Kisah Militer
DRAMA Pembebasan Sandera di Papua, Kopassus Dibantu 3 Pendekar Silat: Halau Serangan Ilmu Hitam
TRIBUNJAMBI.COM - Satu di antara sejumlah misi Kopassus yang paling berbahaya dan heroik adalah operasi pembebasan
TRIBUNJAMBI.COM - Satu di antara misi Kopassus yang paling berbahaya dan heroik adalah operasi pembebasan sandera Mapenduma. Selalu menjadi buah bibir dan diperbincangkan
Cerita, waktu itu, peneliti Tim Ekspedisi Lorentz 95 disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) saat berada di Mapenduma.
• Cara Membedakan Stres dan Depresi, Miliki Gejala Hampir Sama, Sedih Berkepanjangan
• Tunggak Pembayaran Rekening Listrik, PLN ULP Muara Bulian Putus Kwh Meter Pelanggan
• Niat Ngungsi Mandi di Hotel, Pria Ini Tak Sengaja Lihat Kekasihnya Memadu Kasih dengan Seorang Kakek
OPM itu dipimpin Kelly Kwalik.
Mapenduma merupakan sebuah distrik di Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Baca Juga
• Pramugari Garuda Indonesia Dianiaya sebelum Kopassus Tiba Menyelamatkan, Peristiwa 1981
• Benny Siapkan 17 Peti Mati, Teroris Bersandar di Pundah Pramugari, Misi Kopassus Berhasil
• Mata Najwa Malam Ini Ulas Ucapan Adian Napitupulu, Ingat Kalimat minimum call-nya menteri?
Operasi pembebasan sandera Mapenduma terjadi disini.
Pada 1996, Kopassus masih dipimpin Brigjen TNI Prabowo Subianto.
TNI mengirim tim untuk misi pembebasan
Sebagian besar anggota tim berasal dari Kopassus.
Operasi ini dimulai 8 Januari 1996, sejak dilaporkannya peristiwa penyanderaan tersebut.
Operasi dipimpin Danjen Kopassus Brigjen TNI Prabowo Subianto.
Operasi berakhir pada 9 Mei 1996, setelah penyerbuan Kopassus ke markas OPM di Desa Geselama, Mimika.
• Bergoyang Ditiup Angin, Warga Koto Iman, Kerinci, Khawatir Bilboard Ukuran Besar Roboh
• Sikap AHY Setelah Jokowi Tak Memasukan Kader Demokrat ke Kabinetnya, Siapkan Pidato dan Harapkan Ini
• Bacaan Niat Puasa Sunah Senin Kamis Dalam Bahasa Arab/Latin dan Terjemahan serta 5 Manfaat Lainnya
Dalam penyerbuan ini, 2 dari 11 sandera ditemukan tewas, Matheis Yosias Lasembu, seorang peneliti ornitologi dan Navy W. Th. Panekenan, seorang peneliti biologi.
Turunkan pendekar Banten
Kolaborasi antara pendekar dan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pernah terjadi dalam sebuah misi penyelamatan di Papua.
Siapa sangka kolaborasi unik antara pendekar dengan salah satu pasukan elit Indonesia pernah terjadi dalam sebuah misi penyelamatan.

Kolaborasi bersama para pendekat itu terjadi kala Kopassus ditugaskan untuk menyelamatkan sandera di Desa Mapenduma, Kecamatan Tiom, Kabupaten Jayawijaya.
Kisah ini terangkum dalam sebuah buku berjudul 'The Politics of Inner Power: The Practice of Pencak Silat in West Jawa' karya Douglas Wilson.
Dalam misi penyelamatan tersebut terdapat 3 pendekar yang menjadi ujung tombak operasi pembebasan sandera.
• Gisel Diterpa Isu Video Panas, Mbah Mijan Sampai Angkat Bicara: Bukan Mantan Istri Gading!
• Niat Puasa Senin Kamis, Manfaat Bagi Kesehatan serta Kecantikan, Termasuk Meremajakan Sel-Sel Kulit
• Mengenal Nokturia, Rasa Ingin Pipis di Tengah Malam Serta Cara Mengatasinya
Bukan sembarang pendekar, ketiga jawara ini memiliki ilmu adikodrati yang dianggap mampu menghalau serangan ilmu hitam dari pihak lawan.
Hasilnya, kedua kelompok sangat kompak ketika berkolaborasi dalam misi menyelamatan tersebut.
Kopassus yang lihai dalam penggunaan senjata api dibarengi para pendekar Banten yang ahli memainkan golok tajam.
Ketiga pendekar tersebut adalah H Tubagus Zaini, Tubagus Yuhyi Andawi dan Sayid Ubaydillah Al-Mahdaly yang merupakan pendekar asal Banten.
Namun, menurut Sayid Ubaydillah Al-Mahdaly, kala itu mereka hanya ditugaskan untuk memberi perlindungan spiritual pada anggota Kopassus.
• Asap Tipis Masih Selimuti Kota Jambi, Hujan Belum Hilangkan Kabut Asap
• Perekrutan Tenaga PPPK 2019 Ini Dibatalkan, Ini Alasan Pemkot Jambi
• Cover Dangdut Koplo Salah Apa Aku (ILIR7), Aksi Kocak Satlantas Polres Sarolangun Jambi Tilang Joker
Terlebih dari serangan ilmu ghaib yang sangat mungkin dipakai oleh para penyandera kala itu.
Hal ini juga semakin dipersulit dengan lokasi penculikan di rimba belantara Mapenduma yang tak memiliki peta daerah.
Untuk itulah, mencegah serangan ilmu ghaib dari para penyadera, tiga pendekar yang memiliki ilmu adikodrati dianggap perlu terlibat dalam operasi itu.
Ilmu kanuragan yang dimiliki oleh para pendekar dianggap memiliki kemampuan untuk melihat, mengendus dan meraba mara bahaya tanpa pancaindera.

Beberapa aliran pencak silat di Indonesia juga mempraktikkan ilmu tersebut sebagai salah satu kelebihan.
Salah satu yang terkenal adalah ilmu tenaga dalam yang dimiliki oleh Praka Pujiono, salah satu Anggota Kopassus TNI.
Menggunakan keahliannya, sosok yang merupakan anggota pencak silat Merpati Putih ini mampu menemukan titik korban longsor di Bogor beberapa waktu lalu.
Itulah kisah pembebasan sandera di Mapenduma oleh Kopassus, saat Prabowo Subianto masih menjabat Danjen Kopassus.