BERTEMU Ini Permintaan Presiden Jokowi pada Komut Pertamina Ahok, Bahas Kegagalan 34 Tahun Bangun

Presiden Joko Widodo meminta Pertamina untuk terus menurunkan impor minyak dan gas. Permintaan ini disampaikan Jokowi saat bertemu Dirut PT Pertamina

Editor: rida
Kompas.com
Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/10/2019).(KOMPAS.com/Ihsanuddin) 

TRIBUNJAMBI.COM- Presiden Joko Widodo meminta Pertamina untuk terus menurunkan impor minyak dan gas. Permintaan ini disampaikan Jokowi saat bertemu Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati dan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/12/2019).

Menurut Jokowi, impor migas harus dikurangi dalam rangka menyelesaikan masalah defisit neraca perdagangan.

"Saya ingin urusan yang berkaitan dengan defisit transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan, kita bisa turunkan kalau impor migas bisa dikendalikan dengan baik," kata Jokowi di Jakarta, Selasa (10/12/2019).

JANDA Muda Nekat Rekam Dirinya Sendiri Saat Tanpa Busana Hingga Akhirnya Tersebar dan Kini Ia Harus

Arti Mimpi - Orangtua Meninggal Dunia hingga Diri Sendiri Meninggal Dunia, Apa Artinya?

HILANG 3 Hari Wina Ditemukan Tewas Terkubur Dibelakang Kosan, Pasutri Penjaga Kos Diamankan Polisi

"Intinya mereka menyanggupi," kata Jokowi.

Jokowi juga mengungkapkan bahwa dirinya meminta Ahok dan Nicke untuk mengawal program biodiesel 30 (B30) sebagai bahan campuran BBM solar.

Program B30 ini akan diluncurkan pada awal 2020.

"Penggunaan B30 yang dimulai Januari awal juga agar betul-betul dilaksanakan dan dikawal sehingga bisa menurunkan impor minyak," kata dia.

Terakhir, Jokowi juga meminta Pertamina mampu meningkatkan lifting atau produksi minyak nasional.

Salah satunya dengan membangun kilang minyak sendiri.

"Juga pembangunan kilang minyak, harus, sudah 34 tahun enggak bisa bangun, kebangetan. Saya suruh kawal betul dan ikuti terus progresnya," kata dia.

A
Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (kanan) didampingi Dirut Nicke Widyawati (kiri) dan Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman (kedua kiri) memberikan keterangan usai menemui Presiden Joko Widodo di Jakarta, Senin (9/12/2019). Presiden memerintahkan manajemen Pertamina untuk meningkatkan pengawasan penyimpangan BBM bersubsidi. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/ama.(ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Sebelumnya, Nicke Widyawati yang didampingi Ahok mengaku membahas perkembangan industri energi dan petrokimia, salah satunya kesiapan biodiesel B30.

"Kita sampaikan di dalam mengenai kesiapan untuk penerapan B30. Jadi kita akan jalankan. Semuanya sudah siap penerapan B30 di semua terminal bahan bakar minyak dan semua SPBU," kata Nicke seusai pertemuan di Jakarta, Senin (9/12/2019).

Menurut Nicke, dirinya juga melaporkan tentang progres pembangunan kilang minyak dan sejumlah pabrik petrokimia.

"Hal ketiga kami menerapkan digitalisasi SPBU. Kami akan menerapkan program itu agar bisa memonitor penyaluran BBM subsidi," ujar Nicke.

Stunting, Merangin Peringkat Enam se-Provinsi Jambi

Arti Mimpi - Bertemu Keluarga Sudah Meninggal, Gigi Tanggal, Mendapat Uang, Ada yang Sakit

Viral Janda Muda Rekam Video Tak Berbusana di Kamar, Disimpan di HP hingga Dikirim ke Seseorang

Sementara itu, Ahok menyampaikan pesan Presiden Jokowi yakni memperbaiki industri petrokimia untuk memproduksi komoditas petrokimia sebagai substitusi impor.

"Presiden ingin memperbaiki defisit neraca perdagangan kita. Kunci paling besar sektor petrokimia dan migas," kata Ahok.

Pemerintah menargetkan pembangunan industri petrokimia rampung dalam 3-4 tahun.

Ahok dan Dirut Pertamina Temui Jokowi, Apa yang Dibahas?

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati didampingi Komisaris Utama Basuki Tjahaja Purnama menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas perkembangan industri energi dan petrokimia, salah satunya kesiapan biodiesel B30.

"Kita sampaikan di dalam mengenai kesiapan untuk penerapan B30. Jadi kita akan jalankan, semuanya sudah siap penerapan B30 di semua Terminal Bahan Bakar Minyak dan semua SPBU," kata Nicke usai pertemuan di Jakarta, Senin (9/12/2019).

Menurut Nicke, dirinya juga melaporkan tentang progres pembangunan kilang minyak dan sejumlah pabrik petrokimia.

Terjadi Ratusan Kasus, DBD Hantui Warga Tanjab Barat, Ada Temuan Baru Fogging Dilakukan

5 Selebritis Cantik yang Kecantol dengan Pesona Pilot, Iis Dahlia hingga Christie Julia

Timnas Indonesia U23 vs Vietnam, Indra Sjafri Jadi Satu-satunya Pelatih Lokal yang Sukses ke Final?

Tim Fasha Percaya Hanura Profesional, Singgung Kedekatan Emosional

"Hal ketiga kami menerapkan digitalisasi SPBU. Kami akan menerapkan program itu agar bisa memonitor penyaluran BBM subsidi," ujar Nicke.

Sementara itu Ahok, sapaan akrab Basuki Tjahaja Purnama, menyampaikan pesan Presiden Jokowi yakni memperbaiki industri petrokimia untuk memproduksi komoditas petrokimia sebagai subtitusi impor.

"Presiden ingin memperbaiki defisit neraca perdagangan kita. Kunci paling besar sektor petrokimia dan migas," sebut Ahok.

Pemerintah menargetkan pembangunan industri petrokimia rampung dalam 3-4 tahun.

Sebelumnya Presiden menjelaskan nilai impor produk petrokimia mencapai Rp317 triliun.

Dibutuhkan investasi untuk mendirikan industri petrokimia di dalam negeri untuk memproduksi barang subtitusi impor sehingga dapat memperbaiki kondisi neraca perdagangan Indonesia.

Selain itu, pemerintah juga akan mengembangkan industri biodiesel B30 untuk mengurangi impor bahan bakar minyak.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ahok dan Dirut Pertamina Temui Jokowi, Apa yang Dibahas?"

Editor : Erlangga Djumena

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved