Beredar Foto yang Kaitkan Abu Rara Dekat dengan Wiranto, Ternyata Ini Fakta Sebenarnya yang Terjadi

Beredar foto-foto mengaitkan Abu Rara dengan foto orang dekat Wiranto bersorban putih dan berkain putih. Ini penjelasan Wiranto terkait wanita

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
photocollage/wartakotalive.com/FACEBOOK/ARDHIN TABITA/rakyatku.com
Beredar foto Abu Rara yang dikait-kaitkan dengan lelaki bersorban dekat Jenderal Purn Wiranto. Wiranto telah menjelaskan foto-foto viral dirinya dengan lelaki sorban putih dan wanita bercadar. 

Menkopolhukam Wiranto angkat bicara soal viralnya di media sosial foto kekuarga, anak dan cucunya yang bercadar. Sementara sang menantu, Abdi Setiawan, terlihat mengenakan sorban.

Foto keluarga itu saat pemakaman cucunya, Ahmad Daniyal Al Fatih (16 bulan), di pemakaman keluarga di Delingan, Karanganyar, Jawa Tengah, pada Jumat (16/11/2018) lalu.

"Pada saat cucu saya Ahmad Daniyal Al Fatih meninggal dunia, ibu, ayah dan kakak-kakaknya mengenakan busana muslim yang bercadar, bersorban. Banyak masyarakat terkejut, media sosial ramai membincangkan tentang mereka. Ada yang senang dan ada pula yang mencerca dengan prasangka dan cara mereka. Bahkan mencoba menghubung-hubungkan dengan tugas dan jabatan saya sebagai Menko Polhukam," kata Wiranto dalam pernyataan tertulisnya yang beredar pada Senin (19/11/2018).

Mantan Ketum Hanura ini mengakui, mengajarkan anak-anaknya untuk mencintai negara dengan cara masing-masing.

Diberitakan Tribunmedan.com saat itu, Wiranto memberi kebebasan kepada anak-anaknya, termasuk dalam berpakaian.

Wiranto kemudian mengulang nasihat yang dia berikan kepada anak-anaknya.

Berapa Telur yang Bisa di Konsumsi Dalam Sehari? Ternyata Jika Berlebihan, Resiko Diabetes Meningkat

"Jangan campur adukkan agama dengan ideologi negara, jangan jual agama untuk kepentingan politik dan jangan jual agama untuk mencari keuntungan finansial. Dalami agama untuk bekal di akhirat dan memberikan kebaikan bagi sesama, bangsa, dan negara."

"Kamu boleh kenakan baju apa saja selama kamu merasa nyaman, tetapi yang penting janganlah penampilanmu hanya untuk pamer tentang keislamanmu, karena kedalaman agamamu bukan diukur dari pakaianmu atau penampilanmu, tetapi akhlak dan perilakumulah yang lebih utama," demikian pesan Wiranto kepada keluarganya.

BERIKUT PENJELASAN LENGKAP WIRANTO TERKAIT DENGAN VIRALNYA FOTO KELUARGA

Beberapa tahun yang lalu, di saat anak saya Zainal Nurizky (alm) meninggal dunia pada saat belajar Al Qur’an di Afrika Selatan, ada sebagian orang mengatakan bahwa anak Wiranto menganut Islam radikal, masuk Islam garis keras, kader terorisme dan seterusnya.

Padahal dengan kesadarannya sendiri dia minta ijin untuk keluar dari Universitas Gadjah Mada yang sangat bergengsi itu karena keprihatinan dan kesadarannya melihat perilaku sebagian generasi muda yang tidak lagi memiliki kepribadian yang tepuji.

Dia mendalami Al Qur’an untuk memantapkan akhlaq dan moralnya sebagai basis pengabdiannya kedepan nanti sebagai generasi penerus. Lewat internet, dia memilih tempat belajar Al Qur’an yang bebas politik, Ponpes Internasional di wilayah Land Asia Afrika Selatan yang khusus untuk memantapkan pemahaman Al Qur’an yang mengedepankan persaudaraan dan kedamaian, bukan sekolah teroris. Sayang sekali baru satu tahun belajar dari 7 tahun yang harus dijalaninya, dia meninggal disana karena sakit, disaat membaca ayat-ayat suci. Maka saat ada orang yang mencibir dan memfitnah, sayapun hanya tertawa, karena memang tidak perlu saya layani.

Sekarang ini pada saat cucu saya Ahmad Daniyal Al Fatih (alm) meninggal dunia, ibu, ayah dan kakak- kakaknya mengenakan busana muslim yang bercadar, bersorban, banyak masyarakat terkejut, media sosial ramai membincangkan tentang mereka. Ada yang senang dan ada pula yang mencerca dengan prasangka dan cara mereka. Bahkan mencoba menghubung-hubungkan dengan tugas dan jabatan saya sebagai Menko Polhukam.

Agar anak dan cucu saya dapat menghadap Allah yang Maha Kasih dengan tenang, maka tidak ada salahnya kalau saya menjelaskan tentang keluarga saya dan prinsip-prinsip kehidupan yang saya berikan kepada mereka.

Saat ini di tahun 2018 sudah genap setengah abad (50 tahun) saya mengabdikan diri saya kepada Ibu Pertiwi, 32 tahun dalam penugasan sebagai militer aktif dan sisanya 18 tahun dalam politik dan pemerintahan. Banyak yang telah saya lakukan untuk menjaga keutuhan, kedaulatan dan kehormatan negeri ini. Prestasi, pujian juga fitnah dan cercaan sudah tak terbilang banyaknya, namun tidak menggoyahkan kecintaan saya kepada negeri ini dan keyakinan saya tentang idiologi negara Pancasila, Saptamarga yang telah merasuk dalam jiwaraga saya.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved