Kerusuhan di Papua
Siapa Sebenarnya dr Soeko Marsetiyo? Sang Dokter Mengabdi di Papua Tapi Tewas Akibat Kerusuhan
Sang dokter bersedia meninggalkan keluarganya di Yogyakarta untuk melayani masyarakat di pedalaman Papua. Namun dia malah tewas akibat kerusuhan.
Sang dokter bersedia meninggalkan keluarganya di Yogyakarta untuk melayani masyarakat di pedalaman Papua. Namun dia malah tewas akibat kerusuhan. Siapa sebenarnya dr Soeko Marsetiyo?
DUNIA Kesehatan Papua berduka setelah salah satu dokter yang selama lima tahun terakhir bertugas di Kabupaten Tolikara, Papua, menjadi korban tewas kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Namanya dr Soeko Marsetiyo (53 tahun).
Dia berprofesi sebagai dokter umum.
Soeko Marsetiyo bersedia meninggalkan keluarganya di Yogyakarta untuk melayani masyarakat di pedalaman Papua.
Namun peristiwa kerusuhan di Papua, tepatnya Wamena, malah merenggut nyawanya.
Baca Juga
Benarkah Dian Sastro Bodoh? Terungkap Isi Skripsi Kecantikannya di Universitas Indonesia, Berat
Harus Berdusta Demi Tugas dan Cinta, Sisi Lain Petugas di Arena Pemadaman Api (1)
Bahas Mahasiswa Disweeping di Restoran, Haris Azhar: Makan Sudah Dilarang di Republik Ini?
Siapa Sebenarnya Livia Ellen, Mahasiswi UI Fotonya Viral Saat Demo di DPR Ternyata Bukan Orang Biasa
10 Foto Adik DJ Katty Butterfly Posisi Baju Agak Terbuka, Sandy Klisana Lebih Cantik dari Sang Kakak
Namun, hal ini berbeda ketika dr Soeko datang ke Papua sekitar tahun 2014.
"Saya tidak terlalu tahu dia sebelumnya bertugas di mana, tetapi ketika dia datang di Papua dia langsung bertugas di Tolikara dan memang dia meminta pelayanannya di daerah yang terisolir," tuturnya saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (26/9/2019).
Silwanus menilai, dengan usia yang tidak muda lagi, seorang dokter biasanya sudah ingib merasakan kehidupan yang nyaman.
Tetapi, hal tersebut tidak berlaku bagi dr. Soeko yang terus bersikeras untuk tetap mengabdi di pedalaman Papua.
"Itu luar biasa, beliau mau mengabdi di daerah yang sulit di usianya sekarang 53 tahun. Biasanya orang sudah meminta di kota, dia masih meminta untuk bertahan di daerah yang terisolir," kata Silwanus.
Dunia kedokteran berduka
Tewasnya dr. Soeko pada 23 September 2019 setelah sebelumnya sempat mendapat penanganan medis di RSUD Wamena, merupakan duka bagi seluruh insan kesehatan di Papua.

Silwanus memastikan seluruh insan kesehatan di Papua akan memberikan penghormatan terakhir kepada dr. Soeko sebelum jenazahnya akan dikembalikan ke pihak keluarga.