Twitter Larang Kampanye Politik di Platform Mereka, Ternyata Ini Alasan Sebenarnya!
Twitter berencana melarang iklan politik dengan tujuan untuk menciptakan kepercayaan publik bebas dari kabar hoax.
Katanya, "banyak gerakan sosial yang bisa menjadi sangat besar tanpa iklan".
Namun iklan untuk mendorong orang agar mendaftar ikut pemilu tidak akan terpengaruh larangan ini.
Bagaimana larangan ini dijalankan?
Hillary Clinton, mantan calon presiden dari Partai Demokrat Amerika yang dikalahkan oleh Trump di tahun 2016, menyambut baik larangan ini, dan menurutnya ini tantangan terhadap sikap Facebook.
https://twitter.com/HillaryClinton/status/1189638596703260678
Analis media sosial Carl Miller megatakan ini merupakan "ini pertama kalinya raksasa industri teknologi mengambil langkah mundur terkait disrupsi yang mereka mulai terhadap institusi yang bergerak tidak secepat mereka".
https://twitter.com/carljackmiller/status/1189652008900481024
Apa kebijakan Facebook?
Awal bulan ini, Mark Zuckerberg bicara di depan pelajar di Washington DC untuk membela posisi perusahaannya yang tidak melarang iklan politik - bahkan yang mengandung kebohongan.
Ia berkata sempat memikirkan kemungkinan itu tapi ia percaya langkah itu akan menguntungkan politisi yang berkuasa dan orang-orang yang diiput oleh media.
Juru bicara Biden yang lain, TJ Ducklo, mengkritik Facebook yang menolak untuk mencabut video yang diunggah oleh tim kampanye Trump 2020 yang mempromosikan teori konspirasi - yang belum terbukti - tentang Joe Biden dan anaknya.
"Sikap media sosial membiarkan informasi menyesatkan dipasang di platform mereka itu sangat tidak bisa diterima," kata TJ Ducklo.
Kandidat Partai Demokrat lain Senator Elizabeth Warren membuat iklan politik yang lincir tentang Facebook menyatakan bahwa Zuckerberg secara pesonal mendukung agar Donald Trump terpilih lagi.
Katanya, ia melakukannya sebagai protes terhadap keputusan Facebook untuk membiarkan politisi memasang iklan yang memuat "kebohongan yang sudah diketahui umum".
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com yang dilansir dari BBC Indonesia