Advertorial

Yayasan Setara dan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Menyelenggarakan ToT ISPO dan RSPO

Yayasan Setara dan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Menyelenggarakan ToT ISPO dan RSPO, Bertujuan Meningkatkan Kapasitas Petani Swadaya

Editor: Duanto AS
Istimewa
Peserta, tim Yayasan Setara Jambi berfoto bersama dengan Direktur PPHP Dirjenbun Kementan dan Kadisbun Provinsi Jambi 

Yayasan Setara dan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Menyelenggarakan ToT ISPO dan RSPO, Bertujuan Meningkatkan Kapasitas Petani Swadaya

YAYASAN Setara Jambi bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi menggelar kegiatan Training of Trainers ISPO dan RSPO Petani Swadaya untuk FASDA Provinsi Jambi. Acara digelar di Hotel Abadi Grand, Jalan Jendral Gatot Subroto, Kota Jambi, 26-28 November 2019.

Kegiatan training diikuti 75 peserta yang berasal dari FASDA Kabupaten Tanjung Jabung Barat, FASDA Kabupaten Batanghari, FASDA Kabupaten Tebo, FASDA Kabupaten Merangin, FASDA Kabupaten Bungo dan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi.

Hadir sebagai trainer untuk mengisi materi ISPO, ada Komisi ISPO, Harris Silalahi dari FORTASBI dan Dani Rahadian dari FORTASBI / SNV Indonesia.

Kegiatan training ini dibuka Direktur PPHP Dirjenbun Kementerian Perkebunan RI, Ir Dedi Djunaedi MSc, serta dihadiri Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Ir Agus Rizal, MM.

Dinas Perkebunan Provinsi Jambi menyebutkan luas perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi mencapai 689.966 hektare yang tersebar di sejumlah kabupaten.

Dari 689.966 hektare perkebunan di Jambi, 42% merupakan perkebunan kelapa sawit yang dikelola swadaya atau tidak terintegrasi dengan perkebunan plasma. Sedangkan untuk petani kelapa sawit yang tercatat jumlahnya mencapai 206.787 KK.

"Provinsi Jambi merupakan merupakan salah satu provinsi penghasil kelapa sawit di Indonesia dan telah memberikan kontribusi bagi petani dengan menyumbangkan devisa mencapai triliunan melalui ekspor CPO dan turunannya," kata Ir Agus Rizal MM, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi.

Sebagai produsen utama kelapa sawit dunia, petani memiliki peran penting dalam memastikan produk berkelanjutan bagi seluruh konsumen.

Aspek keberlanjutan produk kelapa sawit telah menjadi perhatian bagi segenap stakeholder baik dari sisi konsumen, industri, NGO/CSO, pemerintah, maupun akademisi.

Hal tersebut telah terwujud dalam berbagai skema sertifikasi baik yang bersifat sukarela (voulentery) seperti Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) dan yang bersifat wajib (mandatory) yaitu Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

"Dari semua skema setifikasi tersebut sebenarnya memiliki tujuan yang sama yakni demi mewujudkan minyak sawit berkelanjutan yang tidak hanya dari segi ekonomi tetapi juga dari segi planet
(bumi/lingkungan) maupun people (manusia)," terang Agus.

Sejak 2015, Yayasan Setara konsisten melakukan pendampingan petani sawit swadaya untuk mewujudkan sawit berkelanjutan.

Hingga November 2019, ada empat organisasi petani swadaya di Provinsi Jambi yang didampingi oleh Yayasan Setara telah berhasil memperoleh sertifikat RSPO dengan jumlah total 989 petani dengan luas kebun 1755 hektare.

"Tentu jumlah ini sangat kecil dibandingkan dengan luas total petani swadaya di Provinsi Jambi, " Ucapnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved