Bom Bunuh Diri di Medan
Ojek Online dan Pengunjung Diperiksa, Polresta Jambi Perketat Jalur Masuk Pascabom di Medan
Beberapa palang besi dilintangkan. Ada dua palang besi dan satu pagar masuk yang ditutup. Pengamanan pascabom bunuh diri di Medan
Penulis: Muuhammad Ferry Fadly | Editor: Duanto AS
Hal itu dilakukan guna memastikan identitas pelaku.
"Nanti dengan teknologi yang dimiliki Inafis, nanti sidik jarinya (jika) berhasil diambil dengan baik, dan pelaku juga memiliki e-KTP, nanti database tersebut akan terkoneksi dengan data Dukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil)," kata Dedi seperti dikutip dari Kompas TV.
"Sehingga dalam waktu yang tidak lama identitas pelaku akan diketahui," ujar dia.
Setelah identitas diketahui, ia menambahkan, nantinya Tim Densus 88 Antiteror Polri akan melakukan pengembangan.
Hal ini untuk mengetahui apakah pelaku terkait jaringan teroris tertentu atau justru hanya simpatisan yang bergerak sendiri (lone wolf).
"Semuanya masih berproses. Tim Densus 88 bersama stakeholder terkait masih bekerja di lapangan," kata Dedi.
Selain itu, ia mengatakan, seluruh partikel ledakan yang berada di sekitar lokasi akan dikumpulkan untuk kemudian diuji di laboratorium forensik.
Upaya itu dilakukan untuk mengetahui apakah ledakan yang terjadi berjenis low explosive atau high explosive.
"Demikian juga senyawa-senyawa yang digunakan pelaku untuk merakit bomnya," ucapnya.
Informasi yang dihimpun kejadian terjadi sekitar pukul 08.45 WIB.
Sekira pukul 08.00 WIB, diduga pelaku masuk ke Polrestabes Medan menggunakan jaket ojek online.
Pelaku masuk melalui pintu depan menuju Bagian Operasi.
Sesampai disana, pelaku meledakkan diri dan mengakibatkan korban jiwa luka-luka.
Akibat peristiwa itu beberapa orang terluka.
Di antaranya Kasi Propam luka di bagian tangan.