30 Oktober 1961 – Tsar Bomba Buatan Uni Soviet, Daya Ledak 1.570 Kali dari Bom di Hiroshima Nagasaki

Daya ledak Tsar Bomba 1.570 kali lebih besar daripada kedua bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, bahkan 10 kali lipat lebih besar darip

Editor: Suci Rahayu PK
Wikicommons
Awan jamur ledakan Tsar Bomba 

Tsar Bomba merupakan bom hidrogen  buatan Uni Soviet dan mempunyai daya ledak 50 Megaton.

Daya ledak Tsar Bomba 1.570 kali lebih besar daripada kedua bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, bahkan 10 kali lipat lebih besar daripada semua senjata konvensional yang meledak selama Perang Dunia Kedua.

Tsar Bomba secara harfiah artinya Raja Para Bom.

Bom seberat 27 ton ini diledakkan pada 30 Oktober 1961 di Mityushikha Bay Nuclear Testing Range.[1]

 

Perbandingan daya ledak Tsar Bomba dengan bom lainnya
Perbandingan daya ledak Tsar Bomba dengan bom lainnya (atomicheritage.com)

Habiskan Rp 1,1 Miliar untuk Oplas di Korea, Ini Penampilan Terbaru Nikita Mirzani, Makin Makin ya!

Naik 8.51 Persen, Ini Perkiraan Besaran UMP 2020 di 34 Povinsi

 Sejarah dan desain

Ketika Perang Dunia Kedua berakhir, dunia mulai memasuki masa Perang Dingin Blok Timur.

Dua negara adikuasa yakni Uni Soviet dan Amerika Serikat berlomba membuat senjata nuklir.

Perdana Menteri Soviet, Nikita Khrushchev, menginisiasi sebuah proyek pembuatan bom nuklir pada 10 Juli 1961.

Dia meminta agar bom tersebut bisa dites pada akhir Oktober, ketika Kongres ke-22 Partai Komunis Uni Soviet berlangsung.[2]

Tsar Bomba didesain beberapa fisikawan, di antaranya Andrei Sakharov, Viktor Adamsky, Yuri Babayev, Yuri Smirnov, dan Yuri Trutnev.

Replika Tsar Bomba di Sarov, Rusia
Replika Tsar Bomba di Sarov, Rusia

Tsar Bomba adalah bom hidrogen berdesain tiga tahap.

Sebuah bom hidrogen tiga tahap menggunakan sebuah bom atom bertipe fisi untuk mengkompres tahapan kedua termonuklir.

Energi yang dihasilkan dari ledakan ini kemudian secara langsung mengkompres tahapan ketiga termonuklir.

Tsar Bomba secara teoritis dapat menghasilkan daya ledak 100 megaton, namun radiasinya akan terlalu berbahaya.

Selain itu, pesawat yang menjatuhkan bom juga tidak akan memiliki waktu yang cukup untuk menghindar ke radius aman.

Halaman
123
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved