Pria Berpakaian Tenis Kejar Truk Kopassus, 2 Pasukan Elite Baku Hantam di Lapangan Banteng
Kedua pasukan itu bersitegang gara-gara saling ejek ketika mereka sama-sama latihan di Lapangan Banteng.
Dalam bukunya Julius Pour menggambarkan kawasan Kwini hingga Senen, Jakarta Pusat berubah mencekam.
Masyarakat was-was bentrok antar pasukan TNI tersebut pecah dan terjadi kontak senjata.
Dikisahkan saat itu Komandan Batalyon I RPKAD Mayor Benny Moerdani baru pulang main tenis dari Senayan.
Masih mengenakan seragam olahraga Benny menduga ada yang tak beres saat melihat iring-iringan truk RPKAD penuh sesak oleh tentara.
Tak berseragam konvoi RPKAD dari Batalyon II tersebut meninggalkan markas dengan tergesa-gesa.
Benny kemudian berusaha mengejar konvoi truk itu.
Di sepanjang jalan masyarakat terlihat panik, Benny pun berhenti dan menanyakan apa yang terjadi kepada warga.
Warga yang terlihat ketakutan menjawab bahwa telah terjadi baku hantam antara RPKAD dan KKO.
Dan benar saja, saat mengecek ke RSPAD Benny melihat korban berjatuhan dari kedua belah pihak.
Melihat hal ini Benny yang berusaha ingin melerai pertikaian pergi ke asrama KKO Kwini.
Tanpa membawa senjata dan hanya menggunakan pakaian olahraga tanpa takut Komandan RPKAD ini masuk ke asrama KKO yanng notabene tengah gontok-gontokan dengan RPKAD.
Sampai di pos jaga dia melihat puluhan Tjakrabirawa eks KKO siap tempur dengan senjata terkokang.
Di pos tersebut seorang serdadu KKO memberi hormat kepada Benny, rupanya serdadu tersebut bekas anak buahnya saat Operasi Trikora di Irian Barat.
Akhirnya prajurit tersebut diminta untuk memanggil komandan mereka.
Baca: Kisah Marinir Kebal yang Tak Luka-luka Walau Kena Bacokan Parang Begal dan Buat Heboh Medsos