Douglas Wilson Paparkan Ilmu Kebal Kopassus, Dari Mana Asal Kanuragan 'Si Baret Merah'
Selain menghalau ilmu gaib musuh, tiga pendekar tersebut dianggap perlu terlibat operasi pembebasan sandera penuh bahaya, karena memiliki ilmu...
Douglas Wilson Paparkan Ilmu Kebal Kopassus, Dari Mana Asal Kanuragan 'Si Baret Merah'
TRIBUNJAMBI.COM - Kekuatan 'rahasia' Kopassus kerap membuat orang berdecak kagum.
Di balik latihan yang sangat keras, ternyata pasukan elite TNI AD ini mempelajari ilmu rahasia.
Meski sudah memiliki skill tinggi, dalam beberapa misi Kopassus juga mendapat bantuan dari rakyat sipil.
• KISAH Penyusupan Intelijen Kopassus di Daerah GAM Menegangkan, Tak Ngaku Meski Ditampar Anggota TNI
• Cara Latihan Kopassus Dibilang Neraka Hukuman Disiksa Bak Tawanan Perang Harus Dilakoni
• Kisah Penyamaran Prajurit Kopassus. Pura-pura Mati Tidur di Tumpukan Mayat 5 Hari
Semboyan 'Bersama Rakyat TNI Kuat' menjadi pesan yang tepat untuk menjaga dan mengamankan NKRI.
Mengutip tulisan Ian Douglas Wilson, pengajar Murdoch University, yang menulis tentang pasukan khusus dan operasi di di Desa Mapenduma, Papua.
Kala itu, sebuah operasi yang dilakukan di Desa Mapenduma, Kecamatan Tiom, Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Misi penyelamatan sandera dilakukan TNI baret hijau dan pasukan khususnya yang berbaret merah, yaitu Kopassus.
Siapa sangka, di antara sepasukan berbaret hijau dan pasukan khusus berbaret merah itu, terdapat tiga orang sipil menjadi ujung tombak operasi pembebasan sandera di Desa Mapenduma.
Mereka, H Tubagus Zaini, Tubagus Yuhyi Andawi dan Sayid Ubaydillah Al-Mahdaly merupakan jawara asal Banten.
Ketiga jawara pemilik ilmu adikodrati tersebut, dianggap berguna untuk menghalau serangan ilmu hitam pihak musuh.
“Waktu itu kami diminta membantu. Tugas kami memberikan perlindungan spiritual para anggota pasukan. Termasuk menangkal illmu gaib yang mungkin dipakai para penyandera,” ungkap Sayid Ubaydillah, seturut dikutip Kompas, 9 November 1998.
TNI, termasuk Kopassus, kala itu memang kesulitan menerabas lokasi penculikan di rimba belantara Mapenduma.
Itu lantaran tak memiliki peta daerah.
Selain menghalau ilmu gaib musuh, tiga pendekar tersebut dianggap perlu terlibat operasi pembebasan sandera penuh bahaya, karena memiliki ilmu kanuragan.