Tak Terima Dipecat Dari Pekerjaan, Pria Ini Pilih Tebas Kepala Mantan Bos-Nya!

Kecewa dipecat dari kerjaan, I Made Sudarma (57) tebas kepala tetangga yang merupakan atasan tempat ia pernah bekerja

Editor: Heri Prihartono
pixabay.com
Ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM - Kecewa dipecat dari kerjaan, I Made Sudarma (57) tebas kepala tetangga yang merupakan atasan tempat ia pernah bekerja.

Seorang warga Banjar Pasut, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali itu ternyata menyimpan dendam usai dipecat dari pekerjaan.

Rasa sakit hati akibat dipecat dari pekerjaan itu pun berujung pada penganiayaan.

Tempat Diduga Sabung Ayam Berkedok Kandang Ternak Ayam di Kasang Pudak Dapat Police Line

Sudarma tega menebas Ketut Suarta (40) yang tinggal masih satu banjar dengan Sudarma.

 

Dahulu tersangka merawat kebun yang digarap korban saat ini.

Berawal dari itulah dendam itu tumbuh dan berakhir dengan penganiayaan," ucap Kapolsek Pekutatan, Kompol Agung Sukasana, Minggu (17/11/2019).

MESKI Belum Pernah Latihan Terjun Payung, Benny Moerdani Nekat Pimpin Penyerbuan PRRI dari Udara

Sukasana mengatakan, kejadian terjadi Sabtu (16/11/2019) sekitar pukul 20.30 Wita.

Korban sudah dilarikan ke rumah sakit.

Korban mendapat luka tebas di kepala.

Sempat korban dirawat di Puskesmas Pekutatan.

Namun, karena luka yang cukup parah, akhirnya dirujuk ke RSUD Negara.

Deretan Kelakuan Masyarakat Negara +62 yang Unik di Pesawat, dari Nikah Masal hingga Ngamen

"Kami tetapkan tersangka hari ini juga. Dan korban sudah mendapat perawatan medis," jelasnya. (*) 

Takut Dipecat atau Sekedar Dapat Promosi, Pekerja Wanita di Pabrik Dipaksa Berhubungan Intim dengan Atasan

Dilansir Tribunmanado seorang  pekerja di sebuah pabrik pembuat jins untuk merek-merek Amerika seperti Levi Strauss, Wrangler dan Lee dipaksa berhubungan seks dengan atasan atau manajer mereka untuk mempertahankan pekerjaan mereka, takut dipecat, atau sekadar mendapatkan promosi.

Demikian sebuah investigasi terkait pelecehan seksual yang diterima pegawai di pabrik garmen di Lesotho Afrika Selatan seperti dilansir The Guardian.

Diketahui lebih dari 10.000 pekerja di lima pabrik yang dimiliki oleh perusahaan Taiwan Nien Hsing, salah satu perusahaan terbesar di negara Afrika selatan itu.

Investigasi dua tahun oleh WRC yang diterbitkan pada hari Kamis pekan lalu .

 

Hasilnya ditemukan bahwa manajer dan penyelia secara teratur memaksa pekerja wanita berhubungan seksual dengan menjanjikan promosi atau kontrak penuh waktu.

Fakta-fakta Sertifikasi Perkawinan yang Tuai Kontroversi, Berikut dari Syarat dan Cegah Perceraian?

Investigasi juga menemukan bahwa manajemen gagal untuk mengambil tindakan disipliner terhadap pelanggar seksual.

Serikat pekerja setempat juga ditekan agar tak menyampaikan protes.

Diberitakan bahwa pelecehan seksual dari manajer dan penyelia sudah meluas hingga rekan kerja pria juga secara rutin terlibat dalam perilaku kasar.

Demikian menurut wawancara dari sekitar 140 pekerja di tiga pabrik Nien Hsing itu.

Adapun para wanita itu bekerja sebagai penjahit, kontrol kualitas, memotong, mencuci dan mengepak jins.

"Semua wanita di departemen saya tidur dengan penyelia," kata seorang pekerja kepada kelompok hak-hak pekerja.

 "Untuk para wanita, ini tentang bertahan hidup dan tidak ada yang lain ... Jika kamu mengatakan tidak, kamu tidak akan mendapatkan pekerjaan, atau kontrak kamu tidak akan diperpanjang."

TIDAK Pernah Jadi Danjen Kopassus Meski Komandan Pertama Sat-81 Gultor, Luhut Ungkap Penyebabnya

Laporan tersebut mencakup tuduhan terhadap manajer dari luar negeri.

Seorang pekerja mengklaim bahwa “manajer asing menampar bagian sensitif perempuan dan menyentuh payudara mereka".

 

“Suatu kali, kami menangkap seorang manajer [seorang ekspatriat] berhubungan seks dengan seorang pekerja perempuan di pabrik," katanya.

WRC juga menuduh bahwa pengawas yang ditemukan terlibat dalam pelecehan seksual, penyuapan atau bentuk-bentuk pelanggaran lainnya biasanya dipindahkan ke  departemen lain daripada didisiplinkan.

Khususnya, pelanggaran tidak terdeteksi oleh kode etik sukarela pabrik atau program pemantauan, karena manajer menekan karyawan “untuk berbohong” kepada auditor, klaim laporan itu.

"Kami dituntut untuk berbohong atas nama perusahaan," kata seorang pekerja seperti dikutip The Guardian.

Ketika WRC mempresentasikan temuannya kepada Nien Hsing, perusahaan mengklaim bahwa tidak ada kasus pelecehan atau pelecehan seksual telah dilaporkan kepada perusahaan selama dua tahun belakangan.

Wakil presiden keberlanjutan Levi Strauss & Co Michael Kobori mengatakan kepada Guardian bahwa perusahaan telah mengambil sumber dari fasilitas Lesotho selama 10 tahun terakhir, dan segera setelah mereka menerima temuan WCR.

“Kami meminta Nien Hsing untuk segera mengambil serangkaian tindakan untuk mengatasi tuduhan, termasuk membuat perubahan dalam kepegawaian dan manajemen di fasilitas yang disebutkan dalam laporan ”.

Wakil presiden Scott Deitz dari Kontoor Brands, yang memiliki Wrangler dan Lee, mengatakan kepada Guardian pihaknya "sangat, sangat prihatin" oleh tuduhan itu.

"Kami ingin mempelajarinya melalui audit yang kami lakukan."

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul BREAKING NEWS! Tak Terima Dipecat dari Kerjaannya, Pria di Jembrana Ini Tebas Kepala Tetangganya, https://bali.tribunnews.com/2019/11/17/breaking-news-tak-terima-dipecat-dari-kerjaannya-pria-di-jembrana-ini-tebas-kepala-tetangganya.

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved