MIRIS Diajak Main Bola, Siswa 12 Tahun Ini Malah Dibully Hingga Mesti Cium Kaki Temannya

Kasus bullying lagi-lagi kembali terjadi dan menimpa seorang bocah laki-laki. Bocah yang tak diketahui namanya tersebut berusia 12 tahun.

Editor: rida
zoom-inlihat foto MIRIS Diajak Main Bola, Siswa 12 Tahun Ini Malah Dibully Hingga Mesti Cium Kaki Temannya
Grid.id
Siswa dibully hingga cium kaki temannya

TRIBUNJAMBI.COM- Kasus bullying lagi-lagi kembali terjadi dan menimpa seorang bocah laki-laki.

Bocah yang tak diketahui namanya tersebut berusia 12 tahun.

Insiden pembullyan itu terungkap usai fotonya saat mengalami pemaksaan beredar di platform media.

Baca: Bupati Pamer Slip Gaji, Budhi Sarwono : Kalau Seperti Itu Ngajari Mencuri, Habis Bupati Se-Indonesia

Baca: FAKTA Terbaru Mayat Dalam Karung, Istri Siri Oknum Anggota TNI Itu Ternyata Sedang Hamil

Baca: WOW Barbie Kumalasari Mengaku Perawatan Tubuhnya Satu Kali Suntik, Satu Menit Rp 200 Juta, Percaya?

Melansir dari laman The Sun pada Jumat (4/9/2019), kasus itu terjadi di Melbourne, Australia.

Dalam foto yang beredar, tampak bocah laki-laki itu bersujud sembari mencium kaki anak laki-laki lain.

Anak laki-laki itu mengenakan pakaian hitam sembari memegang sebuah ponsel seolah tengah mengabadikannnya juga.

Kejadian itu tampak di sebuah taman dekat jalan raya, dan terjadi pada siang hari.

Berdasarkan laporan, kedua bocah yang terlihat dalam foto itu sama-sama bersekolah di Cheltenham Secondary College.

Ibu sang bocah, yang tak disebutkan namanya mengatakan ke media setempat bahwa bullying itu benar menimpa anaknya.

Baca: Penemuan Spesies Katak Baru, Bertanduk, Ditemukan di Indonesia, Tepat Disini, Berikut Ciri-cirinya

Baca: VIRAL Kisah Perjuangan Siswa Kelas 5 SD Jualan Sayur Demi Kesembuhan Adik yang Idap Penyakit Langka

Baca: Ada Tanda Kekerasan, Tim Forensik Pastikan Mayat Dalam Karung Korban Pembunuhan, Polisi Buru Suami

Saat itu seorang teman kelasnya mengajak putranya untuk datang ke taman.

Mereka mengatakan akan mengadakan pertandingan sepakbola bersama kelompok anak-anak lain.

Namun ternyata, hal itu hanyalah tipuan yang digunakan untuk menjebak anaknya.

Saat tiba di lokasi, anaknya justru mendapatkan intimidasi dan penyerangan dari sembilan anak lainnya yang berusia 12 dan 13 tahun.

Tak cuma itu, putranya juga dipaksa bersujud dan mencium kaki seorang anak lain.

Sementara itu, beberapa teman lainnya justru memotret dan merekam aksi pembullyan itu.

Usai kejadian, sang ibu mengatakan jika putranya mengalami trauma berat hingga harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Anaknya terus menerus menderita serangan kecemasan akut.

Baca: Live Streaming MotoGP Thailand 2019 12.00 WIB, Langsung Trans7, Penentu Marc Marquez Juara Dunia?

Baca: DETIK-detik KOPASSUS Selamatkan Pesawat Garuda Indonesia yang Dibajak Komando Jihad, Cuma 3 Menit

Baca: Capaian PBB Baru Rp 1,4 Miliar, Sekda Tanjabtim Sebut Kerja Perangkat Desa Belum Maksimal

Baca: PERJUANGAN Seorang Ayah Ditinggal Pergi Istri yang Derita Kanker, Rawat 7 Anak, 3 Idap Lumpuh Otak

Tak cuma mengalami kekerasan fisik namun juga secara verbal dari teman-teman sekolahnya.

Saat berada di sekolah, putranya juga diserang ketika berjalan di lorong dan diumpat dengan kata-kata kasar.

Sementara itu, saat kasus viral setelah beredar di Instagram, ibu sang bocah menjadi geram karena pihak sekolah sempat tak mau mengakui tindakan yang sudah menimpa putranya.

Entah karena takut reputasi sekolah menjadi buruk atau hal lainnya, salah satu perwakilan pihak sekolah justru seolah-olah bertindak tak mau tahu.

Pihak sekolah mengklaim jika tindakan itu terjadi di luar lingkungan sekolah, sehingga bukan ranah mereka untuk memberikan hukuman atau pendisiplinan.

"Itu tidak terjadi di halaman sekolah, tidak ada yang bisa kita lakukan, pergi saja ke polisi jika anda pikir itu masalah."

"Kami tidak bisa berbuat banyak tentang kejadian itu," ucap pihak sekolah saat ibu bocah itu mencoba mendiskusikan kasus anaknya.

Akibat dari insiden itu, bocah laki-laki itu menjadi takut untuk berangkat ke sekolah.

Ibunya pun akhirnya memilih untuk memindahkan putranya ke sekolah lain demi kesehatan psikis sang putra.

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved