Sejarah Indonesia
Cuma 1 Benda Ini yang Dibawa Soekarno dari Istana Jelang Soeharto Berkuasa, Simbol Kisah Negara
Cuma 1 Benda Ini yang Dibawa Soekarno dari Istana Jelang Soeharto Berkuasa, Simbol Kisah Negara
Cuma 1 Benda Ini yang Dibawa Soekarno dari Istana Jelang Soeharto Berkuasa, Simbol Kisah Negara
TRIBUNJAMBI.COM - Presiden Soekarno harus terusir dari istana jelang masa jabatannya habis.
Presiden Soekarno yang tak lagi punya kewenangan terpaksa meninggalkan Istana Negara jelang Soeharto berkuasa.
Tanda-tanda kekuasaan Soekarno akan berakhir terlihat setelah terjadinya peristiwa G30S/PKI tahun 1965.
Di sisi lain, era kekuasaan Soeharto perlahan melesat hingga akhirnya menduduki jabatan orang nomor satu di Indonesia.
• BEGINI Tanggapan Titiek Soeharto Perihal Prabowo Jadi Menhan Kabinetnya Jokowi, Lalu Respon Tommy?
• Respon Titiek & Tommy Soeharto, Prabowo Ditunjuk Menhan, Ada yang Berdoa, dan Terima Kenyataan
• Kisah Paspampres, Taktik Akali Pengamanan Soeharto Terendus, Perisai Soekarno Dilempar Granat
Di antaranya, berbagai kemeja favorit, arloji Rolex, dan berbagai barang berharga lainnya.
Meski demikian, ada satu barang berharga yang dibawa oleh Soekarno.
"Ketika meninggalkan Istana Kepresidenan, Bung Karno hanya membawa benda yang merupakan salah satu simbol dari 1.001 kisah pengorbanannya untuk menyelamatkan bangsa Indonesia," tulis Ajdi Nugroho.
• Masih Berniat Besar Masuk Polisi Gunakan Uang? Ini Hasil Litbang Kompas
• Disepakati, per 1 Januari 2020, UMK Kabupaten Tanjung Jabung Barat Rp 2.850.000
Benda yang dibawa, dan digenggam erat oleh Soekarno itu adalah Bendera Pusaka, Sang Saka Merah Putih.
"Bendera itu hanya dibungkus dengan kertas koran," tandas Adji Nugroho.
Di buku lain, Soekarno memang dikisahkan membawa Bendera Pusaka merah putih, dan menyembunyikannya saat Soeharto berkuasa.
Dilansir dari buku 'Berkibarlah Benderaku-Tradisi Pengibaran Bendera Pusaka' karya Bondan Winarno, Soekarno menyembunyikan bendera merah putih saat lengser sebagai Presiden RI pada Maret 1967 dan digantikan oleh Soeharto.
Wajar saja, petugas Istana Negara saat itu gempar karena tak menemukan Bendera Pusaka tersebut
Padahal rencananya, bendera merah putih itu akan dikibarkan pada upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1967.
Istana Negara kemudian membentuk delegasi untuk menemui Soekarno di Istana Bogor.
"Kenyataan bahwa Bendera Pusaka itu dijahit oleh Ibu Fatmawati dan merupakan milik pribadi Bung Karno, membuat kepemilikan benda bersejarah ini sempat menjadi masalah kecil," tulis Bondan Winarno.
Soekarno awalnya ragu dan menolak memberi tahu keberadaan bendera merah putih itu.
Namun, Soekarno kemudian menyadari bahwa Bendera Pusaka merah putih yang dijahit oleh Fatmawati itu bukanlah milik pribadi melainkan sudah menjadi milik bangsa Indonesia.
• Lotte Mart, Perusahaan Asal Korsel Bakal Buka Pusat Grosir Terbesar di Provinsi Jambi di Muarojambi
• Fitur Baru Instagram, Bikin Video Pendek Mirip Tik-tok, Diberi Nama Reels, Begini Cara Pakainya
Soekarno lantas meminta delegasi untuk kembali menemuinya pada 16 Agustus 1967.
Namun saat kembali menemui Soekarno pada 16 Agustus 1967, delegasi itu justru diajak Soekarno kembali ke Jakarta dan mendatangi Monumen Nasional (Monas).
"Ternyata Bung Karno menyimpan Bendera Pustaka di sebuah ruangan bawah tanah di kaki Monumen Nasional," tulis Bondan.
Setelah Bendera Pusaka diserahkan ke Istana, Presiden Soeharto tak langsung percaya bendera tersebut merupakan Bendera Pusaka.
Soeharto lantas memanggil mantan ajudan Presiden Soekarno, Husain Mutahar untuk mengecek keaslian bendera tersebut.
Husain Mutahar adalah ajudan Presiden Soekarno yang mengamankan Bendera Pusaka, saat Bung Karno dan Bung Hatta ditawan Belanda pada Agresi Militer Belanda ke dua.
Saat itu, Mutahar diperintah oleh Soekarno menjaga Bendera Pusaka.
Agar tak disita Belanda, Mutahar sampai membuka jahitan bendara tersebut dan memisahkan warna merah dan putihnya.
Setelah Agresi Militer II Belanda selesai, Bendera Pusaka dijahit kembali dan diserahkan kepada Soekarno.
Karena tahu betul Bendera Pusaka, Mutahar mengatakan bahwa bendera yang disimpan Soekarno di Monas adalah Bendera Pusaka.
• DIKEJAR Sampai Mati, Begini Jika Kopassus, Kopaska & Denjaka Bersatu Lawan Perompak Ganas di Somalia
• Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Kepala Desa di Bungo, Ditikam saat Cari Sinyal HP di Bukit
Tanda-tanda Kekuasaan Soekarno Berakhir
Tanda-tanda berakhirnya kekuasaan Soekarno terlihat saat Soeharto memberikan tiga opsi kepada salah satu istri Bung Karno, Ratna Sari Dewi.
Hal itu berawal saat Soekarno selaku presiden RI memerintahkan Mayjen Soeharto mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk mengatasi situasi keamanan setelah peristiwa G30S/PKI.
Dilansir dari buku 'Jenderal Yoga : Loyalis di Balik Layar', Soeharto kemudian memerintahkan Brigjen TNI Yoga Sugomo dan Martono untuk merancang sebuah pertemuan rahasia dengan Ratna Sari Dewi.
Tujuan pertemuan itu untuk mengorek informasi, kebijakan, serta kegiatan Soekarno sebelum detik-detik G30S/PKI terjadi.
Soeharto menganggap semua orang yang dekat dengan Bung Karno harus diinterogasi perihal tragedi tersebut.
Soeharto dan Ratna Sari Dewi direncanakan bertemu pada 20 Maret 1966 di lapangan golf Rawamangun, Jakarta Timur.
"Tidak mudah mengatur pertemuan itu karena Dewi adalah istri presiden. Oleh karena itu, diusulkan agar pertemuan dilakukan secara tidak resmi."
"Rencananya, Soeharto akan bertemu dengan Dewi di lapangan golf," kata Yoga dalam buku biografinya yang berjudul 'Jenderal Yoga : Loyalis di Balik Layar'
Dewi awalnya tak tahu pertemuannya dengan Soeharto amatlah penting.
Dalam pertemuan itu, Soeharto memberi tiga opsi atau pilihan kepada Dewi untuk dipilih oleh Soekarno.
Pertama, segera pergi keluar negeri untuk istirahat tanpa ada lagi urusan politik di Indonesia.
Kedua, tetap di Indonesia tapi sebagai presiden yang tak lagi punya wewenang alias cuma sebutan saja.
Ketiga, Soekarno mengundurkan diri secara total sebagai presiden.
• Aliran Sesat, Bayar Rp 300 Ribu hingga 700 Ribu, Dijanjikan Dapat Melihat Tuhan, Begini Modusnya
• Tahapan Belum Dimulai, Baliho Bacalon Kandidat Gubernur Sudah Terpajang, Ini Kata KPU Sarolangun
Saat itulah, Dewi menyadari bahwa kepemimpinan Soekarno sudah habis dan kalah.
"Belakangan Dewi memberi kesaksian kepada saya bahwa begitu mendengar tiga opsi saran Soeharto itu, dia baru menyadari bahwa dia dan suaminya telah kalah dalam permainan," kata Aiko Kurasawa seorang sejarawan asal Jepang.
Turunnya Presiden Soekarno merupakan awal dari melesatnya karier Soeharto.
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Jelang Soeharto Berkuasa, Soekarno Cuma Bawa 1 Benda Tinggalkan Istana Negara, Simbol 1.001 Kisah
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANPAGE TIBUN JAMBI DI FACEBOOK: