Gubernur Sumsel Bilang Ada Getaran Panas Bumi Bikin Harimau Muncul, Ular Kobra Keluar Sarang
Menurut Herman Deru, ia mendapat laporan jika ada sekitar 7 harimau sumatera yang saat ini berkeliaran, dan diduga karena habitatnya terganggu
TRIBUNJAMBI.COM - Sebenarnya getaran panas bumi seperti apa yang berimbas pada keluarnya harimau dan ular kobra?
Gubernur Sumsel Herman Deru angkat soal teror harimau di Kabupaten Lahat, dan Kota Pagar Alam yang sudah menewaskan tiga orang dan dua lainnya luka-luka.
"Soal serangan Harimau, beberapa hari lalu, saya bertemu kementerian kehutanan dan Lingkungan Hidup, termasuk saya juga berkomunikasi dengan Wako Pagar Alam. Yang jelas, kami tidak tinggal diam," kata Herman Deru disela- sela rapat Paripurna DPRD Sumsel, Jumat (13/14/2019).
• Benarkah Rambut Yesus Gondrong? 7 Hal Tentang Yesus yang Tak Banyak Diketahui Orang
• Yesus Lahir Tahun Berapa, Yesus Lahir di Mana?
"Saya mendengar jawaban menteri, jika harimau itu tidak keluar dalam habitatnya sendiri, tetapi ada saja oknum warga yang berkebun dihabitat itu sehingga mereka terusik. Memang diskusi itu panjang dan tidak bisa saja saya terima begitu saja," capnya.
Selain adanya gangguan dari oknum warga, keluarnya hewan buas dan menyerang warga di wilayah Sumsel itu, ternyata juga terjadi di sejumlah wilayah yang ada di Indonesia.

"Alasan kedua, fenomena (hewan buas serang warga dan ke pemukiman) juga terjadi di Bogor berupa ular kobra, termasuk di Riau ada harimau. Ini seperti ada getaran panas bumi," tukasnya.
Sebelumnya, anggota DPRD Sumsel dari Fraksi Gerindra Budiarto Marsul meminta Gubernur Sumsel melakukan tindakan nyata, terkait ancaman harimau yang sudah menyerang warga di beberapa daerah di Sumsel khususnya kawasan Gunung Dempo.
Apalagi sudah beberapa orang menjadi korban dari serangan buas hewan tersebut.
"Ketakutan diterkam harimau di Pagar Alam dan Lahat. Karena ini sudah menyangkut kabupaten/ kota, maka provinsi Sumsel harus bertindak termasuk TNI dan Polri.

Kondisi ini sudah mendesak, maka perlu tindakan dari Pemprov Sumsel," tuturnya.
Pada saat paripurna, Gubernur Sumsel menyampaikan bahwa aktivitas yang dilakukan perusahaan di kawasan Segamit, antara lain pembukaan kawasan hutan berpotensi menganggu ekosistem atau habitat harimau yang mendiami kawasan itu. Mengingat berdasarkan info BKSD, kawasan tersebut merupakan salah satu kantong habitat harimau
Rentetan Kemunculan dan Serangan Harimau
16 November
Seorang wisatawan Sekayu, Irfan diserang harimau saat berkemah di Tugu Rimau, Kota Pagaralam
16 November
Pemetik Teh di kaki Gunung Dempo melihat harimau sumatera melintas areal kebun teh di dekat Base Camp Pendakian Kampung IV, Kota Pagar Alam
17 November
Petani, Kuswanto (48) Warga Desa Pulau Panas Kecamatan Tanjung Sakti, Lahat tewas usai di terkam oleh harimau Sumatera saat berada di Kebunnya.
2 Desember
Petani Kopi Marta (24) warga Dusun Tebat Benawa diserang harimau saat berada dikebunnya. Marta mengalami luka cakar di pinggang, bokong dan kaki kanan. Lokasi serangan Harimau terhadap Marta berada tak jauh dari lokasi Yudiansyah.
2 Desember
Yudiansyah (41) tewas usai diserang harimau di kawasan Hutan Lindung dekat Hutan Adat Tebat Benawa, kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagar Alam. Akibat serangan harimau sebagian besar tubuhnya tak ditemukan karena telah dimakan harimau.
7 Desember
Enam orang petani, Nupis (42) , Diliadi (50) , Pingki (21), Jumadi (45) , Neus ( 42) , Jimi (40) tak berani pulang usai melihat harimau sumatera di kebun yang tengah digarap di Desa Meringang Demp Selatan Pagar Alam.
8 Desember
Ari Sandi (20) warga Desa Kerinjing Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar alam melihat harimau di kebun miliknya.
13 Desember
Mustadi bin Maspur, (52) warga Desa Pajar Bulan Kecamatan Semendo Darat, Kabupaten Muara Enim tewas diterkam harimau di kawasan Pedamaran Desa Tunggul Bute, Kota Agung Kecamatan Kota agung, Lahat..
Serangan Terbaru
Mustadi (52) petani kopi warga Desa Pajar Bulan Kecamatan Semendo Darat Ulu Muaraenim .
