Ular Kobra Mulai Masuk Pekarangan Warga di Berbagai Daerah, Begini Cara Mengatasinya!
Munculnya ular kobra di tengah pemukiman masih jadi momok menakutkan bagi warga.
"Meskipun masih bayi, ular kobra sudah memiliki kelenjar bisa yang mampu menghasilkan bisa dan berbahaya bagi manusia," terang Amir.
Pakar Toksonologi dan bisa ular Dr dr Tri Maharani, M.Si SP, mengatakan, bisa ular kobra dominan mengandung mycrotoxin, cardiotoxin, neurotoxin, dan cytotoxin.
"Paling banyak yang menyebabkan kematian di Indonesia karena (kandungan) cardiotoxin dan neurotoxin," ujar Tri. Lamanya waktu hingga menimbulkan kematian ini tergantung dari banyaknya venom yang masuk ke dalam tubuh.
"Kalau banyak cardiotoxin dan neurotoxin-nya bisa cepat (meninggalnya), bisa beberapa menit sampai jam," kata Tri.
Jika kerusakan sel tidak diberikan antivenom, maka semua jaringan bisa rusak dan mati, seperti otot pembuluh darah syaraf dan sebagainya. Venom yang masuk ke tubuh ini akan menyebar lewat kelenjar getah bening.
3. Usir ular dengan garam hanya mitos
Dijelaskan Ketua Taman Belajar Ular Indonesia, Erwandi Supriadi atau yang akrab disapa Elang, mengatakan, menaburkan garam untuk mengusir ular mitos belaka. "Mitos. Ular bersisik, bukan berlendir,” kata Elang, saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (12/12/2019). Garam hanya efektif untuk mengusir hewan berlendir seperti lintah dan pancet. Bahan dapur ini pun tak akan mempan mengusir anakan ular. Namun, garam tak akan berpengaruh bagi ular yang merupakan hewan bersisik.
• Tiga Doa Untuk Terhindar dari Gangguan Ular Kobra, atau Binatang Buas
4. Tutup akses dan bersihkan rumah
Elang berpendapat, cara untuk mencegah ular masuk rumah adalah menutup akses. Misalnya, menutup saluran air dengan kawat baja, bukan aluminium. Alasannya, aluminium bisa dijebol oleh tikus. Selain itu, menutup ruang kosong antara ubin dengan pintu. "Tutupi space itu supaya ular tidak masuk,” ujar dia.
Selain menutup akses, Amir mengingatkan untuk rajin mengepel rumah dan membersihkan kamar mandi dengan bau yang menyengat. "Gunakan pembersih lantai dengan aroma yang menyegat karena ular tidak suka dengan bau yang tajam," terang Amir.
Selain itu, hindari meninggalkan sampah bekas makanan di rumah. "Sampah ini dapat mengundang tikus yang merupakan salah satu mangsa ular," jelasnya. Amir juga mengingatkan untuk selalu membersihkan rumah dari tumpukan barang-barang, termasuk perkarangan rumah dari tumpukan daun-daun kering atau material yang menumpuk. "Tempat tempat itu bisa menjadi tempat persembunyian ular," imbuhnya.
5. Pedoman penanganan gigitan ular berbisa dari WHO
Tri Maharani yang ikut dalam tim pembuat pedoman penanganan gigitan ular berbisa dari WHO, menjelaskan, pertolongan pertama yang dapat diberikan adalah:
Melakukan imobilisasi atau membuat bagian tubuh yang digigit ular tidak bergerak dan segera membawanya ke rumah sakit. Lakukan pertolongan sesuai panduan WHO, seperti memberikan anticholinesterase.
Anggota tubuh yang terkena gigitan ular jangan sampai dihisap atau disedot. Jangan menoreh atau mengeluarkan darah atau memijat bagian anggota tubuh yang terkena gigitan.