Kisah Militer
5 Kopassus Lolos dan Lihat Suparlan Tewas Dikeroyok Pemberontak, dari Atas Bukit 'Hujani' Tembakan
Sisa pasukan “Unit Suparlan” yang tinggal 5 orang, telah menguasai ketinggian di celah bukit. Dari atas bukit 5 orang Kopassus yang melihat...
Sisa pasukan “Unit Suparlan” yang tinggal 5 orang, telah menguasai ketinggian di celah bukit. Dari atas bukit 5 orang Kopassus yang melihat Suparlan tewas lalu menghujani tembakan kepada kerumunan itu.
TRIBUNJAMBI.COM - Cerita Pratu Suparlan anggota Komando Pasukan Khusus yang gugur melindungi rekan-rekannya di medan perang menjadi satu di antara kisah heroik yang menggetarkan hati.
Pratu Suparlan merupakan seorang prajurit Kopassus yang mengorbankan nyawanya demi negara.
Kisah heroik ini terjadi di medang perang wilayah Timor-timur atau sekarang bernama Timor Leste.
Tribunjambi.com mengutip dari laman kopassus.mil.id, peristiwa ini terjadi pada 9 Januari 1983, saat satu unit gabungan tentara Nanggala-LII Kopassandha pimpinan Letnan Poniman Dasuki, tengah berpatroli di KV 34 – 34/Komplek Liasidi, suatu daerah sangat rawan di pedalaman.
Maklum, daerah tersebut merupakan tempatnya para pentolan pemberontak Fretilin yang tak sungkan menghabisi anggota TNI yang mereka jumpai.
Tiba-tiba sepasukan kecil TNI ini diadang oleh sekitar 300-an Fretilin (sayap militer terlatih Timor-Timur), lengkap bersenjatakan senapan serbu, mortar, dan GLM.

• 16 Kopassus Dikepung Musuh Tapi Helikopter Penjemput Tak Datang, Kisah Menegangkan Kampung Aruk
• Ini Pesan Ayah dari Anggota Kopassus yang Gugur Ditembak Mati KKB Papua dan Kronologi Penembakan
Terjadilah pertempuran tak imbang antara ratusan Fretilin di ketinggian, dengan TNI pada posisi di pinggir jurang.
Satu per satu anggota pasukan kecil ini gugur, dimangsa peluru Fretilin.
Menyadari hal ini, Dan Tim segera memerintahkan pasukan untuk meloloskan diri ke satu-satunya peluang, yakni ke celah bukit.
Namun hanya sedikit waktu yang tersisa bagi pasukan kecil ini, sehingga Pratu Suparlan menyatakan pada komandannya untuk terus maju, sementara ia sendiri memilih untuk menghadang musuh.
Di sinilah jiwa seorang patriot terbukti.
Pratu Suparlan membuang senjatanya dan mengambil senapan mesin milik rekannya yang gugur.
Tanpa gentar sedikit pun, ia menerjang ke arah pasukan Fretilin.
Hamburan peluru senapan mesin musuh yang mengoyak tubuh Pratu Suparlan, dibalasnya dengan rentetan peluru, hingga amunisinya habis.