Menurut informasi yang berhasil Tribunsumsel.com himpun di lapangan, peristiwa yang berujung maut tersebut terjadi, Jumat, (13/12/2019) sekitar pukul 04.00 Wib di kebun Kopi Ataran Padamaran Kecamatan Kota Agung Lahat yang berbatasan langsung dengan Desa Rekimai Jaya kecamatan Semende Darat Tengah Kabupaten Muaraenim.
Menurut keterangan salah satu saksi mata yakni Irianto Bin Basri (32) warga Desa Rekimai Jaya Kecamatan Semendo Darat Tengah Kabupaten Muaraenim, peristiwa tersebut bermula saat pada hari Kamis 13 Desember 2019 sekitar pukul 17.30 Wib korban sedang memetik buah kopi di ataran Pademaran kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat.
Kemudian saksi yang sedang menggiling kopi di halaman pondok melihat satu ekor harimau menuju ke arah korban kemudian saksi langsung berteriak memberitahu korban.
Namun saat itu juga harimau tersebut langsung menerkam Mustadi.
Irianto saksi memberitahukan kejadian tersebut melalui via handphone ke masyarakat desa Rekimay Jaya Kecamatan SDT kabupaten Muaraenim dan menginfokannya ke Polsek Semendo.
Sekitar pukul 23.00 Wib, anggota Polsek Semendo yang dipimpin oleh Kapolsek Semendo dan Kanit Bimas Polsek Semendo bersama sama dengan warga menuju ke lokasi kejadian untuk mengevakuasi jasad korban.
Saat dievakuasi jasad korban dalam keadaan sudah meninggal dunia dengan kondisi mengalami luka sobek pada bagian leher, kaki kiri kanan korban,dan bagian dada korban sebelah kanan.
Jasad korbanpun kemudian dibawa ke puskesmas pajar bulan untuk dilakukan pemeriksaan intensif, kemudian jenazah korban langsung di bawa oleh pihak keluarga untuk di makamkan di Desa Pajar Bulan kecamatan SDU Kab Muara Enim.
• KISAH Penyusupan Intelijen Kopassus di Daerah GAM Menegangkan, Tak Ngaku Meski Ditampar Anggota TNI
• AKSI Kopassus Buru Jejak Putra Raja Minyak AS, Ungkap Misteri Suku Kanibal di Lembah X Hutan Papua
Kapolres Muaraenim, AKBP Afner Juwono melalui Kapolsek Semendo, AKP Ferry membenarkan adanya kejadian tersebut.
"Jasad Korban sudah dievakuasi dan saat ini sudah dibawa kerumah duka, di lokasi tersebut nulmang banyak warga Semendo yang berkebun, namun akibat kejadian ini sudah kita himbau agar masyarakat diharapkan untuk turun dulu dan meninggalkan kebun, untuk mengantisipasi kejadian serupa tidak terulang lagi," katanya.
Dijelaskannya kondisi saat ini, dengan adanya kejadian tersebut membuat warga takut untuk pergi berkebun.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan akan segera melakukan tindakan terkait kembali jatuhnya korban jiwa akibat dimangsa harimau.
Kepala BKSDA Sumsel Genman Suhefti Hasibuan mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi bersama konservasi keanekaragaman hayati (KKH) dan Kadishut Sumsel guna membahas banyaknya korban akibat kejadian ini.
"Hasil koordinasinya adalah kita akan segera menyusun konsep himbauan Gubernur Sumsel yang akan disusun bersama, membuat papan informasi atau rambu-rambu (banner) sebagai sarana informasi oleh pemangku kawasan," ujarnya saat dikonfirmasi Jumat (13/12/2019).
Selain itu dalam waktu dekat, BKSDA juga akan melaksanakan rapat koordinasi dan tim konflik serta stakeholder terkait melalui undangan Gubernur atau Sekda Sumsel untuk mencari solusi dari banyaknya korban berjatuhan akibat serangan harimau.
"Untuk saat ini, baru itu langkah lanjutan yang bisa kita informasi dalam menyikapi permasalahan ini," katanya.
Terkait jatuhnya korban tewas Mustadi bin Maspur (52) petani kopi di Kecamatan Semendo Darat Kabupaten Muara Enim, Genman mengatakan lokasi kejadian berada di kawasan hutan lindung yang merupakan habitat harimau.
"Semua aparat sebelumnya sudah mengimbau agar masyarakat berhati-hati beraktivitas dalam kawasan hutan lindung.
Sebab di sana memang banyak terdapat satwa liar," ujarnya (*)
Gubernur Sumsel Bilang Ada Getaran Panas Bumi Bikin Harimau Muncul, Ular Kobra Keluar dari Sarang
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Gubernur Sumsel Herman Deru Akhirnya Angkat Bicara Soal Teror Harimau, Sudah 3 Orang Warga Tewas
• DISAKSIKAN Istri, Petani Kopi Tewas Diterkam Harimau, BKSDA: Babi Hutan hingga Kijang Habis Diburu
• Detik-detik Harimau Terkam Petani Kopi Muaraenim, Tulang Rusuk Hilang dan 1/3 Kaki Hilang
• Evakuasi Warga Muaraenim Tewas Diterkam Harimau Butuh 6 Jam, Raungan Harimau Masih Terdengar
• Jejak Harimau Dimana-mana, Warga Kota Agung Lahat Makin Resah Saat Satu Korban Tewas Ditemukan