TERLANJUR Banyak yang Percaya 3 Pola Food Combining Ini Ternyata Cuma Mitos! Ini Kata Ahli Gizi

Beragam mitos beredar di masyarakat mengenai banyak hal dan isu kesehatan menjadi salah satu yang paling banyak disasar. Salah satu contoh mitos keseh

Editor: rida
tribunjambi/nurlailis
ILUSTRASI FOTO: The crabbys Jambi merupakan pilihan tempat makan yang menyajikan aneka seafood. 

Lebih lanjut, jika proses pencernaan terhenti maka pembusukan pun akan terjadi, dan kotoran yang menumpuk tersebut akan berubah menjadi racun bagi tubuh.

Padahal, Tan menyebut klaim ini tidak pernah ada pembuktian ilmiahnya.

"Faktanya kita mau minum air sabun pH 10 pun akan melalui lambung dengan keasaman pH 2. Artinya asam lambung memang diciptakan untuk membunuh sejumlah bakteri yang berisiko tertelan," jelasnya.

BREAKING NEWS: Masjid dan Madrasah di Belakang Polda Jambi Terbakar Pagi Ini

Promo Mobil Baru Jelang Akhir Tahun 2019 - Toyota, Honda, Suzuki, Chevrolet Diskon hingga Rp 80 Juta

Promo Traveloka Harbolnas 12.12 diskon tiket Pesawat hingga 50 % sampai 13 Desember 2019

Kronologi dan Identitas Mayat Bocah Tanpa Kepala di Samarinda, Istri Saya Hafal Pakaian

"Baru saat makanan masuk ke usus kecil, di sini sel-sel usus kecil akan menghasilkan bikarbonat yang secara otomatis menetralisir keasaman sebelumnya dari lambung," tambahnya.

Tan menekankan, badan manusia telah didesain sedemikian rupa dan mampu untuk melakukan tugas-tugas tersebut.

3. Pembusukan pencernaan

Mitos terakhir yang berkenaan dengan risiko food combining adalah pembusukan dalam pencernaan.

Dokter Tan membantah hal itu, ia menyebut usus besar memiliki bakteri pembusuk tersendiri yang bertugas untuk membentuk kotoran manusia.

"Kalau tidak, maka kotoran manusia enggak bisa terbentuk. Justru fermentasi karena bakteri pembusuk ini amat berguna," kata Tan.

"Bakteri pembusuk adalah probiotik yang diberi makan oleh prebiotik, yaitu serat tidak larut dari sayur yang kita konsumsi," sebutnya.

Apabila keseimbangan dari bakteri-bakteri ini terpelihara maka bukan hanya kekebalan tubuh yang didapat, tetapi juga melindungi usus dari risiko kanker usus besar.

Dokter Tan berharap mitos-mitos tidak berdasar dan hanya berlandaskan common sense seperti yang selama ini banyak beredar, dapat segera hilang dan diluruskan.

Masyarakat diharapkan tidak lagi mempercayai mitos-mitos semacam itu, khususnya di bidang kesehatan.

"Malu ya, jika publik kita masih 'menganut kepercayaan', sementara di luar sana sudah dihujat ngaco-nya. Ayo kita luruskan," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Lagi Dipercaya, 3 Mitos "Food Combining" Ini Dibantah Ahli Gizi"
Penulis : Luthfia Ayu Azanella
Editor : Resa Eka Ayu Sartika

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved