Berita Tebo

Jahe Merah Jadi Andalan, Menengok Aktivitas di Kawasan Penyangga TN Bukit Tigapuluh

Seiring berjalannya waktu, program ini juga direspon oleh masyarakat sekitar kawasan penyangga Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) Tebo, Jambi.

Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: Duanto AS
Tribun Jambi/Wahyu Herliyanto
Program sadar lingkungan masyarakat sekitar kawasan penyangga Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) Tebo, Jambi. 

Jahe Merah Jadi Incaran, Menengok Aktivitas di Kawasan Penyangga TN Bukit Tigapuluh

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Program sadar lingkungan yang dicanangkan WWF Indonesia (Jambi) tidak hanya bertujuan pendidikan.

Seiring berjalannya waktu, program ini juga direspon oleh masyarakat sekitar kawasan penyangga Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) Tebo, Jambi.

Ini satu di antara upaya dengan pemberdayaan masyarakat dan mempersiapkan masyarakat untuk penghidupan yang lestari melalui peningkatan produktivitas lahan dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan.

Kondisi Ashanty Siang Ini, Mirip Penyakit Olga Syahputra, Istri Anang Hermansyah Mulai Putus Asa

Intip Berapa Gaji Menteri, Staf Khusus Presiden & BUMN, Mana yang Tertinggi Ya?

Alasan Jessica Mau Kirim Foto Setengah Bu6il ke RM, Ini Rangkaian Trik yang Dilancarkan

Satu di antara desa binaan WWF Indonesia (Jambi) yang mengajarkan para Kelompok Wanita Tani (KWT) Bukit Siguntang Lestari (BSL) Desa Muara Sekalo, Kabupaten Tebo dengan tanaman produksi.

Yaitu jahe merah, dalam kelompok tersebut berkembang setelah WWF memberikan bibit setiap anggota kelompok menerima sebanyak 10 Kg.

Sofwan, Fasilitator Sustainable Livelihood WWF mengatakan, pemberian berupa bibit 10 kilogram kepada para KWT untuk ditanam di tiga lokasi, yaitu di sela-sela lahan kebun karet, pekarangan rumah dan lahan kelompok itu sendiri.

Setelah beberapa bulan, KWT menjalani pelatihan, dari bibit, penyemaian, penanaman hingga memproduksi.

"Kita latih mereka sampai menjelang produksi, kita undang kelompok tani dataran kempas untuk jadi pemateri bagaimana menanam hingga mengolah jahe menjadi prodak turunan," kata Sofwa, Selasa (27/11)

Dari pelatihan itu, produk yang mereka andalkan adalah jahe serbuk atau minuman seduh. Dengan label "wedang jahe PHP (Pedes Hangat, Pass) Kelompok tani ini sudah memproduksi yang ke empat kalinya dan sudah dipasarkan di wilayah Tebo.

"Ini adalah produksi wedang yang keempat. Di setiap produksi itu sudah menghasilkan, di jual, dipasarkan, dan kalau ada pameran kita ikuti," kata Sofwan.

Sofwan juga menambahkan, wedang jahe ini selain cukup menguntungkan dan menghasilkan, menambah pemasukan di kelompok wanita tani tersebut.

Kelompok wanita ani ini juga sudah membudidayakan bibit itu sendiri.

"Mereka sudah mengembangkan bibit yang kita kasih dulu, sekarang mereka bisa menanam lagi di lahan kelompok dengan luar setengah hektare lahan," kata Sofwan.

Dengan terbentuknya kelompok tani ini, masyarakat yang berada di luar kelompok wanita tani ini sangat antusias dengan adanya produk wedang ini, karena wedang jahe ini selain dijual juga bisa diolah.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved