Pejabat Vatikan dari NTT Beri Pesan, Mewujudkan Perdamaian Bak Melempar Kerikil ke Telaga

Menurut pejabat Vatikan yang berasal dari Nusa Tenggara Timur ini, Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan yang deras sekali dari berbagai arah

Editor: Duanto AS
Istimewa
Persaudaraan Lintas Agama - Dr Muhammad Hasan Ali Abdghaffr yang menjabat sebagai Imam Masjid Di Tivoli Italia , Markus Solo Kewuta SVD dari Kantor Dewan Kepausan Untuk Dialog Antar Agama, Vatikan dan DR Ridouan asal Marokko yang menjabat sebagai Sekjed Masjid Raya Roma 

“Syarat utama ikut dalam perdamaian dunia adalah sebagai warga negara Indonesia harus terlibat dulu mewujudkan perdamaian dalam negeri,” tegas Putut Prabantoro.

Alumnus Lemhannas RI PPSA XXI, AM Putut Prabantoro dalam kapasitasnya sebagai Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa), Presiden Dewan Kepausan Untuk Dialog AntarAgama  Kardinal Ayuso Guixot dan Markus Solo Kewuta SVD  dari Kantor Dewan Kepausan Untuk Dialog AntarAgama, Vatikan, Selasa (15/10/2019)
Alumnus Lemhannas RI PPSA XXI, AM Putut Prabantoro dalam kapasitasnya sebagai Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa), Presiden Dewan Kepausan Untuk Dialog AntarAgama Kardinal Ayuso Guixot dan Markus Solo Kewuta SVD dari Kantor Dewan Kepausan Untuk Dialog AntarAgama, Vatikan, Selasa (15/10/2019) (Istimewa)

Ditandaskan Putut, perdamaian bukan soal agama, suku, kelompok atau ras, tetapi soal kehendak bersama untuk membangun harmoni - keserasian, kesesuaian dengan berbagai modalnya yang telah diberikan dan diwariskan pendiri negara serta pemimpin bangsa kepada bangsa Indonesia. Indonesia yang damai inilah yang kelak akan diberikan kepada generasi-generasi mendatang.

“Indonesia adalah rumah bersama kita semua. Karena rumah bersama adalah wajib hukumnya bagi setiap warga negara untuk menjaga rumah bersama itu tetap kokoh berdiri. Leluhur Indonesia memberi nasihat yang baik tentang rumah bersama yakni (bahasa Jawa) aja mancal kandang - (ayam) jangan merusak rumahnya sendiri,” jelasnya.

Dalam konteks ini, lanjut Putut Prabantoro, diharapkan NKRI yang menjadi rumah bersama dengan berlandaskan Pancasila harus dijaga kedamaiannya yang diwujudkan dalam Sila Ketiga - Persatuan Indonesia.

“Jika NKRI kehilangan sila ketiga, pada saat itu pula bangsa asing siap menguasai Indonesia dengan segala kekayaannya,” kata AM Putut Prabantoro.(*)

Detik-detik Honda Civic Nike Ardilla Terpental, Tabrak Pohon Pagar Beton, Tewas Tragis 24 Tahun Lalu

Sikap Panglima ABRI, Benny Moerdani yang Bikin Jenderal TNI Terdiam saat Baret Kopassus Dibantingnya

Membongkar 5 Rahasia Denjaka, Pasukan Laut Kepunyaan TNI AL yang Disebut Hantu Lautnya Indonesia

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved