Lobi-Lobi SBY dan Jokowi Soal Jatah Menteri Belum Capai Titik Temu, Begini Reaksi Partai Demokrat

Presiden Jokowi mengantarnya sampai ke teras samping Istana Merdeka. Di sana, mobil golf sudah menunggu untuk mengantar SBY menuju kendaraannya.

Editor: Tommy Kurniawan
ist
Presiden Jokowi mengantarnya sampai ke teras samping Istana Merdeka. Di sana, mobil golf sudah menunggu untuk mengantar SBY menuju kendaraannya. 

Saat media diberi kesempatan untuk mengambil gambar, keduanya tengah keduanya tampak berbincang serius. Namun, tak terdengar apa yang dibicarakan SBY dengan Jokowi.

TRIBUNJAMBI.COM - Lobi-Lobi antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) nampaknya sudah dimuali.

Hal ini ditandai dengan pertemuan SBY dengan Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (10/10/2019).

Sebelumnya, SBY yang mengenakan bkemeja batik coklat, sementara Jokowi mengenakan kemeja putih lengan panjang andalannya.

Saat media diberi kesempatan untuk mengambil gambar, SBY dan Jokowi tampak berbincang serius.

Namun, tak terdengar apa yang dibicarakan SBY dengan Jokowi.

Lobi-Lobi SBY dan Jokowi Soal Jatah Menteri Belum Capai Titik Temu, Begini Reaksi Partai Demokrat
Lobi-Lobi SBY dan Jokowi Soal Jatah Menteri Belum Capai Titik Temu, Begini Reaksi Partai Demokrat (ist)

Saat media diberi kesempatan untuk mengambil gambar, keduanya tengah keduanya tampak berbincang serius. Namun, tak terdengar apa yang dibicarakan SBY dengan Jokowi.

Pertemuan itu berlangsung selama kurang lebih satu jam. Usai pertemuan, SBY langsung meninggalkan Istana.

Presiden Jokowi mengantarnya sampai ke teras samping Istana Merdeka. Di sana, mobil golf sudah menunggu untuk mengantar SBY menuju kendaraannya.

Lobi-lobi menteri

Setelah itu, Jokowi kembali masuk ke Istana dan memberi keterangan kepada media seorang diri. Ia menyebut pertemuan dengan SBY sudah dirancang sejak lama.

"Ini saya dengan Pak SBY sudah janjian lama tapi belum pas waktunya dan hari ini, Alhamdulillah pas waktunya dan ketemu," kata Jokowi.

Jokowi mengaku membahas situasi politik terkini dengan SBY. Ia pun mengakui turut membahas peluang Partai Demokrat bergabung ke kabinetnya di periode kedua bersama Ma'ruf Amin. Namun, belum ada titik temu antara kedua pihak.

"Kita bicara itu (peluang Demokrat masuk kabinet), tapi belum sampai sebuah keputusan," ujar Jokowi.

Jokowi menambahkan, belum ada nama-nama menteri yang diusulkan oleh SBY. Ini termasuk saat ditanya apakah SBY mengajukan putera sulungnya Agus Harimurti Yudhoyono, Jokowi juga menjawab belum.

"Enggak sampai ke sana, belum sampai ke sana," kata Jokowi.

Jokowi pun meminta wartawan bertanya kepada SBY apakah bersedia membawa partainya bergabung ke pemerintahan atau tidak.

"Ditanyakan ke Pak SBY langsung," kata dia.

Sayangnya, SBY tak ikut saat Jokowi memberi keterangan ke awak media.

Komentar Partai Demokrat

Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahean membenarkan pertemuan antara SBY dengan Jokowi untuk membahas penguatan kerja sama antara partainya dengan pemerintah dalam lima tahun ke depan.

"Memang ada pembicaraan terkait kerja sama politik, di mana Pak SBY dan Partai Demokrat kan sudah menyatakan akan mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf," kata Ferdinand.

Baca: Pertama Kalinya Irish Bella Tunjukkan Senyum Pasca Bayi Kembarnya Meninggal, Mata Ammar Zoni Berubah

Baca: Wiranto Ditikam, Kenapa Sebagian Komentar Malah Tak Simpatik? Ada Dendam Terpendam

Baca: Sindiran Jerinx SID Soal Wiranto Ditusuk, Ragukan Jenis Pisau hingga Hanum Rais Sebut Settingan

Baca: Wiranto Ditusuk di Banten, Benarkah Wiranto Jadi Target Aliran Garis Keras? Begini Kata Pengamat

Oleh karena itu, Ferdinand menilai pertemuan Jokowi dan SBY adalah sesuatu yang wajar. Ia juga mengamini bahwa pertemuan kemarin sudah dirancang sejak jauh-jauh hari.

"Jadi ini adalah bagian dari komunikasi politiknya pembicaraan apa-apa yang harus kita kerjasamakan," kata dia.

Namun, saat ditanya apakah SBY sudah mengusulkan nama-nama calon menteri dari Partai Demokrat saat pertemuan kemarin, Ferdinand menutup mulut rapat-rapat.

Ia hanya menegaskan bahwa menteri adalah sepenuhnya hak prerogatif presiden.

"Kalau untuk detailnya menteri, kabinet dan segala macam, kami tidak bisa bicara. Sebab kami tidak ingin mengganggu hak prerogatif Pak Jokowi," ucapnya.

Berubah haluan Sejak 2014 lalu, Partai Demokrat berada di luar pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Pada Pilpres 2019 Demokrat juga lebih memilih mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Namun setelah pilpres usai dan Jokowi-Ma'ruf keluar sebagai pemenang, SBY menginstruksikan seluruh kadernya untuk mendukung presiden dan wakil presiden terpilih sampai 5 tahun ke depan.

Hal itu diungkapkan SBY ketika memberikan pembekalan anggota legislatif periode 2019-2024 di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (10/9/2019).

"Etika politik Partai Demokrat adalah memastikan pemerintahan yang sudah terpilih dengan demokratis ini kita dukung penuh sampai selesai lima tahun, karena kompetisi sudah berakhir dan itulah DNA Partai Demokrat," tutur Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan usai acara.

SBY, lanjut Hinca, juga menyatakan, Partai Demokrat akan mendukung pemerintah dalam memajukan Tanah Air.

Meski demikian, apabila dalam perjalanan ada kebijakan yang dinilai kurang baik, Partai Demokrat akan tetap memberikan kritik membangun.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved