Kakak Mahasiswa Unila yang Tewas Curiga Keterangan Panitia, Rekan Korban Sampai Syukur Cuma Luka
Kakak Arga Trias Tahta, Amin Abdulrahman (36) merasa tak terima dengan kejadian yang telah merenggut nyawa adik kecilnya.
Kakak Mahasiswa Unila yang Tewas Curiga Keterangan Panitia, Rekan Korban Sampai Syukur Cuma Luka
TRIBUNJAMBI.COM-Arga Trias Tahta (19) mahasiswa Fakultas Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila) menghembuskan napas terakhirnya saat mengikuti diksar pencinta alam yang diadakan oleh UKM Cakrawala Unila.
Sayangnya, Arga Trias Tahta harus menghembuskan napas terakhirnya di hari terakhir pelatihan, yakni pada Minggu (29/9/2019).
Kakak Arga Trias Tahta, Amin Abdulrahman (36) merasa tak terima dengan kejadian yang telah merenggut nyawa adik kecilnya.
Apalagi setelah Amin melihat kondisi jenazah adiknya penuh luka lebam, yang ia nilai tak disebabkan karena terjatuh seperti yang diceritakan panitia.

"Namun, Amin belum percaya dengan Ada sesuatu yang disembunyikan panitia," ucap Amin.
Taktik Jokowi Agar Tak Dilengserkan Mahasiswa, Ini Anak Buah Prabowo yang Mau Gagalkan Pelantikan
Berbeda Sekali dengan Soeharto, Begini Kondisi Jenazah 7 Jenderal Korban PKI Menurut Tim Forensik
Daftar Nama 14 Artis yang Dilantik Jadi Anggota DPR RI 2019-2024, Cek Nama dan Dapil
Di sisi lain, pihak kepolisian sudah mendapatkan keterangan sementara dari keluarga korban dan senior FISIP unila.
Mengutip Tribun Lampung, Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Asryad mengatakan dari hasil penyelidikan sementara, korban disebut terjatuh ke jurang sedalam 15 meter.
Namun bukannya dirawat, pihak panitia justru meminta korban untuk tetap mengikuti kegiatan diksar.
"Selanjutnya dilakukan evakuasi oleh senior dan rekan korban, selanjutnya korban masih diminta mengikuti kegiatan diksar sampai dengan hari Minggu sekira jam 10 pagi," ungkap Pandra.
Kasus meninggalnya Agus Trias Tahta ini masih terus diselidiki oleh Satreskrim Polres Pesawaran.
Kegiatan diksar pencinta alam itu digelar dari rabu (25/9/2019) hingga Minggu (29/9/2019).
Diksar pencinta alam tersebut dilakukan panitia UKM Cakrawala Unila di Desa Cikoak, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Bandar Lampung.
Setidaknya, ada 13 peserta yang mengikuti pelatihan tersebut.
Sempat Dipukuli
Seorang mahasiswa Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila), Aga Trias Tahta (19), meninggal dunia saat mengikuti pendidikan dasar (diksar) pencinta alam UKM Cakrawalla.
Mahasiswa Unila tersebut, meninggal dunia saat tengah menjalani diksar pencinta alam di Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Lampung, pada Minggu (29/9/2019) pagi.
Mengutip Kompas.com, kegiatan diksar UKM Cakrawala yang diikuti Aga Trias Tahta diadakan sejak Rabu (25/9/2019) hingga Minggu kemarin.
Namun sayang, Aga Trias Tahta meninggal dunia di hari terakhir pelatihan.
Pihak keluarga mengatakan, korban sempat mengikuti demonstrasi mahasiswa selama dua hari di gedung DPRD Provinsi Lampung.
Demo tersebut diikuti korban tepat sebelum berangkat ke kegiatan diksar tersebut.
Pihak pantia Diksar UKM Cakrawala Unila mengatakan, ada 13 mahasiswa yang mengikuti kegiatan tersebut.
Namun saat kegiatan, korban disebut sempat jatuh pingsan pada Sabtu (28/9/2019).
Namun, pihak panitia hanya menyiram korban dengan air agar sadar, dan terus melanjutkan naik ke atas gunung menggunakan motor untuk diinapkan di kamp.
Bantahan Panitia
Muncul dugaan jika korban mengalami penganiayaan oleh senior, pihak pengurus UKM Cakrawala Unila pun akhirnya angkat bicara.
Pengurus UKM Cakrawala, Shyntia Claudia mengaku, pihaknya sudah melakukan pelatihan sesuai standar.
Menurutnya, diksar yang dilakukan oleh UKM Cakrawala meliputi pelatihan fisik dan juga mental.
“Kegiatan fisik seperti push up. Kegiatan ini sudah sesuai standar diksar pencinta alam lainnya, tujuannya agar bisa menghadapi dan beradaptasi terhadap kondisi alam,”
Bersyukur Cuma Luka
Namun, hal yang berbeda justru diungkap oleh salah satu rekan korban, Aldi Dharmawan (19).
Aldi Dharmawan, mahasiswa jurusan Sosiologi Fisip Unila ini justru terbaring lemah di ruang 1E RS Bhayangkara, Bandar Lampung, usai mengikuti diksar pencinta alam bersama Aga Trias Tahta.
Ditemani kedua orangtuanya, Suparjiyono dan Komsatinah, Aldi Dharmawan mengaku 'beruntung' nasibnya tak seperti rekannya, Aga.
Pasalnya, ia hanya mengalami luka-luka, sedangkan Arga telah meninggal dunia.
Kepada ibunya, Aldi mengaku telah dianiaya para seniornya saat mengikuti Diksar UKM Cakrawala.
Aldi mengatakan, perutnya dipukul berkali-kali.
Kedua pipinya juga turut menjadi sasaran tamparan para seniornya.
Bahkan setiap hari selama pelatihan, Aldi bersama 12 rekannya yang lain disuruh merayap di tanah tanpa mengenakan baju.
Akibatnya, Aldi mengalami luka-luka di bagian perutnya.

"Baru masuk (RS) tadi pagi. Tatapannya kosong. Dia belum bisa diajak komunikasi," ucap Komsatinah.
Hal yang sama turut disampaikan oleh ayah Aldi, Suparjiyono.
Dua rekan Aldi dan Aga, turut mengalami kekerasan yang sama saat diksar.
Bahkan, dua rekan Aldi dan Aga tersebut sudah melaporkan pengainyaaan yang mereka terima ke kepolisian setempat.
"Kalau anak saya Aldi ini dirawat di RS Bhayangkara. Yang lainnya tadi ketemu di Polres Pesawaran," ucap Suparjiyono.
Ia pun sangat menyayangkan diksar yang diadakan oleh UKM Cakrawala, yang notabene adalah acara kampus.
"Kegiatan ini berlebihan. Bukan mencerminkan mahasiswa. Keluarga sangat terpukul," tutupnya.
Taktik Jokowi Agar Tak Dilengserkan Mahasiswa, Ini Anak Buah Prabowo yang Mau Gagalkan Pelantikan
Berbeda Sekali dengan Soeharto, Begini Kondisi Jenazah 7 Jenderal Korban PKI Menurut Tim Forensik
Daftar Nama 14 Artis yang Dilantik Jadi Anggota DPR RI 2019-2024, Cek Nama dan Dapil
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN JAMBI:
.
SUMBER: GRID