Apa Sebenarnya Arti Kata Dimakzulkan yang Terjadi antara DPR AS dengan Presiden Donald Trump?
DPR Amerika Serikat secara resmi memakzulkan Presiden AS Donald Trump pada Kamis (19/12/2019) pagi waktu Indonesia.
Apa Sebenarnya Arti Kata Memakzulkan yang Terjadi antara DPR AS dengan Presiden Donald Trump?
TRIBUNJAMBI.COM - DPR Amerika Serikat secara resmi memakzulkan Presiden AS Donald Trump pada Kamis (19/12/2019) pagi waktu Indonesia.
Pemakzulan sendiri diambil setelah DPR AS menggelar voting bagi para anggota parlemen.
Hasilnya, ada dua dakwaan yang dijatuhkan kepada Donald Trump.
Yaitu dakwaan atas penyalahgunaan kekuasaan dan upaya menghalang-halangi kongres.
Dalam voting tersebut, sebanyak 230 orang anggota parlemen menyetujui bahwa Donald Trump telah melakukan penyalahgunaan kekuasaan, sementara 197 anggota parlemen lainnya menolak.
• MENGAKU Dekat Gus Dur hingga SBY, Rocky Gerung Bongkar Alasan Kenapa Tak Bisa Dekat dengan Jokowi
• Viral Foto Tol Layang Bergelombang, Amankah Untuk Dilintasi? Begini Penjelasan Kementerian PURR
Pasal kedua dalam dakwaan menghalangi-halangi kongres, sebanyak 229 anggota parlemen menyetujui pasal ini, sementara 197 anggota parlemen lainnya tak menyetujui.
Sehingga dengan demikian, Donald Trump resmi dimakzulkan.
Ia menjadi presiden AS ketiga yang dimakzulkan oleh DPR.
Sebelumnya ada nama Bill Clinton dan Andrew Johnson yang dimakzulkan DPR AS.
Meski sudah dimakzulkan di DPR AS yang dikuasai demokrat, proses ini masih harus dilanjutkan pada rapat senat AS yang dikuasai kubu republik.
Pertanyaannya, apa itu pemakzulan?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi pemakzulan adalah sebuah proses, cara atau perbuatan memakzulkan.
• HARIS Azhar Kecewa Penjelasan Mahfud MD soal Pelanggaran HAM: Kasus Munir 49 CCTV Mati Serentak
Pemakzulan ini berasal dari makzul yang artinya adalah berhenti memegang jabatan atau turun tahta.
Sementara itu dikutip dari wikipedia, pemakzulan adalah sebuah proses penjatuhan dakwaan oleh sebuah badan legislatif secara resmi terhadap seorang pejabat tinggi negara (terutama kepala negara dan/atau kepala pemerintahan).
Tergantung pada negara yang bersangkutan, pemakzulan dapat berarti proses pendakwaan yang berujung pada pemecatan atau pelepasan jabatan, atau hanya merupakan pernyataan dakwaan resmi semata yang mirip pendakwaan dalam kasus-kasus kriminal sehingga proses pemecatan tidak termasuk pemakzulan.
Sementara dalam konteks AS, pemakzulan adalah proses di mana badan legislatif mengajukan dakwaan terhadap seorang pejabat sipil pemerintah atas kejahatan yang diduga telah dilakukan.
Impeachment atau pemakzulan dapat terjadi di tingkat federal atau tingkat negara bagian.
DPR di tingkat federal dapat mendakwa pejabat federal, termasuk Presiden, dan lembaga legislatif masing-masing negara bagiandapat mendakwa pejabat negara, termasuk gubernur, sesuai dengan masing-masing pemerintah federal atau konstitusi negara.
Sebagian besar pemakzulan berkaitan dengan dugaan kejahatan yang dilakukan saat menjabat, meskipun ada beberapa kasus di mana para pejabat telah dimakzulkan dan kemudian dihukum karena kejahatan yang dilakukan sebelum menjabat.
Pejabat yang dimakzulkan tetap di bertugas sampai persidangan diadakan.
Persidangan itu kemudian akan menentukan apakah dilakukan pemecatan atau tidak, terutama setelah adanya bukti bersalah atau tidak bersalah.
• Ratusan Personil Dikerahkan Polres Sarolangun dalam Operasi Lilin 2019
Pemakzulan bukanlah proses pidana karena terdakwa tidak mengambil risiko kehilangan nyawa, kebebasan, atau properti; satu-satunya hukuman adalah pemecatan dari jabatan setelah terbukti bersalah.
Awal mula pemakzulan terhadap Donald Trump
Politisi Demokrat Nancy Pelosi tiga bulan lalu mulai melaksanakan penyelidikan terhadap Donald Trump.
Ini dilakukan setelah mereka mendapatkan bukti bahwa Trump melakukan panggilan telepon dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky pada tanggal 25 Juli lalu.
Dalam panggilan telepon itu disebutkan bahwa Trump meminta Zelensky untuk melakukan penyelidikan terhadap Joe Biden dan putranya Hunter Biden.
Untuk melancarkan permintaan itu, Trump pun menawarkan imbalan sebesar USD 400 juta berupa dana bantuan keamanan.
Banyak kalangan menilai bahwa ini merupakan salah satu upaya Trump dalam menjegal Joe Biden yang disebut-sebut akan maju dalam pemilihan presiden di tahun 2020.
Jika terlaksana, maka Joe Biden kemungkinan besar akan berhadapan dengan Donald Trump.
• KURMA Mampu Mengobati Tekanan Darah Tinggi, Baik Dikonsumsi Pagi Hari: No 8 Cegah Penyakit Jantung