Wikijambi

WIKIJAMBI - Hasilkan Rp 30 Juta Per Bulan dari Olahan Nanas, Anda Ingin Tiru Warga Tangkit Ini?

Selai nanas, dodol, nanas crispy, kue kering menjadi di antara hasil olahan yang kreativitas masyarakat Desa Tangkit Baru dengan pola home industry.

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Duanto AS
Tribunjambi.com/Samsul Bahri
Tanaman dan buah nanas di Desa Tangkit Baru, RT 02 Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi 

Berdasarkan informasi data yang diperoleh, Desa Tangkit Baru memiliki luasan wilayah sekira 1.812 hektare.

Dari luasan tersebut, sebagian besar di gunakan untuk perkebunan buah nanas, adapun luasanan perkebunan buah nanas yang terdata sebanyak lebih kurang 1.182 hektare.

"Potensi desa itu lebih banyak pada penghasilan dan pengolahan buah nanas. Karena memang luasan lahan perkebunan buah nanas itu paling banyak di manfaatkan untuk perkebunan buah nanas," jelas Hendra, Staf Tata Usaha Kantor Desa Tangkit Baru.

Desa Tangkit Baru memiliki jumlah penduduk lebih kurang sebanyak 2.426 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga lebih kurang sebanyak 625 kepala keluarga.

Dengan kondisi termasuk dalam dataran rendah dan tanah yang bersifat gambut menjadikan tanaman buah nanas cocok di wilayah ini.

Tak kurang dari 10.000 buah nanas dihasilkan petani-petani yang ada di Desa Tangkit Baru.

Itu bukan hanya untuk memasok seluruh wilayah di Provinsi Jambi.

Hasil buah nanas dari Desa Tangkit Baru juga menyebar hingga provinsi tetangga, seperti Palembang dan Riau.

"Per hari, lebih dari 10.000 buah nanas yang keluar dari Desa Tangkit Baru. Kadang ada masyarakat biasa yang beli kadang ada pengepul yang datang, biasanya ada juga yang langsung memesan, itu misalnya dari Riau," ucapnya

Tanaman dan buah nanas yang ada di Desa Tangkit Baru, RT 02 Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muarojambi.
Tanaman dan buah nanas yang ada di Desa Tangkit Baru, RT 02 Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muarojambi. (tribunjambi/samsul bahri)

Kondisi cuaca menjadi salah satu faktor penentu dari kualitas yang di hasilkan oleh petani. Jika musim kemarau, hasil produksi terbilang turun dibandingkan jika musim hujan.

Sekira 3.000 buah kualitas super bisa dihasilkan dalam dua hektare lahan untuk satu kali panen.

Inilah yang diungkapkan oleh Umar, warga RT 12, Desa Tangkit Baru.

"Kalau musim hujan itu bagus-bagus buahnya, memang harga cukup rendah karena banyaknya produksi. Itu bisa mencapai 3.000 buah untuk satu kali panen. Kalau panen itu bisa setiap hari kita lakukan tergantung juga banyaknya permintaan," ujarnya

Soal harga, dikatakan Umar, naik turun dalam neraca perdagangan hal yang lumrah. Jika hasil produksi melimpah tentu harga akan turun, begitupun jika hasil produksi berkurang, tentu harga di pasaran akan semakin mahal.

"Kalau lagi melimpahnya itu bisa dibawah Rp 1.000 per buah, tapi kalau lagi berkurang itu bisa Rp 8.000 per buahnya. Permintaan paling banyak itu saat menjelang lebaran," pungkasnya. (Samsul Bahri / Tribunjambi.com)

WIKIJAMBI Video Kolaborasi Swiss-Belhotel Kuta Bali dan Jambi, Balinese Food Festival 2019

WIKIJAMBI - Main Ayunan di Atas Sungai Berair Jernih, Pernah ke Taman Tanjung Menanti Merangin?

WIKIJAMBI Kenalan Putria Sartika, Wanita Jambi Satu-satunya Bakal Jadi Pelatih Sepak Bola Berlisensi

Download Lagu MP3 Nella Kharisma Full Album 2019, Ada Video 50 Lagu Sepsial Dangdut Koplo Terpopuler

Download Lagu MP3 DJ Remix Nonstop 10 Jam Full Bass, Ada Video DJ Nofin Asia, DJ Slow dan DJ Opus

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved