipun demikian, menurut SBY para pejabat tersebut tidak perlu disalahkan.

"Yang rakyat ketahui, krisis besar

Jiwasraya terjadi 2 tahun terakhir, 2018-2019.

Jika ini pun tak ada yang bertanggung jawab, ya sudah, salahkan saja tahun 2006.

Para pejabat tahun 2006 juga masih ada, mulai dari saya, Wapres Jusuf Kalla, Menkeu Sri Mulyani, Menteri BUMN dan lain-lain.

Tapi, tak perlu mereka harus disalahkan," cuitnya.

SBY juga mengatakan mendapat informasi yang menyebutkan banyak BUMN saat ini bermasalah.

Masalah tersebut berupa keuangan yang tidak sehat, utang yang besar, sampai dugaan penyimpangan.

"Saya juga dapat informasi; katanya sekarang banyak BUMN (termasuk sejumlah bank) yang bermasalah.

Mulai dari keuangan yang tak sehat, utang yang sangat besar sampai dengan dugaan penyimpangan (melanggar aturan).

Kalau begini, jangan-jangan saya lagi yang disalahkan. Begitu respons SBY," kata Ossy dalam cuitan terakhirnya.

SBY soal Jiwasraya, Jumat (27/12/2019)." width="700" height="393" loading="lazy" />

Cuitan pada akun Twitter pribadi Ossy Dermawan terkait tanggapan SBY soal Jiwasraya, Jumat (27/12/2019) (Twitter/OssyDermawan)

3 Solusi Said Didu Sembuhkan Jiwasraya

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu membahas soal kasus perusahaan asuransi Jiwasraya yang mengalami kebocoran besar.

Said Didu mengatakan ada 3 langkah yang bisa dilakukan pemerintah agar Jiwasraya dapat berfungsi seperti sedia kala.

Dilansir TribunWow.com dari video unggahan kanal MSD, Sabtu (21/12/2019), mulanya Said Didu menjelaskan masalah pertama yang harus diselesaikan pemerintah adalah soal kepercayaan.

Jiwasraya" width="700" height="393" loading="lazy" />

Said Didu menjelaskan 3 solusi yang dapat digunakan pemerintah untuk mengembalikan kondisi keuangan Jiwasraya (Youtube MSD).

Kasus Jiwasraya yang awalnya sehat dan kemudian tiba-tiba mengalami kerugian besar, menurut Said Didu menghilangkan kepercayaan publik terhadap kinerja perusahaan pelat merah tersebut.

"Problem besar adalah membangkitkan kembali kepercayaan masyarakat dan internasional kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), ini terjadi di BUMN," ujar Said Didu.

"Ini problem besar yang tidak dibayangkan."

"Bahkan dalam tanda kutip menipu, merampok itu suatu kombinasi yang sangat aneh."

"Menurut saya ini yang berat sekali yang dihadapi pemerintah sekarang," tambahnya.

Said Didu sendiri mengatakan pemerintah bisa mengembalikan Jiwasraya kembali ke kondisi normal.

Ia menawarkan pemerintah 3 langkah untuk menyembuhkan kerugian Jiwasraya.

"Sehingga menurut saya ada 3 langkah sekaligus yang harus pemerintah lakukan," terang Said Didu.

Langkah pertama yang harus dilakukan menurut Said Didu adalah menutup sumber-sumber kerugian di Jiwasraya agar tidak menyebar ke sektor lain.

"Satu adalah mengisolasi penyakit-penyakit Jiwasraya ke perusahaan cangkang, kemudian menghidupkan asuransi yang lain," paparnya.

Kemudian Said Didu menyarankan pemerintah untuk terus mengejar pelaku di balik kebocoran dana Jiwasraya.

Setelah pelaku tertangkap, Said Didu menyarankan agar pemerintah menghukum para pelaku tesebut dan menyita aset yang dicuri untuk nantinya dikembalikan ke Jiwasraya.

"Kedua adalah mengejar orang yang merampok ini dan melakukan tindak pidana, kemudian menghukum dan mengembalikan uang," kata Said Didu.

Langkah terakhir menurut Said Didu adalah menggunakan uang hasil sitaan, dari pencurian dan keuntungan dari kinerja harian Jiwasraya ,untuk menyembuhkan keuangan perusahaan asuransi milik negara tersebut.

"Sehingga dari uang yang dikembalikan oleh orang yang mengambil, merampok ini, dan keuntungan Jiwasraya dari operasi yang normal, itu digunakan untuk me-recovery (menyembuhkan) nasabah kembali," terang Said Didu.

Lihat videonya di bawah ini mulai menit 6.20:

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Bahas Jiwasraya, Rocky Gerung Pertanyakan Jokowi yang Buru-buru Sindir SBY: Tapi Menterinya Diam

(*)

 
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved