Angka Kematian Ibu Hamil Masih Tinggi, Dinas Kesehatan Kota Jambi Segera Luncurkan Sikomo

Dinas Kesehatan Kota Jambi akan mencari solusi penyebab kematian ibu hamil di Kota Jambi.

Penulis: Rohmayana | Editor: Teguh Suprayitno
THINKSTOCKPHOTOS
Ilustrasi perempuan hamil. 

Angka Kematian Ibu Hamil Masih Tinggi, Dinas Kesehatan Kota Jambi Segera Luncurkan Sikomo

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI- Dinas Kesehatan Kota Jambi akan mencari solusi penyebab kematian ibu hamil di Kota Jambi. Pasalnya, tingkat kasus kematian ibu hamil masih tergolong tinggi. Berdasarkan catatannya, setidaknya ada 5 kasus ibu hamil meninggal setiap tahunnya di Kota Jambi.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jambi, Ida Yuliati mengatakan bahwa pada tahun mendatang, pihaknya mencoba melakukan mapping atau pemetaan terhadap Puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya, baik negeri dan swasta di Kota Jambi. Pihaknya akan meminta laporan setiap fasilitas kesehatan yang ada di Kota Jambi.

“Kami dalam waktu dekat akan meluncurkan satu aplikasi Sistem Informasi dan Komunikai Obstetri (Sikomo). Nantinya setiap klinik, puskesmas, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya bisa melaporkan permasalahan terkait ibu hamil disini. Sehingga datanya terpantau. Selama ini banyak yang tidak melapor, sehingga asumsi kita angkanya lebih dari data kita yang ada. Makanya kita harap juga partisipasi masyarakat dan juga pelayanan kesehatan,” kata Ida, Selasa (5/11).

224 Pengendara Motor Terjaring Operasi Zebra di Muarojambi, Banyak yang Cari Jalan Tikus

Perkuat Pembangunan Jambi Fachrori Umar Temui Anggota DPD dan DPR RI Dapil Jambi di Jakarta

SMA Adhyaksa Jambi Pemenang Sekolah #IM3OoredooDigitalent Challenge 2

Ida mengatakan bahwa angka kematian ibu hamil di Kota Jambi tahun 2017 sebanyak 5 orang, tahun 2018 sebanyak 8 orang. “Kalau tahun ini datanya belum masuk. Tapi rata-rata ada 5 orang ibu hamil meninggal setiap tahunnya. Kita maunya angkanya 0. Jadi tidak ada lagi yang meninggal,” katanya.

Menurut dia, faktor penyebab kematian ibu hamil diantaranya adalah ada yang tidak melapor, kepatuhan masyarakat yang kurang, serta kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hal tersebut. Selain itu juga ada faktor pendarahan karena hipertensi, eklamasi atau kaki bengkak.

“Kalau misalnya saat kehamilan sudah rutin mendatangi pelayanan kesetahan, maka sudah bisa dideteksi dan ditangani jika terjadi suatu masalah. Terkadang pengetahuan masyarakat dan juga lambatnya pengambilan keputusan membuat hal itu terjadi. Melalui aplikasi ini mudah-mudahan bisa membantu menurunkan angka kematian ibu hamil di Kota Jambi. Kita harapkan semua melaporkan melalui aplikasi ini. Karena selama ini banyak pelayanan kesehatan yang tidak melaporkan,” katanya.

Kata Ida, jika ada yang tidak patuh, pihaknya akan memberikan sanksi berupa sanksi administrasi.

“Jika ijin habis, kami bisa menunda rekomendasi perpanjangan ijin, termasuk juga ijin operasionalnya. Itu tertuang di dalam Perwal Nomor 46 Tahun 2019. Nantinya aplikasi ini akan terkoneksi dengan semua pelayanan kesehatan. Khususunya untuk pendataan ibu hamil,” ujarnya.

Selain itu juga, dirinya menyebutkan akan membetuk tim Kepo di tiap kecamatan. “Jadi nanti tim Kepo ini akan memberikan informasi. Misalnya, ibu hamil tidak ada jaminan, maka akan diberikan jampersal,” ujarnya.

Selain itu juga, nantinya akan ada ambulan kedaruratan 119, yang juga akan terkoneksi kepada ibu hamil. “Ibu hamil itu nantinya kalau melaporkan akan diberi pelayanan yang memuaskan, kita jemput juga. Selanjutnya kalau sudah melahirkan akan kita laporkan ke Dukcapil melalui aplikasi Sikomo,” jelasnya.

Diharapkan, dengan adanya aplikasi ini nantinya akan meminimalisir angka kematian ibu hamil. “Kalau bisa tidak ada,” tutupnya. 

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved