Tiga Jenderal Kopassus Didikan Sintong Panjaitan yang Tak Diketahui Orang, Orang-orang Pilihan
Sintong Panjaitan mengalami masa di saat Kolonel Moeng menjadi komandan. Pendidikan keras dialaminya.
Sosok Sintong Panjaitan mengalami masa di saat Kolonel Moeng menjadi komandan. Pendidikan keras dialaminya.
TRIBUNJAMBI.COM - Ada komandan Kopassus legendaris yang namanya terkenal hingga saat ini.
Satu di antara tokoh legendaris di Kopassus yaitu Kolonel Moeng Pahardimulyo.
Sosok ini sangat disegani dan telah melahirkan tokoh-tokoh pasukan elite yang terkenal.
Di masa Danjen Kopassus dipegang Kolonel Moeng, terjadi perubahan warna baret Komando Pasukan Khusus, dari cokelat menjadi merah darah.
• Peristiwa Januari 2001, Empat Kopassus Kena Tombak dan Hujan Panah Beracun di Hutan Papua
• TIDAK Pernah Jadi Danjen Kopassus Meski Komandan Pertama Sat-81 Gultor, Luhut Ungkap Penyebabnya
• KISAH Kopassus Dikepung Musuh, Hendropriyono Minta Bantuan Heli: Sintong Malah Tidak Kasih
Perubahan warna baret itu memiliki cerita tersendiri, begitu juga perubahan seragam, dari pakaian dinas lapangan (PDL) loreng khusus "darah mengalir", mengantikan seragam PDL loreng lama.
Itu terjadi saat Kolonel Moeng Pahardimulyo menjadi Danjen Kopassus, pada 1958-1964.
Kolonel Moeng, Danjen Kopassus legendaris ini memiliki anak didik yang keras, yaitu Sintong Panjaitan.
Sintong memiliki kisah tentang Kolonel Moeng, yang ditulis secara apik dalam sebuah buku berjudul Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas, 2009.
Saat itu Republik Indonesia masih berumur muda dan Para Komando rengan dirintis.
Kolonel Moeng Pahardimulyo terkenal keras. Dia sudah menjadi anggota pasukan khusus TNI sejak 1960-an, saat Komando Pasukan Khusus masih bernama RPKAD ( Resimen Para Komando Angkatan Darat).
Banyak cerita tentang Kolonel Moeng yang tak diketahui orang.
Di antara cerita yang terkenal tentang Moeng, saat dia menelan mentah-mentah telur ular piton. Padahal sebenarnya, ada banyak keteladanan darinya.
Murid Kolonel Moeng yang bernama Sintong Hamonangan Panjaitan menyaksikan aksi tersebut.
Bagi Korps Baret Merah Kopassus, nama Sintong Panjaitan merupakan sosok yang sangat disegani.