Berapa Biaya 'Mencetak' 1 Pilot Tempur TNI AU? Kisah Pertempuran Paskhas Ini Beri Jawaban

Berapa biaya yang dibutuhkan untuk mencetak 1 pilot tempur TNI AU? Kisah pertempuran Paskhas ini akan memberi jawabannya.

Editor: Duanto AS
Tribunnews
Paskhas TNI AU 

Berapa biaya yang dibutuhkan untuk mencetak 1 pilot tempur TNI AU? Kisah pertempuran Paskhas ini akan memberi jawabannya.

TRIBUNJAMBI.COM - Anda pernah menonton film Behind Enemy Line?

Film ini tentang jatuhnya pesawat F-16 AS di Bosnia.

Itu bisa memberikan gambaran tentang keistimewaan pilot tempur TNI AU.

Ada beberapa pasukan elite TNI yang kerap dikirim untuk misi rahasia.

Ada Kopassus yang identik dengan baret merah, Kopaska dari TNI AL dan lain lain.

Baca Juga

 Kunya Ular Kobra Hidup-hidup, Prajurit Kopassus Ini Teguk Darahnya, Reaksi Menhan AS Terbelalak

 Rahasia Kekuatan Super Kopassus, Tak Bisa Dipecahkan Militer Negara Lain, Para Jenderal Dikumpulkan

 Keluarga TNI Sejati, KSAD dan Profesor Intelijen Pernah Digembleng Kopassus

Khusus untuk TNI AU juga mempunyai pasukan elite bernama Korp Pasukan Khas (Korpaskhas) atau Paskhas

Pasukan ini dikenal pula sebagai Korps Baret Jingga, mengingat baret yang digunakan berwarna jingga.

Di dalam Korps Paskhas juga terdapat pasukan khusus yang dinamai Satuan Bravo 90 .

Dalam kegiatan sehari-hari, banyak orang menyangka jika personel Paskhas adalah anggota Kopassus, lantaran baret yang hampir sama.

Mengapa Paskhas warna baretnya bukan merah darah, melainkan jingga?

Nama Pasukan Khas pun banyak mengundang tanda tanya.

Kenapa tidak menggunakan nama ‘’Pasukan Khusus’’ saja?

Paskhas memang Pasukan Khas. Kekhasannya atau ciri khasnya terdapat pada kemampuan khusus personel.

Sebagai pasukan elite TNI AU tugas utama Paskhas adalah menjaga pangkalan udara dan semua asetnya.

Dalam peperangan tugas utama mereka juga menguasai pangkalan udara lawan dan kemudian mengoperasikannya.

Itulah kekhasan pasukan Paskhas, yakni kemampuan mengoperasikan pangkalan udara untuk penerbangan pesawat.

Satu-satunya pasukan elite TNI yang bisa mengoperasikan bandara atau pangkalan udara memang hanya Paskhas.

Mereka telah mendapat pelatihan mengoperasikan pangkalan udara secara memadai.

Para pilot AURI di tahun 1945-1947
Para pilot AURI di tahun 1945-1947 (Intisari)

Melansir intisari-online, suatu kali ketika pasukan Australia mendarat di Timor Timur usai jajak pendapat (1999) kemudian lepas dari RI, mereka sangat terkejut melihat sepak terjang Paskhas.

Pasalnya semua personel Paskhas yang bertugas di Bandara Internasional Comoro (sekarang Bandara Presidente NicolouLobato) secara teknis mahir mengoperasikan bandara.

Pasukan Australia yang awalnya tampil arogan berubah jadi segan terhadap personel Paskhas.

Pasalnya yang ada di pikiran pasukan Australia, hanya pasukan SAS (Special Air Service) Inggris yang punya kemampuan mengoperasikan bandara.

Pasukan Paskhas memang khas.

Satu di antara kemampuan tempur pasukan TNI AU ini sangat jarang dimiliki oleh pasukan militer pada umumnya.

Mereka harus bertaruh nyawa saat operasi tempur combat SAR.

Kemampuan melaksanakan misi SAR sambil bertempur melawan musuh ini dimiliki oleh pasukan baret jingga.

Misi tempur combat SAR adalah misi menyelamatkan pilot tempur yang eject atau bail out, melompat menggunakan kursi pelontar setelah pesawat tempurnya jatuh ditembak.

Pilot yang berhasil mendarat selamat itu akan menjadi masalah ketika lokasi pendaratannya di daerah musuh.

Untuk menyelamatkannya membutuhkan pasukan yang memiliki kemampuan combat SAR.

Maka dari itu dikirimlah pasukan untuk menjemput.

Keistimewaan pilot tempur

Di lingkungan TNI AU, pilot tempur memang demikian istimewa dan berharga.

Pasalnya butuh waktu bertahun-tahun untuk mencetak seorang pilot tempur

Dari sisi biaya saja, untuk mendidik pilot tempur minimal membutuhkan dana Rp 1 milliar per orang.

Oleh karena itu, demi menjamin keselamatan pilot tempur, pasukan Paskhas sebagai pelindungnya pun dibekali kemampuan combat SAR.

Paskhas. (kompas.com)
Paskhas. (kompas.com) ()

Dalam pelaksanannya operasi combat SAR harus terencana matang, cepat dan akurat, demi menghindari sergapan pasukan lawan.

Jika sampai disergap, akibatnya personel yang sedang melaksanakan misi combat SAR bisa saja gugur dalam tugas.

Kadang operasi combat SAR memang berlangsung dalam hujan tembakan pasukan lawan, seperti yang sering terjadi dalam Perang Vietnam (1968-1975).

Helikopter yang bermaksud mengevakuasi pilot atau prajurit yang terluka banyak yang hancur akibat disergap pasukan Vietkong bersenjata peluncur granat (RPG).

Atau seperti dalam film berdasar kisah nyata jatuhnya pesawat F-16 AS di Bosnia, bertajuk Behind Enemy Line.

Dalam film itu dikisahkan bagaimana penyelamatan seorang pilot tempur AS demikian sulit.

Selain itu, pilot tempur itu sendiri harus mampu bertarung melawan pasukan bersenjata terlatih yang ingin menangkapnya.

Kirim dua helikopter

Dalam operasi standar yang dilaksanakan TNI AU, misi tempur combat SAR biasanya melibatkan dua helikopter tempur.

Satu heli bertugas menurunkan pasukan penyelamat dan satu heli tempur lainnya bertugas sebagai pelindung (air cover).

Ilustrasi Pesawat tempur TNI AU
Ilustrasi Pesawat tempur TNI AU (photo : TribunNews)

Misi Combat SAR berlangsung secepat mungkin dalam hitungan detik.

Itu karena pasukan penyelamat bukan bertugas untuk menghadapi pasukan lawan yang kemudian datang dalam jumlah besar.

Namun jika terpaksa, mereka pun akan bertempur sampai titik darah penghabisan.

Apalagi Paskhas juga pasukan parakomando yang terlatih berperang dalam kondisi dan situasi apapun demi menyelamatkan pilot tempur. (intisari online)

Kisah-kisah pasukan elite TNI bisa dibaca di Tribunjambi.com.

Subscribe Youtube

 Rahasia Kekuatan Super Kopassus, Tak Bisa Dipecahkan Militer Negara Lain, Para Jenderal Dikumpulkan

 Warga Rebutan Naik Tank di Korem 042/Gapu hingga Bodi Tertutup, Kemeriahan HUT Ke-74 TNI

 Awalnya Sok Jago, Tiba-tiba Pasukan Elit Australia Mendadak Ciut saat Tahu Kualifikasi Paskhas

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved