NYINYIRAN Pedas PKS Untuk Staf Khusus Presiden Jokowi Periode 2019-2024, Jangan Sekedar Gimik!
Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera ( PKS) Muhamad Kholid mengkritik penambahan jumlah staf khusus Presiden Jokowi pada periode 2019-2024. Menurut
Namun, keduanya tak ikut diperkenalkan karena dianggap tak mewakili kalangan milenial.
Jokowi juga menunjuk sejumlah wajah lama kembali menjadi staf khususnya.
Mereka yakni Diaz Hendropriyono, Sukardi Rinakit dan Ari Dwipayana. Terakhir, Jokowi juga sudah menunjuk Fadjroel Rachman sebagai Staf Khusus Bidang Komunikasi/Juru Bicara Presiden.
Berbeda dengan 12 nama lain Fadjroel sudah ditunjuk sebagai staf khusus pada 22 Oktober lalu, dua hari setelah Jokowi dilantik sebagai Presiden 2019-2024.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi Tambah Staf Khusus, PKS: Semoga Bukan Sekadar Gimik"
Penulis : Haryanti Puspa Sari
Editor : Icha Rastika
• VIDEO: Menteri BUMN Tunjuk Ahok Jadi Komisaris Utama PT Pertamina, Ini Tugasnya
• VIDEO: Kemaluan Pria Tersangkut Cincin Baja, Dilepaskan Pakai Alat Berat
• Ratusan Pebalap Turun di Sumatera Cup Prix (SCP) 2019, Race saat Hujan Turun di Kota Baru
• POLISI yang Suka Selfie dan Upload Hidup Bermewah-mewah Jalani Sidang Etik dan Dijatuhi Sanksi
Staf Khusus Milenial Jokowi, antara Kebutuhan atau Ornamen Politik?
Presiden Joko Widodo telah menunjuk 7 staf khususnya yang berasal dari kaum milenial pada Kamis (21/11/2019) kemarin di Istana Merdeka.
Total, Jokowi memiliki staf khusus sebanyak 13 orang, termasuk para milenial tersebut.
Ketujuh orang tersebut adalah Putri Indahsari Tanjung, Adamas Belva Syah Devara, Ayu Kartika Dewi, Angkie Yudistia, Gracia Billy Yosaphat Membrasar, Andi Taufan Garuda, dan Aminuddin Ma'ruf.
Mereka nantinya diharapkan bisa memberi masukan-masukan segar kepada presiden terkait kebijakan-kebijakan pemerintah.
Menanggapi penunjukan itu, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) Kuskridho Ambardi menganggap hal itu sebagai upaya atau metode yang dilakukan Jokowi untuk cepat mengidentifikasi masalah dan menemukan solusi.
"Kalau cara normal kan dia dibantu oleh menteri dan staf-stafnya sampai level Dirjen, tapi itu kan birokrasinya panjang," kata Dodi, sapaan akrab Kuskridho, kepada Kompas.com, Jumat (22/11/2019).
Menurut Dodi, kepentingan utamanya adalah bisa mendapatkan solusi yang tepat dan lebih cepat tanpa harus terhambat oleh birokrasi.
Sebab, Jokowi selama ini dikenal menyukai sesuatu yang praktis dan tidak berbelit-belit.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/14092016-ilustrasi-lambang-pks_20160914_204326.jpg)