TERKUAK Penyebab Ratusan Babi Mati dan Bangkainya Mengapung di Sungai, Ternyata Bukan Dibunuh Tapi

Ratusan bangkai babi yang mengapung di Sungai Bedera, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Sumut, Selasa (5/11/2019), diduga terserang hog chol

Editor: rida
Kompas.com
Seorang petugas kecamatan mengecek ke lapangan di Sungai Bedera di Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Selasa siang tadi (5/11/2019). Camat Medan Marelan, M. Yunus mengancam pelakunya untuk dibawa ke ranah hukum karena pencemaran.(Istimewa) 

TRIBUNJAMBI.COM- Ratusan bangkai babi yang mengapung di Sungai Bedera, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Sumut, Selasa (5/11/2019), diduga terserang hog cholera atau kolera babi.

"Saya yakin itu kena hog cholera juga, tapi untuk penyakit kan tidak bisa menduga-duga," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara, Azhar Harahap, kepada wartawan saat di kantornya, Rabu (6/11/2019).

Artis Angelina Jolie Nyaris Kena Bom, Syuting Eternals Batal, Mengungsi Bersama Aktor Richard Madden

Rahasia Awet Muda Penyanyi Yuni Shara, Umur 47 Tahun Masih Seperti Remaja

GARA-GARA Urung Belikan Rokok, Widodo Dibakar Dua Temannya yang Sedang Pesta Miras

Azhar mengatakan, dia sudah memerintahkan Dinas Peternakan Medan untuk mengambil sampel di lapangan.

Diketahui, serangan kolera babi sudah mewabah di 11 kabupaten di Sumatera Utara.

Hingga Selasa, tercatat sebanyak 4.682 ekor babi mati.

Sementara itu, ratusan bangkai babi yang mengapung di Sungai Bedera diduga kuat mati juga terkena wabah.

Azhar mengatakan, 11 kabupaten tersebut yakni Dairi, Humbang Hasundutan, Deliserdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Samosir.

Dijelaskannya, awalnya pihaknya mendapatkan laporan adanya kematian ternak babi pada 25 September lalu.

Berdasarkan laporan itu, keesokan harinya pihaknya turun ke Dairi. Selainjutnya, kematian yang sama juga terjadi di Humbang Hasundutan, Karo dan Deli Serdang. Virus, kata dia, tidak bisa dilakukan pengobatan.

Menurutnya, yang bisa dilakukan adalah upaya pencegahan termasuk dalam hal kebersihan atau sanitasi, pemberian disinfektan, vaksinasi, dan vitamin untuk menambah daya tahan tubuhnya.

Sda sembilan rekomendasi untuk mencegah penyebaran hog cholera. Di antaranya adalah meminimalisir perpindahan ternak babi antar desa, kecamatan dan kabupaten/kota.

"Saat ini jumlah kematian ternak babi di Sumut sudah mencapai 468 kematian," ujar dia.

Selain meminimalisir perpindahan ternak, ternak yang mati juga harus dikubur.

Begitupun jika ada penyembelihan, darahnya juga harus dibuang ke dalam tanah. Bukan dibuang ke sungai ataupun ke hutan.

"Karena itu bisa berdampak pada percepatan penyebaran ke ternak yang lain dan mengganggu ketentraman masyarakat," kata dia.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved