USAI Jadi Narasumber Dalam Acara Mata Najwa, Caketum PSSI Vijaya Fitriyasa Dilaporkan ke Polisi
Calon Ketua Umum PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia), Vijaya Fitriyasa, dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan ujaran kebencian terhadap
TRIBUNJAMBI.COM- Calon Ketua Umum PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia), Vijaya Fitriyasa, dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan ujaran kebencian terhadap Komjen Mochamad Iriawan atau akrab disapa Iwan Bule.
Laporan tersebut terdaftar pada tanggal 1 November 2019. Laporan dibuat oleh Samuel Parasian Sinambela.
Pelaporan itu dibenarkan oleh Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.
"Iya betul (ada laporan tersebut)," kata Argo saat dikonfirmasi, Jumat (1/11/2019).
• Kusnan Hadi Gugat BPJS Kesehatan, Yang UMR Kecil, Kasihan
• LOWONGAN CPNS Untuk Lulusan SMA/SMK/MA, Kemenkumham Siapkan 3.532 Formasi, Ini Dokumen Persyaratan
• Dosen Universitas Indonesia Dilaporkan Anggota DPD RI, Unggah Meme Wajah Anies Baswedan Mirip joker
Vijaya dilaporkan karena diduga telah menyebarkan ujaran kebencian terhadap Iwan Bule dalam video yang diunggah oleh akun Youtube Najwa Shihab.
Vijaya diundang sebagai narasumber dalam acara Mata Najwa pada 30 Oktober 2019.
Dalam laporan itu, pasal yang disangkakan adalah Pasal 28 Ayat 3 Jo Pasal 45 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dan atau Pasal 310 KUHP dan atau Pasal 311 KUHP.

Vijaya Fitriyasa Siap Kelola PSSI Secara Profesional
Sebelumnya Vijaya Fitriyasa menilai PSSI harus dikelola secara profesional, sesuai tuntutan sebagai industri dan entitas bisnis.
Vijaya merupakan salah satu calon ketua umum PSSI yang telah lolos verifikasi oleh Komite Pemilihan pada 3 Oktober lalu.
Meskipun memiliki profesi sebagai pengusaha bidang minyak dan gas, Vijaya akrab dengan dunia sepak bola.
Pria kelahiran Jakarta 15 Oktober 1974 ini memiliki klub yang tercatat sebagai anggota Asprov PSSI DKI Jakarta.
Klub tersebut bernama Jakarta United Football Club (JUFC) yang pada 2018 berlaga di Liga 3 Indonesia zona DKI dan juara
1. Vijaya juga telah mengakusisi 70 persen dari total saham di perusahaan Persis Solo, yakni PT Persis Solo Saestu (PSS).
• Jadwal lengkap Liga Inggris Malam Ini Dibuka Laga Bigmatch, Ada Aston Villa vs Liverpool Live TVRI
• Daftar Kenaikan Gaji UMP 2020 Seluruh Indonesia, Naik 8,51 Persen, Jambi Naik Rp 200 Ribuan, Cukup?
• Hubungan Badan Bertiga Sambil Minum Arak, Begini Nasib Pelajar SMP Mesum Sambil Minum Arak di Kos
Sebanyak 20 persen saham milik Sigid Haryo Wibisono, dan 10 persen lainnya milik klub yang menjadi anggota Persis.
Vijaya menunjukkan keseriusan mengelola Persis dengan menggelontorkan dana yang cukup besar, yakni Rp 60 Miliar.
Dia menargetkan Persis bisa promosi ke Liga 1 pada musim depan.
Berdasarkan kecintaan terhadap sepak bola, Vijaya memiliki keinginan untuk menjadi Ketua Umum PSSI.
“Saya ingin mengembalikan kepercayaan publik terhadap PSSI. PSSI harus dikelola secara profesional, sesuai tuntutan sebagai industri dan entitas bisnis,” kata Vijaya.
Vijaya juga menginginkan PSSI memiliki badan audit internal dan independen.
Dia berencana pula menggaji pengurus PSSI dengan layak agar jauh dari permainan pengaturan skor, yang saat ini menjadi momok bagi kemajuan sepak bola nasional.
"Saya berkeinginan bangsa Indonesia mampu menjadi tuan rumah bagi penyelenggaraan Piala Dunia,” tutur Vijaya.
Demi mewujudkan mimpi dan tekad itu, Vijaya mengaku sudah berkomunikasi dengan sejumlah pengusaha nasional agar mendukung klub sepak bola dan PSSI.

Hinca Pandjaitan Tegaskan Sepak Bola Milik FIFA
Hinca Pandjaitan menjadi salah satu orang yang mendaftar sebagai bakal calon Wakil Ketua Umum (Ketum) PSSI periode 2019-2023.
Hinca tetap pada prinsip lamanya bahwa sepak bola adalah milik FIFA. Hinca Pandjaitan bukan tokoh baru dalam pentas sepak bola nasional.
Dia pernah menjabat beberapa pos strategis di PSSI. Salah satunya adalah menjadi Plt Ketua Umum PSSI pada tahun 2016 lalu.
Belakangan, Hinca memang tidak lagi aktif di kepengurusan PSSI.
Akan tetapi, pria berusia 55 tahun itu tidak melepaskan dirinya dari aktivitas di bidang sepak bola.
"Main bola dengan anak-anak sambil ngajari 'the Rules of the Game sepak bola yang dibuat IFAB - FIFA sebagai panduan memainkan sepak bola," kata Hinca kepada Kompas.com.
Bahkan, Hinca masih tetap memegang prinsip bahwa sepak bola adalah milik FIFA.
Prinsip yang dipegang oleh Hinca ini pernah begitu populer beberapa tahun lalu seusai Hinca bicara di sebuah acara talkshow yang dipandu Najwa Sihab.
"Sepak bola itu milik FIFA. Ini yang enggak pernah ditanya sama jurnalis, bahkan stakeholder sepak bola.
Padahal inti dan substansi serta KM [kilometer] nolnya sepak bola itu ya 'the Rules of the Game," kata Hinca.
• Klasemen Liga 1 2019 Pekan 26, Kalteng Putra Zona Degradasi, Persib Bandung Melesat Naik Posisi
• Live Streaming MotoGP Malaysia 2019 dari Hari Ini 2 November 2019, Free Practice dan Kualifikasi
• Jarang Diketahui, Ternyata Ini Perbedaan UMP & UMK, Berdasarkan Peraturan Pemerintah No78 Tahun 2015
"Tak mungkin Anda bisa bermain bola dengan baik dan bisa memenangi pertandingan jika Anda tak memahami filosofi dasarnya. Jadi, soal sepak bola sesungguhnya soal hukum yang saya sebut lex sportiva. Disertasi saya sebagai doktor hukum tentang hal ini," kata Hinca.
Pria asal Asahan, Sumatra Utara, itu memang menulis disertasi tentang hukum negara dan hukum FIFA.
Disertasi tersebut kemudian diterbitkan menjadi buku dengan judul 'Kedaulatan Negara vs Kedaulatan FIFA'.
"Sudah membacanya?," tanya Hinca. Terkait pencalonan sebagai bakal calon wakil ketua PSSI, Hinca masih belum ingin banyak memberi komentar.
Dia memilih untuk menunggu proses yang akan dilakukan PSSI terkait pendaftaran dan administrasinya.
"Nanti saya komentar setelah diumumkan ya oleh Komite Pemilihan. Sabar ya, woles," tutup Hinca.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perkataan Vijaya Fitriyasa tentang Komjen Mochamad Iriawan di Acara Mata Najwa Berujung Laporan Polisi"
Penulis : Rindi Nuris Velarosdela
Editor : Egidius Patnistik