Kisah Militer
DRAMA Pembebasan Sandera di Papua, Kopassus Dibantu 3 Pendekar Silat: Halau Serangan Ilmu Hitam
TRIBUNJAMBI.COM - Satu di antara sejumlah misi Kopassus yang paling berbahaya dan heroik adalah operasi pembebasan
Siapa sangka kolaborasi unik antara pendekar dengan salah satu pasukan elit Indonesia pernah terjadi dalam sebuah misi penyelamatan.

Kolaborasi bersama para pendekat itu terjadi kala Kopassus ditugaskan untuk menyelamatkan sandera di Desa Mapenduma, Kecamatan Tiom, Kabupaten Jayawijaya.
Kisah ini terangkum dalam sebuah buku berjudul 'The Politics of Inner Power: The Practice of Pencak Silat in West Jawa' karya Douglas Wilson.
Dalam misi penyelamatan tersebut terdapat 3 pendekar yang menjadi ujung tombak operasi pembebasan sandera.
• Gisel Diterpa Isu Video Panas, Mbah Mijan Sampai Angkat Bicara: Bukan Mantan Istri Gading!
• Niat Puasa Senin Kamis, Manfaat Bagi Kesehatan serta Kecantikan, Termasuk Meremajakan Sel-Sel Kulit
• Mengenal Nokturia, Rasa Ingin Pipis di Tengah Malam Serta Cara Mengatasinya
Bukan sembarang pendekar, ketiga jawara ini memiliki ilmu adikodrati yang dianggap mampu menghalau serangan ilmu hitam dari pihak lawan.
Hasilnya, kedua kelompok sangat kompak ketika berkolaborasi dalam misi menyelamatan tersebut.
Kopassus yang lihai dalam penggunaan senjata api dibarengi para pendekar Banten yang ahli memainkan golok tajam.
Ketiga pendekar tersebut adalah H Tubagus Zaini, Tubagus Yuhyi Andawi dan Sayid Ubaydillah Al-Mahdaly yang merupakan pendekar asal Banten.
Namun, menurut Sayid Ubaydillah Al-Mahdaly, kala itu mereka hanya ditugaskan untuk memberi perlindungan spiritual pada anggota Kopassus.
• Asap Tipis Masih Selimuti Kota Jambi, Hujan Belum Hilangkan Kabut Asap
• Perekrutan Tenaga PPPK 2019 Ini Dibatalkan, Ini Alasan Pemkot Jambi
• Cover Dangdut Koplo Salah Apa Aku (ILIR7), Aksi Kocak Satlantas Polres Sarolangun Jambi Tilang Joker
Terlebih dari serangan ilmu ghaib yang sangat mungkin dipakai oleh para penyandera kala itu.
Hal ini juga semakin dipersulit dengan lokasi penculikan di rimba belantara Mapenduma yang tak memiliki peta daerah.
Untuk itulah, mencegah serangan ilmu ghaib dari para penyadera, tiga pendekar yang memiliki ilmu adikodrati dianggap perlu terlibat dalam operasi itu.
Ilmu kanuragan yang dimiliki oleh para pendekar dianggap memiliki kemampuan untuk melihat, mengendus dan meraba mara bahaya tanpa pancaindera.

Beberapa aliran pencak silat di Indonesia juga mempraktikkan ilmu tersebut sebagai salah satu kelebihan.
Salah satu yang terkenal adalah ilmu tenaga dalam yang dimiliki oleh Praka Pujiono, salah satu Anggota Kopassus TNI.
Menggunakan keahliannya, sosok yang merupakan anggota pencak silat Merpati Putih ini mampu menemukan titik korban longsor di Bogor beberapa waktu lalu.
Itulah kisah pembebasan sandera di Mapenduma oleh Kopassus, saat Prabowo Subianto masih menjabat Danjen Kopassus.